Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

nichols15Avatar border
TS
nichols15
Rakyat Papua Serukan Pengusiran Ulama Muslim Radikal
Ja’far Umar Thalib mengancam untuk mengubah Provinsi Papua, Indonesia menjadi medan perang, menurut para pemimpin Kristen. Ulama itu berada di balik kerusuhan Ambon, yang memecah antara umat Kristen dan Islam dan menewaskan lebih dari 5.000 orang. Pemuka Islam Papua juga mendukung seruan tersebut, mengatakan Thalib bisa memecah kerukunan beragama di Papua.

Oleh: Benny Mawel (UCA News)

Seorang ulama Muslim radikal berisiko diusir dari Papua setelah lebih dari 2.000 warga Kristen di provinsi timur Indonesia tersebut menuntut pengusirannya. Mayoritas penduduk Papua beragama Kristen.

Anggota komunitas Muslim minoritas Papua juga menyerukan pengusiran Ja’far Umar Thalib, seorang ulama yang meraih ketenaran dalam konflik mematikan antara umat Kristen dan Muslim di Ambon, Kepulauan Maluku, hampir 20 tahun yang lalu.

Ulama tersebut telah merekrut “tentara jihadis” dalam kerusuhan yang merenggut nyawa sekitar 5.000 orang antara tahun 2000 dan 2003.

Tuntutan untuk mengusirnya dari Papua dilakukan selama protes di luar kantor Gubernur Papua di ibu kota provinsi, Jayapura, hari Senin (4/3). Para pengunjuk rasa mengatakan bahwa jika gubernur tidak mengusir Thalib, mereka akan melakukannya sendiri.

Masyarakat Papua menuduh ulama tersebut telah melakukan kekerasan terhadap orang Kristen sejak Ja’far Umar Thalib tiba di daerah itu tahun 2015. Kasus terbaru terjadi tanggal 27 Februari 2019 ketika ia dan beberapa pengikutnya menyerang seorang pria Kristen di rumahnya karena bermain musik di sebelah masjid. Massa juga menyerang dan melukai putra pria itu yang berusia 14 tahun.

Penyelenggara protes, Pendeta John Barangsano dari Gereja Injili Papua, mengatakan bahwa pemerintah daerah harus mengembalikan Thalib ke Jawa. “Kami semua berada di sini untuk mengusirnya dengan damai,” kata Barangsano.

“Kehadirannya telah merusak kerukunan antar umat beragama di Papua, dan jika tidak ada tindakan yang diambil dia akan mengubah tempat ini menjadi tanah konflik,” kata Pendeta Dorman Wandikbo, Presiden Gereja Injili di Indonesia. “Dia seharusnya tidak berada di sini,” katanya, seraya menambahkan bahwa pengaruh Thalib telah menyebar luas di Papua. “Kami tidak ingin dia menciptakan konflik lain seperti yang telah menghancurkan Ambon.”

Theo van der Broek, seorang pemimpin Katolik kelahiran Belanda, mengatakan bahwa Thalib dan kelompoknya menimbulkan ancaman serius bagi rakyat Papua. “Rakyat Papua menginginkan perdamaian, bukan pertempuran. Jadi, sebelum konflik meningkat, pemerintah harus menanggapi seruan ini dengan serius,” katanya.

Victor Tibul, ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) cabang Jayapura, mengatakan bahwa Thalib memiliki potensi untuk mengubah Papua dari “tanah Injil” menjadi markas besar kelompok-kelompok teroris. “Seharusnya tidak ada yang diizinkan mengubah Papua menjadi medan perang,” katanya.

Beberapa pemimpin Muslim setempat sepakat sepenuhnya. Taha Alhamid, seorang pemimpin Muslim Papua yang juga hadir di rapat umum itu, mengatakan komunitasnya percaya bahwa Talib harus dikembalikan ke kota asalnya. “Kami ingin polisi segera mengeluarkannya dari Papua,” tuturnya.

Sekretaris provinsi Herry Dosinaen setuju dengan para demonstran bahwa Thalib telah melampaui situasi singgahnya. “Pemerintah siap mengambil tindakan,” pungkasnya.

Sumber

Rasulullah saw tidak pernah mengajarkan kekerasan semacam itu kan?
4
3.4K
42
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.8KThread41.4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.