Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

profesorlucuAvatar border
TS
profesorlucu
Apakah Game Kekerasan Membuat Remaja Lebih Agresif?
Studi baru tidak menemukan hubungan antara kekerasan di layar dan perilaku antisosial di dunia nyata
 

 
Game komputer yang keras tidak mendorong perilaku agresif pada pemain remaja, sebuah studi baru menunjukkan hasil valid tentang kesimpulan ini. Para peneliti mensurvei 1.000 pemuda Inggris berusia 14 dan 15 dan menemukan bahwa sekitar setengah dari anak perempuan dan dua pertiga dari anak laki-laki bermain video game.
 
Seperti penelitian sebelumnya, setiap remaja ditanyai tentang kepribadian dan kebiasaan bermain mereka. Namun, orang tua atau wali anak-anak itu juga ditanyai tentang sikap dan perilaku mereka setelah bermain game. Jadi, penelitian melibatkan kedua belah pihak untuk mendaptakan data.
 
Para ilmuwan menyimpulkan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa para pemain game dengan tema-tema kekerasan, seperti franchise Grand Theft Auto, menunjukkan peningkatan tanda-tanda agresi.
 
Link potensial telah diperdebatkan dengan hangat sejak remaja Devin Moore mengisyaratkan bahwa mengamuk tiga pembunuhan di Alabama pada tahun 2003 adalah hasil dari bermain game komputer. Presiden AS Donald Trump juga berpendapat bahwa permainan dan film kekerasan menelurkan perilaku agresif, lapor majalah Time.
 
Menyusul pembunuhan 17 orang dalam penembakan di Sekolah Menengah Marjory Stoneman Douglas di Parkstone, Florida, Februari lalu, Trump berkata: “Saya mendengar semakin banyak orang mengatakan tingkat kekerasan pada video game benar-benar membentuk pikiran orang muda. ”
 
American Psychological Association telah memperingatkan bahwa remaja harus membatasi jumlah waktu yang mereka habiskan untuk bermain video game. Tetapi Andrew Przybylski, yang memimpin studi baru di Institut Internet Oxford University, percaya bahwa ketakutan semacam itu tidak akan hilang.
 

 
"Apa yang kami temukan adalah bahwa ada banyak hal yang mendorong terjadi agrisivitas pada remaja," katanya kepada Sky News. "Ada beberapa efek gender dan beberapa orang yang berasal dari latar belakang kehidupan yang berbeda memiliki peringkat yang lebih tinggi atau lebih rendah, tetapi bermain video game tampaknya tidak terlalu penting di sini."
 

                   
Przybylski menambahkan: "Kita harus melihat hal-hal lain seperti frustasi dan tekanan sosial, mungkin itu keadaan pada keluarga." Dari pernyataan tersebut, Anda dapat mengambil kesimpulan bahwa video game dengan tampilan atau gameplay kekerasan tidak serta merta membuat anak atau remaja menjadi agresif atau bertindak kekerasan.
 
Yang paling penting adalah pengawasan orang tua. Para developer game dan otoritas khusus telah memberi rating pada game sehingga jelas mana yang pantas untuk anak kecil, remaja, dan dewasa.
 
sumber: disini
gambar dari google image
tien212700
tien212700 memberi reputasi
2
5.1K
29
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.