Pekerjaan di era yang segalanya sudah mulai modern, jenisnya menjadi bertambah banyak, dari yang di era sebelumnya tidak ada, di jaman modern jadi ada, misalnya saja seperti seorang Youtuber, sekarang Youtuber bisa di bilang sebagai sebuah pekerjaan. Namun namanya pekerjaan, baik di era dulu ataupun era modern seperti sekarang, pasti memiliki resikonya juga, entah resiko yang datang dari pekerjaan itu sendiri, misal membahayakan nyawa, dsb, ataupun juga resiko yang datang diluar pekerjaan itu. Belakangan ada sebuah kasus penipuan atau scam berskala internasional, yang menimpa para fotografer dan instagramer, dan di thread ini akan di bahas mengenai kasus penipuan yang menimpa seorang fotografer sekaligus instagramer, karena dia memamerkan karyanya di Instagram, bernama Henry Wu dan Zory.
Semua berawal dari sebuah e-mail yang di kirim oleh seorang wanita bernama Wendi Murdoch, dimana Wendi Murdoch menawarkan kepada Henry Wu dan Zory untuk menjadi salah satu fotografer yang karyanya nanti akan di pamerkan di China, bertepatan dengan Beijing Winter Olympics 2022.
Setelah memikirkan matang-matang tawaran dari Wendi Murdoch, akhirnya Henry Wu dan Zory menerima tawaran tersebut untuk ikut serta dalam projeknya. Seminggu setelah Henry Wu dan Zory memberikan tanggapan akan tawaran yang di berikan Wendi Murdoch, akhirnya mereka membuat jadwal untuk berbincang via sambungan telpon. Panggilan telepon dari Wendi Murdoch datang, tapi melalui asistennya bernama Aaron, menurut penuturan Henry Wu dan Zory aksen bicara dari Aaron ini sangat mirip seperti seorang yang besar dan hidup di New York, setelah beberapa waktu, akhirnya panggilan telepon itu di teruskan langsung ke Wendi Murdoch, dari awal mendengar suara Wendi Murdoch, Henry Wu dan Zory menggambarkan aksennya seperti campuran antara Asia, British, dan East Coast, mirip seperti karakter yang di perankan oleh Michelle Yeoh di film Crazy Rich Asian. Dalam obrolannya via sambungan telepon itu, antara Henry Wu dan Zory dengan Wendi Murdoc, membicarakan mengenai siapa sebenarnya Wendi Murdoch dan mengapa dia tertarik dengan Henry Wu dan Zory, serta mengobrol mengenai Henry Wu dan Zory juga. Singkat waktu setelah beberapa kali melakukan sambungan telepon lainnya, akhirnya ketemu kesepakatan berapa bayarannya, dan lokasi pengambilan fotonya berada di Indonesia dan Malaysia. Di kesepakatannya ini juga di setujui untuk semua biaya di bayarkan oleh Henry Wu dan Zory terlebih dahulu, baru nanti di ganti oleh Wendi Murdoch. Jangan berpikir salah mengenai kesepakatan ini, karena ada juga kesepakatan projek seperti itu, dimana beban yang menanggung di awal bukan si pemberi mandat, baru nanti setelah projek selesai atau per 24 jam baru di ganti biayanya.
Setelah tahu lokasi pengambilan fotonya di Indonesia, dengan kota tujuan, Jakarta, Semarang, dan Banjarmasin, kemudian Malaysia di Penang, Henry Wu dan Zory sedikit curiga, kan ini untuk pameran di China yang bertepatan dengan Beijing Winter Olympics 2022, kenapa ambil fotonya di negara lain. Karena tak sempat untuk berpikir yang tidak-tidak, Henry Wu dan Zory berangkat ke Indonesia, dimana sebelumnya mereka berkomunikasi dengan asisten Wendi Murdoch, Aaron, yang mengatakan bahwa Wendi Murdoch tidak dapat bertemu langsung dengannya karena bertepatan dengan hari ulang tahunnya, Aaron juga sudah menyampaikan bahwa akan ada biaya tambahan berupa ijin mengambil gambar di Indonesia yang akan di bayarkan ke pihak Pemerintah, Aaron bilang orang Indonesia suka korupsi, jadi harus di bayarkan agar semuanya lancar.
Setelah sampai di Jakarta, Henry Wu dan Zory sudah di jemput oleh seseorang di bandara, dimana ada nama mereka di plakat yang di bawa oleh seorang sopir. Setelah dari bandara, oleh sang sopir Henry Wu dan Zory di antar menuju money exchange, agar mereka bisa segera menukar uang, dan membayarkan biaya perijinan pengambilan gambar di Indonesia, mereka mulai curiga karena biaya tersebut ternyata di bayarkan ke sopir yang mengantarnya. Henry Wu dan Zory merasa curiga, sesampainya di hotel, dia memfoto sang sopir beserta nomor polisi mobil yang mengantarnya.
