Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

usdekAvatar border
TS
usdek
direktur riset indomatrik dulu direktur puskaptis
Jakarta - Lembaga survei Indomatrik menuai kontroversi karena merilis survei elektabilitas pasangan calon di Pilpres 2019 yang hasilnya tipis antara Joko Widodo-Ma'ruf Amin dengan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Direktur Riset Indromatik, Husin Yazid diketahui merupakan eks Direktur Eksekutif Pusat Studi Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), lembaga survei yang sempat bermasalah pada Pilpres 2014.

"Husin Yazid dengan Puskaptis di 2014, dia kan tidak mau diaudit, diundang (untuk presentasi proses riset) juga tidak mau datang. Terus terbukti melakukan pelanggaran, kami keluarkan," ungkap anggota Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), Hamdi Muluk saat dikonfirmasi detikcom, Sabtu (16/2/2019).

Indomatrik sendiri merupakan lembaga survei yang tidak terdaftar di Persepsi. Hamdi menyebut, Yazid sudah dikeluarkan dari Persepsi sejak ia bermasalah terkait survei yang dikeluarkan Puskaptis di 2014.

"Tidak, tidak terdaftar. Itu yang punyanya si Yazid yang dikeluarkan dari Persepi tahun 2014," tuturnya.

Puskaptis merupakan satu dari 4 lembaga survei yang dipermasalahkan saat Pilpres 2014 lalu karena diduga melakukan manipulatif dalam hasil quick count. Pukaptis dan 3 lembaga riset lainnya yakni, Lembaga Survei Nasional (LSN), Indonesia Research Center (IRC), dan Jaringan Suara Indonesia (JSI) memenangkan pasangan Prabowo-Hatta Rajasa padahal lembaga survei lainnya merilis hasil Jokowi-Jusuf Kalla yang menang, dengan selisih angka tidak jauh dari real count KPU.

Hasil prediksi 4 lembaga itu sangat melenceng jauh dari real count KPU di mana pasangan Jokowi-JK mendapat perolehan 53,15% sementara Prabowo-Hatta 46,65%. Dari 4 lembaga survei yang diduga melakukan manipulatif, Puskaptis dan IRC yang prediksinya paling melenceng.

Puskaptis memiliki perbedaan angka sebesar 5,20 %, sementara IRC selisihnya 4,26%. Padahal mereka sama-sama mematok margin error +-1%. Artinya, dalam prediksi mereka, kemungkinan perbedaan data dengan real count tidak akan lebih dari 1 persen. Namun kenyataannya sangat jauh.


Terkait perihal ini, Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia (PBHI) melaporkan 4 lembaga survei tersebut ke polisi atas tuduhan manipulatif dalam hasil quick count 2014 dan pembohongan publik. Saat itu, Puskaptis mengaku menghabiskan dana Rp 1-1,2 M untuk melakukan riset quick count yang publikasinya dibantu oleh TvOne.

Yazid sendiri santai ketika dilaporkan ke polisi oleh PBHI. Pelaporan diregister ke Bareskrim Polri.

"Jangankan Bareskrim, mau dilaporin ke Tuhan juga gue ngadep. Nggak apa-apa, kita kan warga negara yang baik," kata Husin kepada detikcom pada 17 Juli 2014 lalu.

Nama Yazid kembali disorot usai lembaga survei yang ia pimpin kini, Indomatrikmengeluarkan hasil survei yang menunjukkan elektabilitas capres-cawapres di Pilpres 2019terpaut tipis. Menurut Indomatrik, survei elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo-Sandiaga hingga akhir Januari 2019 hanya beda 3,93%. Hasil survei ini berbeda dengan lembaga-lembaga riset lainnya.

Survei Indomatrik menyebut elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 47,97% dan Prabowo-Sandiaga 44,04%. Survei dilakukan pada 21-26 Januari 2019, dengan jumlah sampel 1.800 responden dan margin of error +/- 2,8% pada tingkat kepercayaan 95%. Responden yang terpilih diwawancarai lewat wawancara tatap muka.

Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf meragukan hasil survei Indomratik. Timses pasangan nomor urut 01 di Pilpres 2019 ini menduga Indomatrik merupakan suruhan untuk memframing Prabowo-Sandiaga.

"Oleh karena itu, saya kira, saya menduga kuat bahwa Indomatrik ini adalah bekerja berdasarkan drive atau disuruh atau ditugaskan atau diminta oleh kelompok politik yang berbeda dengan 01. Tujuannya adalah menciptakan framing dan opini di publik bahwa Pak Prabowo itu layak didukung karena semakin bagus trennya. Padahal sesungguhnya, faktanya, saya kira tidak demikian. Kami punya data sendiri tentang angka-angka yang soal pilpres ini," ungkap Waki Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding, Jumat (15/2).

Sumur :
https://news.detik.com/berita/d-4430...ktur-puskaptis

Gacol nih nasbung emoticon-Blue Guy Bata (L)
0
1.5K
9
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.