Sepanjang nonton kurang lebih dua jam di bioskop, ane berani simpulkan bahwa tidak ada hal baru yang akan kalian jumpai difilmnya teruntuk buat yang sudah baca novelnya dan jika dipresentasekan sih ada sekitar 90 persen kesamaannya. Cuma yang bikin lemah filmnya tuh gini, ketika kalian baca novel Dilan 1991 pasti merasakan nyeseknya tapi pas divisualkan kurang begitu dibangun emosi pemerannya. Ohh ya ane acungin jempol untuk pelaku dibelakang layar film ini, soalnya detail tempat dan suasananya mengalami peningkatan yang lebih maju dibanding film kemarin. Intinya 90-an banget lah gansist.

Pemeran pendukungnya betul-betul begitu banyak difilm ini. Bahkan berkat adanya para pemeran pendukung, filmnya jadi lebih berwarna dan menjadi nilai tambah buat film Dilan 1991. Ane bakal ceritain satu cameo yang mantap banget yaitu ibunya Anhar, ia kalau ngomong intinya ibu sunda bangetlah apalagi pas menegur anaknya tipis-tipis menusuk.

Gak bisa terlalu banyak bicara sih sama dua karakter utama film ini. Soalnya hampir gak ada peningkatan yang begitu mencolok antara Dilan 1990 dan 1991. Tapi kalau dilihat lebih detail lagi, Dilan yang diperankan oleh Iqbaal aktingnya ada peningkatan terutama saat mereka naik motor jadul bersama. Nah cuma yang bikin agak risih itu, akting dari Vanesha yang memerankan Milea. Ada dibeberapa scene itu yang diharuskan nangis tapi jarang keluar air matanya. Intinya emosinya datar-datar saja padahal dalam konflik yang berbeda loh.
Ohh satu lagi nih, pacar Milea pas kuliah kenapa dia? Gak banget .