Quote:
Hai Agan & Sistah !
Orang Indonesia udah gak asing lagi sama kopi. Nongkrong kurang jos kalo gak ada kopi, bangun tidur ngopi.
Apapun aktifitasnya deh
Mau dari kopi *ndokape yang murah tinggal seduh, ampe kopi setarbak
yang harganya lumayan bikin dompet ngeluh
Nah gan, sekarang ane pengen ngasih tau nih ke agan-agan sekalian.
Ternyata ada bahaya dibalik kopi sasetan looh
Yuk disimak
Quote:
Seduh Jangan Sedih
Ilustrasi kopi sachet. | SpeedKingz /Shutterstock
Bagi sebagian orang rutinitas minum kopi jadi lebih praktis lewat kehadiran kopi saset. Cukup seduh dengan air panas, kopi bisa dinikmati. Bicara selera, kopi saset banyak penggemar lantaran punya banyak varian rasa dan murah meriah.
Lewat survei Badan Pusat Statistik di seluruh provinsi Indonesia, ternyata orang Bengkulu, Sumatra Selatan, dan Kalimantan Barat memang paling doyan minum kopi saset. Mengungguli masyarakat lain di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat yang menduduki posisi terbawah.
Namun di balik daya tariknya, ada bahaya yang ternyata mengintai. Khususnya kandungan gula di dalamnya. Karenanya, mengenali dan memahami komposisi kopi saset untuk dikonsumsi menjadi penting.
Menukil Jawapos.com, kopi saset merupakan kopi dalam kemasan berbentuk serbuk. Isinya bisa berupa kopi bubuk, kopi instan, atau sekadar serbuk kopi. Ketiganya memiliki karakteristik yang berbeda.
Berdasarkan Peraturan Kepala BPOM No 21/2016 tentang Kategori Pangan, olahan kopi serbuk di antaranya kopi bubuk, kopi instan, kopi dekafein, kopi instan dekafein, minuman serbuk kopi gula susu, minuman serbuk kopi gula krimer, dan minuman serbuk kopi gula.
Di pasaran, khususnya di warung-warung kopi atau warung kelontongan, yang banyak beredar adalah minuman serbuk kopi. Pembuatan serbuk kopi ini tak sama dengan kopi instan.
Jika kopi instan dibuat murni dari konsentrat yang dikeringkan, serbuk kopi dalam saset biasanya diberi tambahan. Ada yang ditambahi esens agar muncul aroma kopi, juga krimer, pemanis buatan dan gula.
Quote:
Kandungan Kopi Sachet Sebenarnya
Dokter spesialis penyakit dalam dari Siloam Hospital, Mulyani Anny Suryani Gultom, SsPD mengkhawatirkan bahaya kandungan tambahan dalam kopi saset yang seperti itu.
Ia menjelaskan, dalam satu kopi saset itu terkandung satu sendok makan gula pasir. "Jadi, kalau minum dua-tiga kali sehari, bisa dibayangkan berapa banyak konsumsi gulanya," ujarnya dikutip Kompas.com.
Terlebih lagi, kata dr. Mulyani, dalam sehari kita bukan hanya mengonsumsi kopi, tapi juga makanan lain. Di Indonesia, utamanya nasi.
Di dalam nasi terdapat karbohidrat yang mengandung glukosa. Glukosa yang biasa tercantum dalam label makanan, adalah satu dari beberapa nama lain gula. Ada pula sebutan lain seperti sukrosa, dextrose, fruktosa, maltose, dan sebagainya.
Sudah makan nasi setiap hari, jangan lupa menghitung konsumsi kopi saset, dan kudapan bergula lain.
Bila tidak diawasi dengan baik, asupan gula berlebih bisa memicu gangguan kesehatan seperti obesitas dan kerusakan gigi.
Sebab itu, dr. Mulyani mengimbau agar khalayak mewaspadai bahaya gula dalam kopi saset, dengan membatasi konsumsi tak lebih dari dua bungkus per hari. Imbauannya pun didukung data-data institusi kesehatan.
Quote:
Menurut Badan Kesehatan
Pada 2015, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan agar orang dewasa dan anak-anak bisa meminimalkan asupan gula. Setidaknya kurang dari 10 persen total asupan energi per hari. Batas aman yang direkomendasikan adalah sebanyak enam sendok teh.
Lebih rinci, American Heart Association (AHA) merekomendasikan konsumsi gula harian untuk laki-laki sembilan sendok teh (37,5 gram/150 kalori) dan untuk perempuan enam sendok teh (25 gram/100 kalori).
Sebagai alternatif, menurut pakar kopi Indonesia Tuty H. Mochtar, akan lebih baik jika membeli kopi saset dengan kandungan 100 persen biji kopi. Jika ingin menambahkan gula, ikutilah anjuran. Namun, itu pun perlu berhati-hati jika yang Anda beli kemasan 3 in one.
Dispatchlive.co.za melansir, label "kopi murni 100 persen" pada kopi saset 3 in one bukan berarti di dalamnya hanya mengandung kopi sepenuhnya, atau didominasi kopi murni. Sebaliknya, yang dimaksud adalah kopi di dalam saset itu terdiri dari 100 persen kopi murni, bukan campuran.
Kenyataannya boleh jadi, ada lebih banyak krimer, aditif, gula, dan terakhir barulah kandungan kopi yang hanya sedikit, bahkan cuma berupa aroma.
Lain lagi kata dr Mulyani. Meski menganjurkan membatasi konsumsi kopi saset, ia membuat pengecualian pada kopi berpemanis buatan yang rendah kalori.
Pengganti gula berkalori rendah ini ada dua macam, massal (curah) dan intensitas tinggi. Pemanis buatan massal digunakan dalam jumlah sama layaknya gula. Rasanya memang kurang manis, tetapi kalorinya lebih sedikit. Misalnya gula alkohol (polyol) juga xylitol.
Sementara pemanis buatan berintensitas tinggi yang alami biasa diekstrak dari buah stevia dan luo han guo. Masalahnya, cita rasa kopi berpemanis buatan dengan kalori rendah ini mungkin tak selezat kopi saset umumnya.
Namun, mengingat sehat lebih penting dan bermanfaat, itu semua kembali lagi pada pilihan Anda.
Waw, Luar biasa yah gan ternyata kandungannya
Tapi ane sih taunya tetep enak poll, walaupun kadang2 kopi sachet itu ada rasa jagungnya
Biar gak ribet
Gimana gan? Apakah dengan itu agan-agan yang suka ngupi bakal ngurangin kupi sachetan?
hehehe
Semoga inpoh dari ane bisa nambah wawasan agan-agan sekalian yah