- Beranda
- Berita dan Politik
Penjelasan Intimidasi dan Kekerasan Terhadap Jurnalis detikcom
...
TS
mendadakranger
Penjelasan Intimidasi dan Kekerasan Terhadap Jurnalis detikcom
Quote:
https://news.detik.com/berita/d-4439...nalis-detikcom
Jakarta - Wartawan detikcom atas nama Satria Kusuma mengalami penganiayaan dan kekerasan saat sedang menjalankan tugas jurnalistiknya. Kejadian itu berlangsung saat Satria sedang meliput acara Malam Munajat 212, Kamis (21 Februari 2019), di Monas.
Pada sekitar pukul 20.30 terjadi kericuhan yang posisinya di dekat pintu keluar VIP, arah bundaran patung Arjuna Wiwaha. Menurut informasi yang beredar kala itu ada seorang pencopet yang tertangkap.
Satria pun langsung mengabadikan momen itu dengan kamera ponselnya. Satria tidak sendirian, karena pada saat itu ada wartawan lainnya yang juga merekam peristiwa tersebut.
Pada saat merekam video itulah, Satria dipiting dan dipegangi kedua tangannya. Mereka meminta Satria menghapus video yang sudah direkamnya. Karena dipaksa sedemikian rupa dan jumlah orang yang berkerumun semakin banyak, Satria akhirnya setuju rekaman video itu dihapus.
Satria lalu dibawa ke ruangn VIP mereka. Di dalam tenda tersebut intimidasi terus berlanjut. Adu mulut terjadi lagi saat mereka meminta id card Satria buat difoto. Tapi Satria bertahan, memilih cuma sekadar menunjukkan ID Card dan tanpa bisa difoto.
Dalam ruangan yang dikerumuni belasan --atau mungkin puluhan-- orang berpakaian putih-putih tersebut, Satria juga sempat dipukul dan diminta untuk jongkok.Tak sampai situ, mereka yang tahu Satria adalah wartawan detikcom juga sempat melakukan tindakan intimidatif dalam bentuk verbal.
Singkat cerita, ketegangan sedikit mereda saat Satria bilang pernah membuat liputan FPI saat membantu korban bencana Palu. Begitu pun saat mereka mengetahui benar-benar kalau Satria bukan wartawan bodrex. Pun mereka juga tahu kalau Satria sudah komitmen akan menghapus semua video di ponselnya.
Satria dilepas usai diajak berdiskusi dengan salah satu orang mereka, yang mengaku pihak keamanan Malam Munajat 212, dan mereka kebetulan sesama orang Bogor. Namun jaminannya bukan ID Card dan KTP yang diberikan, melainkan kartu pelajar. Satria pun dilepas dan kembali menuju kantor
Terkait tindak kekerasan dan penghalangan kerja jurnalistik ini detikcom melaporkan kejadian ini kepolisian. Dengan harapan kejadian serupa tidak terjadi lagi pada wartawan lain yang sedang menjalankan fungsi jurnalistiknya.
detikcom mengutuk keras kekerasan terhadap jurnalis dan upaya menghalangi peliputan jelas melanggar UU Pers terutama pasal 4 tentang kemerdekaan pers. detikcom adalah media yan independen, objektif dan berimbang dan mendukung penuh perjuangan terhadap kebebasan pers.
Jakarta - Wartawan detikcom atas nama Satria Kusuma mengalami penganiayaan dan kekerasan saat sedang menjalankan tugas jurnalistiknya. Kejadian itu berlangsung saat Satria sedang meliput acara Malam Munajat 212, Kamis (21 Februari 2019), di Monas.
Pada sekitar pukul 20.30 terjadi kericuhan yang posisinya di dekat pintu keluar VIP, arah bundaran patung Arjuna Wiwaha. Menurut informasi yang beredar kala itu ada seorang pencopet yang tertangkap.
Satria pun langsung mengabadikan momen itu dengan kamera ponselnya. Satria tidak sendirian, karena pada saat itu ada wartawan lainnya yang juga merekam peristiwa tersebut.
Pada saat merekam video itulah, Satria dipiting dan dipegangi kedua tangannya. Mereka meminta Satria menghapus video yang sudah direkamnya. Karena dipaksa sedemikian rupa dan jumlah orang yang berkerumun semakin banyak, Satria akhirnya setuju rekaman video itu dihapus.
Satria lalu dibawa ke ruangn VIP mereka. Di dalam tenda tersebut intimidasi terus berlanjut. Adu mulut terjadi lagi saat mereka meminta id card Satria buat difoto. Tapi Satria bertahan, memilih cuma sekadar menunjukkan ID Card dan tanpa bisa difoto.
Dalam ruangan yang dikerumuni belasan --atau mungkin puluhan-- orang berpakaian putih-putih tersebut, Satria juga sempat dipukul dan diminta untuk jongkok.Tak sampai situ, mereka yang tahu Satria adalah wartawan detikcom juga sempat melakukan tindakan intimidatif dalam bentuk verbal.
Singkat cerita, ketegangan sedikit mereda saat Satria bilang pernah membuat liputan FPI saat membantu korban bencana Palu. Begitu pun saat mereka mengetahui benar-benar kalau Satria bukan wartawan bodrex. Pun mereka juga tahu kalau Satria sudah komitmen akan menghapus semua video di ponselnya.
Satria dilepas usai diajak berdiskusi dengan salah satu orang mereka, yang mengaku pihak keamanan Malam Munajat 212, dan mereka kebetulan sesama orang Bogor. Namun jaminannya bukan ID Card dan KTP yang diberikan, melainkan kartu pelajar. Satria pun dilepas dan kembali menuju kantor
Terkait tindak kekerasan dan penghalangan kerja jurnalistik ini detikcom melaporkan kejadian ini kepolisian. Dengan harapan kejadian serupa tidak terjadi lagi pada wartawan lain yang sedang menjalankan fungsi jurnalistiknya.
detikcom mengutuk keras kekerasan terhadap jurnalis dan upaya menghalangi peliputan jelas melanggar UU Pers terutama pasal 4 tentang kemerdekaan pers. detikcom adalah media yan independen, objektif dan berimbang dan mendukung penuh perjuangan terhadap kebebasan pers.
Komeng TS =
Ini wartawan ngerekam full aksi barbar "pengamanan" copet.
0
2.4K
Kutip
23
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
676.4KThread•45.9KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya