Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

erina79purbaAvatar border
TS
erina79purba
Yuki Bingung Memilih
Yuki Bingung Memilih
http://abiummi.com/assets/uploads/20...ak-Anak_01.jpg


Baca juga part 1

https://www.kaskus.co.id/show_post/5...d19549f75272d6

Part 2. Yuki Bingung Memilih

Hai semuanya cerita Yuki lanjutan dari part 1 Yuki Belum Siap Menikah Lagi


Quote:



Yuki masih berduka setelah kepergian ibu yang tercinta. Matanya masih bengkak karena kebanyakan menangis.

Ibu sanggupkah aku bertahan hidup tanpa tempat pengaduan
Ibu duka ini kapan berlalu
Tak terasa bening ini mengalir lagi tanpa kuminta


Aku menikah hanya bertahan seumur jagung
Semua karena aku tak bisa meninggalkan Ayah yang sekarat
Suamiku egois ingin memiliki seutuhnya tanpa peduli Ayah yang sekarat
Biarlah dia pergi jika karena Ayah pilihanku



Yuki memohon suaminya agar mempertimbangkan keputusannya. Suaminya yang bernama Hermawan mengajak Yuki untuk pindah dari rumah ayahnya. Yuki menolak.

"Istriku aku sudah punya rumah tidak jauh dari tempatku bekerja. Bagaimana jika bulan depan kita pindah?" Kata Hermawan sambil memandang istrinya.

"Maaf Mas aku tidak setuju kita pergi dari rumah ini apalagi ayah kurang sehat semenjak kepergian ibu." Yuki keberatan atas permintaan suaminya mengajak pindah rumah.

"Istriku kita lebih nyaman tinggal di rumah sendiri, biarpun kecil tapi kan hasil keringatku. Aku merasa tidak mampu kalau kita terus-menerus tinggal di rumah ayah." Hermawan masih memberikan penjelasan kepada Yuki agar mau pindah rumah dari rumah ayahnya.

"Tidak Mas, aku tidak bisa pindah dari rumah ini ayah lagi sakit tidak tega meninggalkannya sendirian." Yuki tetap bersikeras.
"Bagaimana jika ayah kita ajak sekalian ke rumah baru kita?" Kata Hermawan.

" Nanti aku coba dulu bertanya kepada Ayah apakah dia setuju." Kata Yuki.


Aku tidak bisa meninggalkan Ayah tanpa siapapun di sampingnya
Aku tidak mau kehilangan yang kedua kalinya

Ayah yang mengerti aku
Biarlah aku hidup single parent
Aku tetap berjuang menerjang badai
Tetap bersekutu dengan Dia
Aku bahagia hidup sendirian


***

Suatu hari di senja bergelut dengan rintik rinai hujan. Seperti biasa ayah duduk di teras rumah sambil membaca koran. Ayah Yuki baru pulang dari Rumah Sakit beberapa hari yang lalu. Ayah Yuki terkena diabetes. Penyakitnya tambah parah setelah ditinggal pergi oleh ibu.
Kini Ayah Yuki mulai sehat kembali. Apa yang harus aku lakukan jika aku mengutarakan keinginan suamiku dalam hati Yuki. Apakah ayah nanti drop lagi. Ah aku harus tetap bicara pada Ayah. Pikiran Yuki berkecamuk bagaimana caranya agar ayah mau ikut pindah ke rumah baru.


"Ayah ada yang ingin aku katakan," Yuki sambil duduk di kursi dekat ayah duduk.

"Ada apa Nduk," kata ayah sambil menurunkan koran yang dibacanya kemudian menatap Yuki.

"Cucuku sudah pulang dari les panahnya?"

" Belum Ayah, sebentar lagi dia pulang." Ujar Yuki.

"Suamimu kok dari kemarin belum Ayah lihat, kemana dia?"

"Ini yang mau Yuki ceritakan ayah." Kata Yuki.

Mas Hermawan ingin mengajak Ayah pindah ke rumah kami yang dekat dengan tempat pekerjaannya. Apakah Ayah mau ikutan pindah?" Kata Yuki sambil memandang ayah dengan wajah penuh harap.

"Rumah ini adalah kenangan terindah dengan ibumu. Rumah ini adalah ibumu, rumah ini hangat sehangat cinta kasih ibumu. Ayah memilih tetap setia bersama ibumu di sini.

"Tapi Ayah ibu sudah pergi, tidak apa-apa kan kita pindah rumah, dan rumah ini kita kontrakan," kata Yuki masih berharap Ayah berubah pikiran.

"Ayah tidak bisa anakku, berpisah dengan rumah ini. Sudah Ayah bilang rumah ini adalah ibumu, semua kenangan ada di sini. Biarpun ibumu tiada Ayah tetap merasa dia ada di dalam rumah ini.


Bersambung ke part 3 ya...
Diubah oleh erina79purba 06-03-2019 23:18
10
2K
53
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.