Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

MataPolitikAvatar border
TS
MataPolitik
Kelompok Islam Terbesar di Indonesia Minta Penggunaan Kata ‘Kafir’ Diakhiri
Kelompok Islam terbesar di Indonesia mengatakan non-Muslim memiliki posisi yang sama urusan negara. Masalah-masalah keagamaan menurut mereka juga bisa menciptakan perpecahan politik dan sosial. Nahdlatul Ulama menyerukan agar non-Muslim di Indonesia disebut sebagai “muwathin”.

Oleh: Tassia Sipahutar dan Arys Aditya (Bloomberg)

Organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nadhlatul Ulama, telah mengeluarkan seruan untuk mengakhiri penggunaan kata “kafir” yang mengacu kepada non-Muslim dalam masalah negara atau kewarganegaraan. Tindakan ini bisa jadi bertujuan untuk menenangkan ketegangan religius jelang Pilpres 2019.

Nadhlatul Ulama, yang memiliki sekitar 140 juta anggota, mengatakan dalam Konferensi Nasional-nya bahwa non-Muslim tidak bisa disebut sebagai “kafir” karena mereka memiliki posisi yang setara di mata negara. Konferensi itu menyimpulkan bahwa non-Muslim sebaiknya disebut dengan “muwathin,” atau warga negara dengan hak dan kewajiban yang sama selayaknya Muslim Indonesia, menurut Ahmad Muntaha, seorang ulama Islam dan sekretaris dari Majelis Ulama NU Jawa Barat.

Muntaha mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di situs web kelompok itu bahwa seorang Muslim sebaiknya tidak menyebut non-Muslim dengan “Hai, Kafir” dalam konteks sosial apapun. Konferensi itu juga menekankan bahwa sebagai negara, Indonesia tidak didirikan hanya oleh orang Muslim saja.

Rekomendasi NU muncul ketika warga di negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia itu sedang bersiap untuk pemilihan presiden pada tanggal 17 April nanti. Masalah-masalah keagamaan telah memanaskan perpecahan antara para pendukung kandidat petahana Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan lawannya Prabowo Subianto.

Jokowi telah menghadapi protes dari beberapa kelompok Islam yang menuduh bahwa dia memperlakukan beberapa ulama secara tidak adil. Pasangannya dalam pemilihan kali ini, Ma’ruf Amin, adalah seorang ulama dan kepala dari badan pemimpin Muslim negara. Ma’ruf Amin juga adalah ketua adalah badan penasihat Nadhlatul Ulama.

Jokowi telah membantah tuduhan itu menganggapnya tidak berdasar.

Sumber

2
3.7K
35
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.