Mencegah memang lebih baik dari pada mengobati. Jalanan yang sudah mirip dengan rimba raya, menuntut semua penggunanya untuk waspada, hati-hati dan berjaga menghadapi kemungkinan terburuk. Namun, jika kewaspadaan sudah diterapkan, standar keselamatan juga diupayakan dengan maximal, namun masalah tetap datang, apa yang harus dilakukan?



Hadapi semua masalah di jalan dengan kepala dingin.Apapun masalah yang anda jumpai di jalan hadapilah dengan kepala dingin. Anda diperlakukan semena-mena oleh Pak Polisi? Coba dpikir dulu, benarkah? Zaman Now, mana ada sih polisi yang berani macam-macam? Jika anda benar, patuh dan taat pada semua aturan lalu lintas, polisi tidak akan menyentuh anda. ketika anda "tersentuh" oleh polisi, bisa dipastikan anda melakukan kesalahan.

Namanya orang salah, ya jangan nyolot. Jangan juga melakukan un-boxing motor. Siapa yang rugi? Anda sendiri. Jika anda tidak merasa salah, dan anda dipersalahkan, ada institusi yang bernama P3D (Propam Polri). Laporkan saja polisi nakal ke sana. Kalau memang anda salah, ikuti prosedur yang diberikan oleh polisi berdasarkan UU. Kalau kena tilang, ya anggap saja sebagai warning untuk anda. Ke depan, kalau berkendara jangan lupa untuk menaati aturan.



Turunkan emosi.Utamanya jika terjadi kecelakaan. Sebenar apapun posisi anda, jangan pernah mengedepankan emosi! Emosi, tidak akan menyelesaikan masalah. Jika anda terlibat kecelakaan kecil, dan posisi anda benar, tetaplah bersikap simpatik. Utamakan keselamatan. Anda tidak perlu marah-marah dan "nge-gass" orang yang anda anggap salah. Coba tanya dulu kondisi dia, minggirkan kendaraan dan bicarakan baik-baik enaknya gimana.

Bagaimana kalau sudah salah, masih nyolot? Gampang, telpon Polisi. Atau jika anda masih punya hati, ancam saja untuk diselesaikan lewat jalur resmi. Psikologis orang salah, tidak akan berani jika harus berlanjut melawan aparat penegak hukum. Kalau anda emosi, yang rugi anda sendiri. Sudah jadi korban kelalaian orang lain, anda berpotensi melakukan hal tidak menyenangkan pada orang lain. Sudah motor hancur, tidak dapat ganti, malah terancam macasalh baru.



Mencoba memahami. Ini agak sulit, karena dibutuhkan kebesaran hati. Ketika kita mengalami hal tidak menyenangkan. Cobalah untuk memposisikan diri kita pada yang melakukan kesalahan, Kira-kira apa yang akan kita lakukan? Tentu ingin masalah selesai secepatnya. Maka, jika kita menjadi korban, dan pelaku siap berbagi solusi yang dirasa sudah maximal, cobalah untuk menerimanya dengan lapang dada.

Tekan habis perasaan mau menang dan enak sendiri. Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan nanti. Bisa jadi hari ini kita ada di posisi benar, tapi siapa bisa menjamin, besok atau lusa kita tidak ada di posisi yang salah?

Well, berteori dan beretorika memang enak dan mudah. Namun untuk mempraktekkannya, luar biasa susahnya. Apalagi jika kita bertemu dengan pengendara sok jago tapi tidak tagu aturan. Namun, apakah kita akan terus mengumbar keburukan tanpa mau mencoba untuk melakukan sesuatu yang benar? Salam Damai.



Merdeka!

Sumber Gambar : sini, sini, sini, sini