Keesokan harinya, tiba-tiba Wendi Murdoch menelpon, dan di mengatakan bahwa sang sopir tidak bisa mengantarnya lagi, sopir merasa mereka berdua terlalu rasis, dengan mengambil foto sang sopir. Wendi Murdoch juga berkilah bahwa dia merasa bingung harus bagaimana, dan ingin membatalkan kerjasama di projeknya ini. Seperti yang di bicarakan asisten Wendi Murdoch, Aaron bahwa orang Indonesia suka korupsi dan di suap, maka Henry Wu dan Zory mencoba untuk meminta maaf ke sopir melalui Wendi Murdoch dan berjanji akan memberikan uang sebagai permintaan maaf, akhirnya berhasil, tidak sampai di situ, Wendi Murdoch juga mengatakan untuk segera membayar biaya perijinan pengambilan gambar di dua kota lainnya, kepada sang sopir lagi.
Setelah permasalahan tersebut, si sopir yang menjemputnya kemarin, akhirnya mengantar Henry Wu dan Zory ke China Town, mungkin maksudnya Glodok, sebagai lokasi pengambilan foto. Sesampainya di salah satu kelenteng (tempat ibadah), Zory mendengar salah seorang fotografer dari Jerman, berbicara dengan orang lokal, membicarakan mengenai projek yang sedang di jalaninya, karena merasa penasaran, akhirnya mencoba bertanya ke fotografer dari Jerman itu, dan akhirnya benar, si fotografer juga mendapat projek dari orang yang sama Wendi Murdoch, mereka akhirnya bertukar kontak. Dan dari yang fotografer asal Jerman ceritakan, dia sudah berniat untuk membatalkan projeknya, karena dia merasa capek setiap hari di beri tahu untuk segera pindah lokasi kota, tapi saat akan meninggalkan Jakarta, dia malah di bawah ke bandara yang salah, dan di suruh untuk membayar biaya perijinan pengambilan gambar lebih mahal, sekaligus di ancam akan di laporkan ke pihak berwajib, karena dia bekerja secara ilegal.
Beberpa jam berselang, asisten dari Wendi Murdoch, Aaron, menelfon mereka, dia menanyakan kenapa Henry Wu dan Zory belum membayar biaya penginapan hotel untuk kota selanjutnya, Aaron marah, dan mulai membahas lagi mengenai hal rasis yang dilakukan Henry Wu dan Zory kepada sopir yang mengantarnya. Seperti sebelumnya, Wendi Murdoch ingin membatalkan kerjasama projeknya ini, karena merasa Henry Wu dan Zory bekerja secara ilegal, mereka tidak memenuhi aturan perijinan, Aaron mencoba tenang dan berjanji akan membicarakan mengenai ini keesokan harinya.
Keesokan harinya, Aaron menelpon lagi, mengatakan bahwa Wendi Murdoch ingin kerjasama projeknya di batalkan, Henry Wu dan Zory di janjikan akan mendapatkan penggantian biaya perjalanan yang telah di lakukannya, paling tidak 24 jam setelahnya, karena perlu mengurusi invoice dan melakukan hal perbankan lainnya. Henry Wu dan Zory mulai merasa bingung dan takut, akhirnya mereka mencoba mencari teman yang tinggal di Jakarta, dan akhirnya ketemu, dan mereka sementara waktu akan tinggal dengannya, Henry Wu dan Zory juga bercerita mengenai hal ini kepada temannya, ternyata ada sebuah artikel di Hollywood Reporter (link di Sumber) yang berisi mengenai kasus penipuan serupa, dan yang menipu sama seperti si Wendi Murdoch. Setelah tahu mengenai semua ini Henry Wu dan Zory, menelpon pihak bank mereka untuk mengamankan rekeningnya.
Selama melakukan kerjasama ini, Henry Wu dan Zory sudah mengeluarkan biaya sebesar 7.500 USD atau sekitar 105.000.000,- dengan kurs mata uang sekarang. Apakah mereka akhirnya mendapat ganti dari Wendi Murdoch? pastinya tidak.
Di akhir cerita, Henry Wu dan Zory berbincang kepada Nicole Katsianas, Direktur dari K2 Intelligence, dimana dia sudah menangani kasus serupa selama beberapa tahun belakangan, dan Nicole Katsianas sudah berbicara kurang lebih dengan 100 korban. Sekarang penipuan yang di lakukan megatasnamakan Wendi Murdoch kepada fotografer dan instagraer ini terus berlanjut, dan para korbannya akan segera berdatangan ke Jakarta.
, atau bisa juga langsung ke Nicole Katsianas (ke website K2 Intelligence).
Mari kita bantu memecahkan masalah ini, siapa tahu ada yang kenal dengan muka si sopir, atau ketemu dengan mobilnya, yang entah itu mobil sewaan atau milik pribadi. Kasus penipuan ini juga mencoreng nama baik Indonesia, dengan di perkenalkan sebagai negara yang suka korup, dan apa-apa serba di suap biar lancar urusannya.
Ceritanya paling tidak seperti itu, karena artikelnya berbahasa Inggris, di tuliskan apa maksud yang tertangkap saja, untuk lebih jelasnya bisa baca sendiri artikelnya di sumber yang tertera di bawah.