- Beranda
- B-Log Personal
Tentang Rasa dan Hati
...
TS
haj.aziz
Tentang Rasa dan Hati
Tentang Hati dan Rasa
Bukan soal sikap. Ini soal hati. Bukan masalah harga diri. Ini tentang rasa. Rasa itu ada, rasa itu nyata. Ketiadaannya terkadang membuatnya menjadi ada. Lagi-lagi, ini soal rasa. Menggebu-gebu. Membuat hiperbola. Merasa galau.
Lalu, apakah sungguh rasa itu ada? Tidak, dia tidak ada. Namun ketiadaannya yang menjadikan ia tetap hidup. Perlahan dan mekar. Rasa itu abadi. Ia tak akan pernah mati. Hanya redup karena perintah hati.
Ia datang, malu-malu Saling bertegur sapa dengan hati. Berdua mereka berbincang, kemudian akrab. Kalau sudah akrab, terang saja rasa bahagia. setelah itu mereka menjalin sebuah ikatan. Ikatan yang hangat, bersahabat, dan membingungkan. Hati sadar, ia yang biasanya bersikap anti-sosial seketika berubah. Rasa mampu membuatnya berdegup, penasaran, dan salah tingkah. Hati bahagia dengan perasaan menyenangkan itu. Rasa dan hati, jemari mereka bertaut. Saling mengikrarkan janji, memulai hidup. Hidup yang tak lagi sendiri
Hingga suatu saat. Janji yang selalu rasa dan hati bangga-banggakan pudar. Perlahan dan mematikan. Hati menangis, rasa tak acuh. Jemari mereka sudah tak lagi bertaut. Rupanya rasa sudah bosan, ia bosan dan pergi. Rasa. Pergi dengan sejuta kenangan dan harapan. Sekali lagi, hati terluka. Ia tak dapat terima. Ia mengelak, marah pada rasa. Tapi, apa daya? Rasa sudah terlanjur pergi. Pergi jauh dan tak akan kembali.
Hati menghujat rasa. Hati benci rasa. Hati perlahan mati.
Rasa. Tak selamanya berbunga. Tak selamanya suci menyucikan.
-aku, pelajar sma, 16 tahun-
Bukan soal sikap. Ini soal hati. Bukan masalah harga diri. Ini tentang rasa. Rasa itu ada, rasa itu nyata. Ketiadaannya terkadang membuatnya menjadi ada. Lagi-lagi, ini soal rasa. Menggebu-gebu. Membuat hiperbola. Merasa galau.
Lalu, apakah sungguh rasa itu ada? Tidak, dia tidak ada. Namun ketiadaannya yang menjadikan ia tetap hidup. Perlahan dan mekar. Rasa itu abadi. Ia tak akan pernah mati. Hanya redup karena perintah hati.
Ia datang, malu-malu Saling bertegur sapa dengan hati. Berdua mereka berbincang, kemudian akrab. Kalau sudah akrab, terang saja rasa bahagia. setelah itu mereka menjalin sebuah ikatan. Ikatan yang hangat, bersahabat, dan membingungkan. Hati sadar, ia yang biasanya bersikap anti-sosial seketika berubah. Rasa mampu membuatnya berdegup, penasaran, dan salah tingkah. Hati bahagia dengan perasaan menyenangkan itu. Rasa dan hati, jemari mereka bertaut. Saling mengikrarkan janji, memulai hidup. Hidup yang tak lagi sendiri
Hingga suatu saat. Janji yang selalu rasa dan hati bangga-banggakan pudar. Perlahan dan mematikan. Hati menangis, rasa tak acuh. Jemari mereka sudah tak lagi bertaut. Rupanya rasa sudah bosan, ia bosan dan pergi. Rasa. Pergi dengan sejuta kenangan dan harapan. Sekali lagi, hati terluka. Ia tak dapat terima. Ia mengelak, marah pada rasa. Tapi, apa daya? Rasa sudah terlanjur pergi. Pergi jauh dan tak akan kembali.
Hati menghujat rasa. Hati benci rasa. Hati perlahan mati.
Rasa. Tak selamanya berbunga. Tak selamanya suci menyucikan.
-aku, pelajar sma, 16 tahun-
Diubah oleh haj.aziz 02-03-2013 00:08
someshitness memberi reputasi
1
6.2K
27
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
B-Log Personal
6.1KThread•9.6KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru