akbarrasyid036Avatar border
TS
akbarrasyid036
Soal Anti Asing, Prabowo Mengidap Xenophonia


Salah satu topik yang dibahas dalam debat kedua Pilpres 2019 adalah tentang perkembangan bisnis digital rintisan atau biasa dikenal dengan startup. Salah satu yang paling menarik adalah soal pertanyaan unicorn dari capres nomor urut 01 pada Prabowo.
Prabowo khawatir maraknya perdagangan daring atau eS E N S O Rmerce justru akan melarikan uang Indonesia ke luar negeri. "Kalau kita tidak hati-hati, dengan antusiasme, internet dan eS E N S O Rmerce, ini justru akan mempercepat arus uang kita keluar negeri," kata Prabowo. Prabowo mengatakan internet dan teknologi informasi berkembang sangat pesat, namun terdapat hal mendasar terkait perekonomian Indonesia yang berkaitan dengan hal tersebut. "Jadi kalau ada unicorn, ada teknologi hebat, ini nanti akan mempercepat uang kita lari keluar negeri. Ini yang saya khawatir," ujarnya.
Pernyataan Prabowo tidak relevan karena pada kenyataannya unicorn asal Indonesia tidak membawa dana lokal ke luar negeri. Sebaliknya, banyak modal asing yang masuk demi berinvestasi di unicorn anak bangsa. Unicorn adalah sebuah sebutan bagi perusahaan rintisan (start up) yang bekerja secara daring yang memiliki valuasi berkisar US$1 miliar. Indonesia saat ini telah memiliki empat unicorn yakni Bukalapak, Traveloka, Tokopedia, dan Gojek. Capaian yang bagus karena dari tujuh unicorn yang ada, lebih dari separuhnya adalah karya anak bangsa Indonesia.
Peneliti ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Deni Friawan menyebut Calon Presiden Prabowo Subianto mengidap xenophobia atau ketakutan terhadap orang-orang atau hal-hal yang terkait dengan negara luar. Hal tersebut dia sampaikan setelah mendengar jawaban politisi asal Partai Gerindra yang sangat tidak relevan dalam merespon pertanyaan soal unicorn atau perusahaan berbasis ekonomi digital. “Ini menyedihkan. Ironi. Kita, seluruh dunia itu bergerak ke arah sana. Revolusi 4.0 itu motor penggeraknya adalah unicorn,” ujar Deni.
Xenophobia sikap anti-asing yang lebih disebabkan sentimen anti perbedaan dan cenderung bersifat irasional. Nasionalisme buta tanpa dasar rasional dan nalar sehat justru sangat berbahaya. Dalam konteks bernegara sangat tidak bisa ditolerir. Negara ini memiliki banyak hubungan dan kerjasama produktif dengan negara lain. Turut serta bergabung dalam organisasi internasional pun juga tidak sedikit. Amanat luhur kebangsaan bahwa dalam dunia internasional, Indonesia menganut prinsip bebas dan aktif. Tidak bisa dibayangkan jika pengidap xenophobia memimpin bangsa yang besar ini. Semoga kita tersadarkan dan konsisten mendukung keberlanjutan kepemimpinan dan pembangunan nasional.


sumber: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/02/22/presiden-visioner-jawaban-indonesia-menghadapi-tantangan-revolusi-industri-4-0
0
2.2K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.