Sebagai anak rantau di Jakarta, pasti dong ane suka kangen sama makanan khas Surabaya yang notabene adalah kota kelahiran ane. Beberapa warung makan yang sedia menu makanan Surabaya seperti bebek goreng, tahu campur, rujak cingur, soto lamongan, tahu tek-tek sudah ane jelajahi bareng temen-temen ane yang juga anak rantau.

Nah, satu hari ane melintas di kawasan Tebet dan nggak sengaja baca tulisan “Sate Kelapa” yang jelas-jelas baru ini ane temuin di Jakarta. Bahkan di Surabaya sendiri, yang jual sate kelapa ini jarang, yang paling terkenal di Surabaya ada di jl. Walikota Mustajab, nama tempatnya adalah Sate Ondomohen ada juga langganan ane yang ada di deket kampus Unair, karena harganya lebih bersahabat, hihihi . Jadi bisa nemu sate kelapa di Jakarta ini termasuk hal yang langka. FYI, ane langsung kasih info tempat ini ke grup Whatsapp temen rantau ane dan mereka langsung histeris, hahahaha.

Jujur, ane baru kenal sate klopo waktu kuliah dan langsung sukaaaa. Kalau makan sate kelapa ini jadi kangen masa-masa kuliah, dimana kami suka nongkrong atau kulineran sehabis bikin tugas kuliah ^_^

Daritadi ane bahas sate kelapa kan, mungkin gansis ngebayangin kalau sate ini terbuat dari kelapa, padahal enggak. Sate kelapa ini adalah sate ayam atau daging sapi yang dibaluri parutan kelapa berbumbu dan dibakar di atas arang seperti teman-teman satenya yang lain.

Sambil pesan seporsi sate, ane sempat ngobrol sama yang punya tempat ini, namanya Bu Ipah. Beliau berasal dari Madura dan tumbuh besar di daerah Kalidami, Surabaya sampai berumur 16 tahun. Di tahun 1996, Bu Ipah pindah ke Jakarta untuk merantau. Tapi baru di tahun 2009, warung satenya berdiri di atas sebuah trotoar di kawasan Tebet. Dari warungnya yang sekarang, Bu Ipah menunjuk seberang jalan tempat dia berjualan dulu. Sejak tahun 2014, warung Bu Ipah menjadi permanen di jalan Tebet Timur Raya 17D

Resep sate kelapa ini didapat dari sang kakak yang juga berjualan sate di Surabaya, warung sate sang kakak ada di daerah Pucang Anom dan Kalidami Surabaya dengan nama Cak Mat. Sejak kecil, Bu Ipah membantu kakaknya meracik bumbu-bumbunya. Bahan-bahannya cukup sederhana yaitu daging sapi, kelapa parut, bawang merah, bawang putih, kunyit dan kemiri. Potongan daging yang dilumuri kelapa berbumbu ini ditusuk dan dibakar di atas arang. Setelah jadi, sate disiram dengan bumbu kacang, irisan cabai dan potongan bawang merah. Bu Ipah hanya membuat sate kelapa yang berbahan daging sapi karena rasanya yang lebih enak. Lemak daging sapi yang dibakar menyatu sempurna dengan bumbu kelapanya… (ah nulis ini jadi ngeces lagi kan).

Warung sate ibu tiga anak ini buka dari jam 07.00 WIB sampai 19.30 WIB. Dalam sehari, sate yang dijual mencapai 200-300 tusuk jika sepi, saat ramai bisa mencapai 400-500 tusuk. Bahkan sate ini juga menyuplai ke salah satu restoran khas Surabaya yang ada di daerah Cibubur. Harga seporsi (10 tusuk) sate kelapa ini adalah Rp. 30.000, sudah termasuk dengan nasi. Warung ini juga menjual soto ayam, sate ayam dan sop iga.

Ane sempat nanya Bu Ipah, apa ada lagi yang jual sate kelapa di Jakarta. Beliau bilang, ada pelanggannya yang pernah makan di warung lain, tapi kurang cocok rasanya, jadi balik lagi lah ke tempat Bu Ipah ini. Oh iya, sedikit info, walau sate ini dibuat oleh orang Madura, tapi di Madura sendiri malah nggak ada yang jual sate kelapa loh, unik kan?