Percaya????????????
Ini sebenarnya narasi basi bulan November 2018. Saat itu Prabowo bilang gak bisa kredit, katanya ditolak BI. Timsesnya mengetahui bahwa junjungannya salah kata, langsung diluruskan menjadi kredit Bank di Indonesia.

Dan ada narasi Prabowo yang sebenarnya menyakitkan hati para pendukungnya. Begini katanya :

"Jangan kita malu kalau kita nggak punya duit, kita tidak malu. Saya mantan perwira tinggi, saya berjuang untuk republik ini, keluarga saya berjuang untuk kemerdekaan ini, saya minta kredit dari Bank Indonesia, saya nggak bisa-bisa dapet. Apalagi kalian, mantan Pangkostrad saja nggak bisa, apalagi tampang kalian," ujar Prabowo.

Tampang kalian. Narasi menghina yang selalu diulang-ulang. Tapi anehnya pendukungnya sangat senang dihina Prabowo.

Tapi bisa jadi kata-kata itu justru menghina dirinya sendiri. Kalau banyak pengusaha biasa-biasa saja justru banyak ditawari kredit oleh bank, artinya jelas tampang Prabowo tidak laku untuk mengajukan kredit. Ini kita bicara logika terbalik.

Prabowo tidak punya uang? Jangan mudah percaya. Itu narasi memiskin-miskinkan diri. Ini ibarat seseorang yang kaya di kampungnya, punya uang milyaran, tapi mengemis di ibukota. Padahal haram dalam Islam jika kita memiskinkan diri kita untuk mendapatkan simpati kalau kenyataannya kita mampu. Itu Kufur Nikmat namanya.

Dan ini catatan Prabowo saat maju pilpres 2014 :

Hutang Capres Prabowo Rp 28.993.970, total harta kekayaan Rp 1.670.392.580.402 dan USD 7.503.134;

Bandingkan dengan laporan tahun 2018 ini saat maju pilpres kembali :

Harta bergerak yang dimiliki Prabowo senilai Rp16.418.227.000 dan surat berh‎arga senilai Rp1.701.879.000.000. Selain itu, Prabowo juga memiliki kas atau setara kas sejumlah Rp1.840.736.659.Berdasarkan catatan kekayaannya, Prabowo tidak punya utang.

Sementara Sandiaga sebagai pendampingnya di pilpres ini, dari data terbarunya, total harta kekayaan Sandiaga Uno yang dilaporkan ke KPK mencapai Rp5.099.960.524.965. Namun demikian, berdasarkan laporan harta kekayaan terbarunya, Sandiaga tercatat masih memiliki utang Rp340.028.135.379.

Jika digabung, harga Prabowo dan Sandiaga hampir 7 triliun! Masihkan bilang miskin dan tak mampu membuat spanduk? Lantas apa benar semua spanduk kebanyakan dari relawan mereka? Pada kenyataannya di gang-gang pemukiman warga di Jakarta ini, rata-rata spanduknya seragam, spanduk besar dengan warna latar putih dan logo Garuda merah. Begitu juga dengan spanduk panjangnya. Semua seragam. Dan pada akhirnya kita kembali diingatkan dengan spanduk-spanduk provokasi pilkada DKI Jakarta yang seragam tapi dibilang atas inisiatif warga Jakarta.

Sementara sehubungan dengan orasi Prabowo yang bilang Sandiaga juga sulit mendapatkan kredit, coba dicek. Darimana Sandiaga dapat kredit untuk proyek jalan tol? Apa dari Bank Luar Negeri?

Jangan bingung kalau Prabowo selalu melihat sesuatu dengan logika pesimis, gagal, jatuh, hancur, rusak, bubar, bocor, runtuh, susah. Itu sebenarnya refleksi dari perjalanan hidupnya. Dan itu takdirnya. Bukan takdir orang lain. Prabowo menjalankan takdir sebagai Mantan Danjend Kopassus, Mantan Panglima Kostrad, meskipun entah sadar atau tidak, ada beberapa narasinya yang justru merendahkan martabat keluarga besar TNI yang sudah membesarkan namanya.

Prabowo juga sedang menjalankan takdirnya sebagai Ketua Dewan Pembina Partai berlambang Kepala Burung Garuda yang justru mengaku dirinya hanyalah Wayang, dan adiknya sebagai Dalangnya.

Dan sekarang, Prabowo nampaknya akan berseteru dengan partai bentukan adik iparnya karena berani mengatakan bahwa pembangunan Indonesia itu salah arah sejak jaman Orde Baru. Ini artinya Prabowo jelas menyalahkan pemimpin Orde Baru yaitu Suharto yang jelas-jelas mantan Mertuanya, padahal didarah anaknya, mengalir darah trah Suharto.

Ya dinikmati saja narasi-narasinya. Bagi yang malas berfikir, silakan mengikuti. Bagi yang biasa memandang maju itu mundur, atas itu bawah, kepala itu pantat, silakan mengikuti.

Tak usah curiga berlebihan, karena memang tak ada lagi yang patut dicurigai. Sebab semuanya sudah terang benderang.

Cluenya : Kalau sejak awal semua narasinya mengandung keburukan, keputusasaan, ketakutan, apa yang akan dicapai? Siapa yang mendesain kampanye seperti ini?

Ini jelas-jelas bukan kerjaannya Sang Maestro Saya Prihatin.

Demikian.