Orang Kaya Tidak Bisa Bertahan Lebih Dari 3 Generasi ? Ini Alasannya - by Rudy Ng
TS
RudyNg01
Orang Kaya Tidak Bisa Bertahan Lebih Dari 3 Generasi ? Ini Alasannya - by Rudy Ng
Pernahkah anda mendengar “Beuhh dia mah kaya bener, 7 turunan juga ngak bakalan habis !”, begitu kata orang pada saat membicarakan orang kaya tertentu…
Tapi faktanya berbicara juga jika orang kaya di Indonesia hanya bisa bertahan 2 atau 3 generasi saja, tidak sampai 7 turunan. Mengapa?
Quote:
Alkisah ada satu orang pemuda miskin yang ingin sekali merubah nasibnya, dia mempunyai cita-cita untuk menjadi saudagar paling kaya kelak, oleh Karena itulah pemuda ini selalu bekerja keras siang dan malam, hidup sederhana sebagian besar penghasilannya ditabung untuk masa depan. Pemuda ini pun berangsur-angsur memiliki kehidupan yang lebih baik, pemuda ini pun menikah. Bahu membahu pasangan muda ini terus bekerja keras dan hidup sederhana, mereka selalu tidak pernah lembek kepada diri mereka, mereka bangun di pagi buta dan tidur larut malam, itulah sikap dan rutinitas mereka sehari-hari yang sudah menjadi kebiasaan.
Pada suatu hari, pada saat istrinya mengandung anak pertama, mereka pun mengobrol dan berkata “Kita harus bekerja lebih giat lagi karena sebentar lagi anak kita lahir, pada saat anak kita lahir, kita jangan sampai melihat anak kita hidup dalam kesusahan dan penderitaan seperti yang pernah kita alami, apapun permintaannya, kita harus menurutinya…” demikian sepenggal kata-kata mereka dengan mata berkaca-kaca mengenang hidup mereka.
Sepintas tidak ada yang salah dengan kalimat diatas, siapa sih orangtua yang tega melihat anaknya hidup susah dan sengsara, semua orangtua pasti ingin membahagiakan anak-anaknya…
Spoiler for spoiler:
Anak pertama pun lahir dan memang benar anaknya hidup dalam kemewahan dan kemudahan, apapun permintaan sang anak pasti dituruti sehingga anaknya tumbuh besar dengan dimanja, bahkan semua pengasuh anaknya diperintahkan untuk menjaga dengan baik, jangan sampai terluka atau tergores. “Kalau sampai itu terjadi maka kamu akan kupecat” demikian kata orangtuanya. Tahun demi tahun berlalu, usaha mereka semakin besar dan tumbuh dengan sukses, anak-anaknya pun diberikan fasilitas untuk sekolah ke luar negeri dengan rumah yang mewah beserta mobil untuk mereka kendarai menuju sekolah “Masa anak orang kaya harus naik bis dan kereta?” demikian kata orangtuanya pada saat itu kepada anak-anaknya. Pada akhirnya anak-anak ini pun menjadi generasi penikmat dan generasi service yang selalu dilayani, apapun yang dia mau, tinggal katakan, maka barang itupun akan datang. Mereka tidak pernah merasakan apa itu susah, namun mereka pun tidak pernah bersyukur atas apapun yang mereka punya.
Pada saat selesai kuliah dari luar negeri, maka anak-anaknya langsung dipanggil pulang dan langsung diberikan jabatan yang tinggi di perusahaan ayahnya. Semuanya berjalan aman-aman saja, karena orangtua mereka masih ada dan masih menjabat. Anak-anaknya pun pada akhirnya menikah di Hotel paling mahal dan mewah pada saat itu bahkan Presiden pun mengirimkan karangan bunga sebagai ucapan selamat. Rumah baru nan mewah pun sudah disiapkan untuk anak-anaknya berumah tangga, ah alangkah indah hidup ini… Anaknya-anaknya pun pada akhirnya mempunyai anak-anak yang lucu dan mereka sepertinya menjadi keluarga besar yang paling bahagia sedunia, semuanya serba ada dan lengkap…
Namun tidak selamanya dewi fortuna berpihak kepada mereka, orangtuanya pun jatuh sakit dan satu persatu orangtuanya dipanggil pulang oleh yang maha kuasa. Yang menjadi pertanyaannya kira-kira apa yang akan terjadi dengan anak-anak mereka?
