Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Keluhan petani tebu, dari mesin tua hingga banjir impor gula

Presiden Joko Widodo (tengah) berjabat tangan dengan sejumlah petani tebu usai acara silaturahmi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (6/2/2019).
Ratusan petani tebu membanjiri Istana Negara, Jakarta, Rabu (6/2/2019) sore. Berpakaian seragam, kemeja putih dan celana bahan hitam, dengan model sepatu beragam.

Raut wajah mereka menggambarkan pesan yang jelas, ini adalah kali pertama menginjakkan kaki di Kantor Presiden. Mata mereka tak berhenti berputar ke seluruh ruangan, sambil tersenyum kecil ke sejawatnya.

Mereka patuh mengikuti arahan protokol Istana untuk duduk di kursi yang telah disediakan di ruang utama Istana Negara. Termasuk ketiak menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum acara dimulai. Kompak, meski dengan nada yang tak seragam.

Antusiasme mereka makin menjadi saat diminta menceritakan ragam persoalan kepada Presiden Joko “Jokowi” Widodo secara langsung.

Lima orang di antara mereka maju sebagai perwakilan. Curahan hati beragam, dari mulai bantuan pemerintah yang tiba-tiba berhenti, banjir gula impor yang menekan harga jual, hingga mesin-mesin pabrik yang sudah berusia ratusan tahun.

Kamari, salah satu petani dari Jawa Tengah, menceritakan bahwa dalam dua tahun terakhir dirinya sulit meraup untung dari kerja kerasnya mengolah tebu.

Persoalannya lantaran harga beli Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) yang sangat rendah, Rp9.700 per kilogram (kg) gula. Padahal, biaya pokok produksi (BPP) petani sudah di atas Rp10.500.

“Masalahnya sudah ditetapkan Rp9.700, kan petani harus ikut. Kami pun terpaksa jual di bawah itu,” sebut Karmari.

Tak hanya harga beli Bulog yang rendah, rembesan gula kristal rafinasi (GKR) impor juga membuat harga gula petani makin anjlok. Ditambah, kemitraan dengan pabrik gula swasta yang tidak jelas.

Begitu juga dengan Tarikh, asal Madiun. Dirinya meminta Jokowi untuk membuat pejabatnya mengatur waktu kedatangan gula impor. Setidaknya tidak berbarengan dengan waktu panen petani.

“Kami bukan alergi gula impor. Kami sadar produksi nasional masih di bawah kebutuhan nasional. Kami hanya mohon kepada Bapak, kalau impor gula bukan saat musim panen, sehingga harganya memenuhi biaya produksi,” tutur Tarikh.

Cerita soal mesin-mesin pabrik yang sudah tidak optimal datang dari Mulyadi, asal Jawa Barat. Menurutnya, saat ini tiga pabrik gula yang tersisa di Jawa Barat tidak memiliki mesin pengolahan yang aktual. Akibatnya, rendemen untuk petani menjadi tidak terukur.

“Kondisi pabrik gula di Jawa Barat yang sekarang terisisa 3, rata-rata sudah berumur ratusan tahun. Peninggalan Belanda, Pak. Harapan kami ada revitalisasi,” ucap Mulyadi.

Berkaitan dengan rendemen, Mulyadi juga tak lupa meminta pemerintah membuatkan regulasi yang mengukur penghitungan rendemen secara individu, sehingga persaingan antarpetani menjadi lebih sehat.

Untuk catatan, rendemen adalah keuntungan atau kelebihan dalam pendapatan suatu perusahaan. Jika kondisi pabrik sudah diperbaiki, serta rendemen petani lebih jelas, maka bukan tidak mungkin produksi petani semakin meningkat.

“Kalau keputusan eceran dipatok Rp12.500 pun kami siap menerima asalkan di lapangan dibantu,” tegas Mulyadi.

Jokowi tak menjanjikan banyak saat menanggapi keluhan para petani ini. Beberapa poin yang disepakatinya antara lain mesin-mesin pabrik gula yang memang harus direvitalisasi, sistem bagi hasil yang tetap dipertahankan, dan rendemen individu demi memacu kualitas tebu petani.

Satu hal lain, Jokowi juga meminta waktu satu pekan untuk membahas kenaikan harga eceran terendah yang saat ini sebesar Rp9.700.

“Beri saya waktu satu pekan. Nanti akan saya panggil Menteri Pertanian juga jajaran lain untuk membahas ini,” ucap Jokowi.

Gula impor yang masuk di Indonesia memang tak terbendung. Ditelisik dari Data Statista, Indonesia berada di urutan pertama negara pengimpor gula terbesar di dunia pada periode 2017-2018 dengan volume impor 4,45 juta ton.

Indonesia mengungguli Tiongkok yang berada di posisi kedua dengan 4,2 juta ton dan Amerika Serikat dengan 3,11 juta ton.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Faisal Basri, merasa heran adanya kenaikan impor yang signifikan pada periode tersebut. Padahal, saat itu tidak ada kenaikan konsumsi gula yang tinggi.

Menurut Faisal, dengan dalih untuk melindungi produsen gula dalam negeri, pemerintah membedakan antara gula kristal rafinasi (GKR) untuk industri dan gula kristal putih (GKP) untuk konsumsi masyarakat.

Sedianya, impor gula hanya untuk pemenuhan GKR untuk industri, namun dalam perkembangannya GKR justru juga digunakan untuk instrumen stabilisasi harga konsumen. Akibatnya, sekarang Indonesia menduduki importir gula terbesar di dunia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Januari-November 2018, impor gula mencapai 4,6 juta ton atau meningkat dibandingkan periode yang sama 2017 sebesar 4,48 juta ton.

Kendati begitu, mulai 21 Januari 2019, pemerintah telah melarang gula kristal rafinasi (GKR) diperjualbelikan oleh produsen secara bebas di pasar eceran. Larangan tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 1 tahun 2019 tentang Perdagangan GKR.

Dalam pasal 5 aturan tersebut dijelaskan, GKR hanya dapat diperdagangkan oleh produsen kepada kalangan industri sebagai bahan baku atau bahan penolong dalam proses produksi.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...jir-impor-gula

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Pengusutan kasus kampanye Jokowi dan Prabowo disetop

- Pernyataan terburu-buru Filipina pancing protes Indonesia

- Bekraf dan DPR ajak penolak RUU Permusikan duduk bersama

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
363
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Beritagar.id
Beritagar.idKASKUS Official
13.4KThread737Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.