Ada banyak ragam olahan mi, dari mi ayam hingga omelet mi. Tapi, makanan yang dicintai banyak orang ini juga kerap menimbulkan sejumlah pertanyaan.



dr. Juwalita Surapsari Sp.GK membahasnya dalam tayangan di televisi, Jumat, 8 Februari 2019. Dia mengatakan bahwa mi adalah pengganti karbohidrat. Dalam 100 gram nasi, kalorinya sama dengan 100 miligram (mg) mi.

"Namun kedua sumber karbohidrat ini sebaiknya tidak dikonsumsi berlebihan karena termasuk karbohidrat sederhana yang bisa meningkatkan kadar gula darah," ujarnya.

Meski bisa sebagai pengganti karbohidrat, namun mi tidak bergizi. Itu karena kandungan karbohidratnya berbeda dengan karbohidrat kompleks. Mi, dia menambahkan, juga bisa menimbulkan kesulitan buang air besar lantaran tidak mengandung serat.

"Mi merupakan karbohidrat sederhana yang kandungan seratnya sangat sedikit. Jika tidak diimbangi cukup serat dari buah dan sayur timbul gejala sulit buang air besar," kata dia.

Kendati demikian, Juwalita membantah bahwa mi bisa membuat gemuk. Dia menuturkan bahwa yang membuat tubuh gemuk adalah makan dengan kalori berlebihan. Jika mengonsumsi mi dalam jumlah cukup dan disertai sayur, sumber protein, dan kalori terkontrol, kata dia, tidak akan jadi gemuk berlebihan.

Mitos lainnya seputar mi adalah mengandung formalin. Dia menegaskan, seharusnya mi tidak mengandung formalin karena bahan utamanya adalah tepung terigu, telur, garam, air. Selain itu, mi dalam kemasan juga memiliki izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Namun tanda mi berformalin, yakni lebih kenyal dan kaku. Selain itu, jika dipapar dalam suhu ruang, tidak ada lalat yang hinggap di mi tersebut.

Sumber : http://surabayapagi.com/read/184227/...mi-instan.html