Spoiler for spoiler:
Yess betul Bapak/Ibu, anak-anak mereka akan kebingungan dan kehilangan pegangan dan pada akhirnya kita sudah bisa meramal apa yang akan terjadi, karena untuk merubah kebiasaan tidak mungkin bisa dilakukan dalam tempo semalam, tapi harus dibentuk selama tahunan bahkan puluhan tahun. Jika anak-anak kita terbiasa hidup nyaman dan lengkap, maka mereka tidak akan pernah bisa nyaman pada saat dipaksa untuk hidup tidak nyaman. Orang harus merasakan susah terlebih dahulu, baru bisa bersyukur dan bisa merasakan senang. Banyak dari mereka pada akhirnya ribut untuk berbagi harta warisan, saudara pada akhirnya harus dipaksa “perang saudara” dan pada akhirnya mereka akan terus bertambah turun dan pada akhirnya banyak dari mereka yang hanya bisa mempertahankan kekayaan orangtuanya hanya sampai 2 generasi atau 3 generasi saja. Karena itu lah ada pepatah mengatakan “Orang Kaya di Indonesia hanya bisa bertahan 3 generasi, generasi pertama dengan susah payah membangun, generasi kedua menikmatinya, generasi ketiga menghancurkannya dengan baik”
Quote:
Anda boleh tertawa dan bilang “Ah ini ngak mungkin terjadi di keluarga saya”pada kenyataanya sampai sekarang saya masih melihat praktek ini terjadi di sebagian besar keluarga menengah keatas yang saya jumpai. Saya pernah pergi dengan Bibi saya, di situ kita sedang mengobrol tentang anak-anak kami, saya lalu bertanya tentang anak dari bibi saya ini yang sudah lulus kuliah dan sudah bekerja di salah satu perusahaan yang ada di daerah PIK (Pantai Indah Kapuk), lalu bibi saya ini pun curhat tentang gaji anaknya yang tidak cukup untuk hidup, bahkan untuk bensin mobil dan makan siang saja tidak cukup, apalagi setelah ngantor harus hangout dengan teman-teman di café-café yang bertebaran di daerah sana...
Spoiler for spoiler:
Lalu saya bilang wah kalau begitu bagaimana donk? Bibi saya inipun menjawab dengan santai “kan masih ada subsidi dari bapaknya, tenang aja….” Sepintas kata-kata itu begitu menyejukkan hati bagi kita semua, tapi tindakan itu sebenarnya racun untuk anaknya. Mengapa? Karena anak seharusnya dibiasakan untuk hidup sederhana dan selalu kepepet, makin ngak cukup, makin dia akan berusaha untuk mencukupinya. Kalau mereka selalu tau akan selalu tersedia bantuan setiap kali mereka membutuhkan, maka mereka tidak pernah mau berpikir keras bagaimana caranya keluar dari kemelut ini. Karena kita semua tau, jika Negara-negara maju saat ini adalah Negara-negara miskin sumber daya dan tidak punya apapun juga, oleh karena itulah mereka tidak punya pilihan lain kecuali harus maju. That’s why bapak/ibu orang-orang yang berani merantau untuk hidup di kota orang lain biasanya akan maju, kok bisa? Karena mereka kepepet setiap harinya…
Seharusnya kita bukan saja mewarisi harta benda saja kepada anak-anak kita, tetapi kita seharusnya mewarisi sikap dan karakter dan kebiasaan yang kita punya pada saat kita membangun usaha dan karir kita. Saya teringat dengan kata-kata dari si anak singkong, Chairul Tanjung yang memulai usahanya dari mesin fotokopi, dan sekarang mempunyai usaha dimana-mana. Chairul Tanjung di saat menjadi pembicara untuk anak-anak muda yang mau jadi pengusaha, beliau berkata “Saya tidak pernah memberikan modal uang kepada anak saya ketika mereka mau menjadi pengusaha, mereka harus berusaha sendiri, jangan pernah berharap kepada orangtuanya” dahsyat sekali pemikiran beliau dan saya yakin TransCorp akan menjadi perusahaan yang akan terus ada selama sikap dan karakter seperti ini yang menjadi salah satu warisan bagi anak cucunya kelak…
Saya juga teringat dari cerita Menteri Perdagangan kita saat ini, yaitu Rahmat Gobel, beliau pernah bercerita jika semasa kecil, beliau tidak pernah dianggap sebagai anak bos yang mendapatkan fasilitas yang diinginkan, beliau bercerita semenjak duduk di bangku SMP, ayahnya sudah mengajak beliau untuk pergi ke pabrik dan membantu apapun yang bisa dia lakukan termasuk mengepak-ngepak barang yang sudah jadi, dengan demikian beliau tahu betul semua proses produksi yang ada di pabrik ayahnya dan jika suatu hari dia memegang tampuk kepemimpinan, beliau tidak akan kaget dan tidak bisa dibohongi oleh anak buahnya karena beliau meniti karir dari bawah terlebih dahulu
Semoga Bermanfaat !
Rudy Ng Master Trainer Supermind Camp The Best Teenager’s Camp in Indonesia ----------------------------------------------------- Facebook : RudyNgAcademy Instagram : @rudyngacademy More info : www.rudyngacademy.com
Diubah oleh RudyNg01 20-02-2019 06:15
22
12.1K
Kutip
112
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!