Layaknya pantun yang berbalas, demikian juga kunjungan-kunjungan yang dilaksanakan oleh kawan kawan PK-BTJ member Aceh Aviation yang juga tergabung dalam Kaskus Regional Aceh mendapatkan balasan dari saudara-saudara dari semenanjung Malaysia. Sebagai informasi dapat kami sampaikan bahwasanya Aceh Aviation kerap hadir dalam kegiatan Spotting Antar Bangsa yang dilaksanakan di Sepang.

Minggu siang, spotter Malaysia mulai berdatangan di Sultan Iskandar Muda International Airport. Rekan rekan Aceh Aviation menyambut kedatangan mereka. Selain menjemput, hal ini menjadi ajang silaturahmi sesama spotter atau rekan-rekan yang menggemari dunia aviasi. Maklum saja, karena kesibukan dan lain hal, tidak dapat bertemu sesama penggemar dunia penerbangan setiap hari. Setelah selesai perihal boarding dan bagasi, semua tetamu dihantarkan menuju penginapan. Satu persatu check in dengan tertib. Berhubung cuaca Banda Aceh sedang mendung, kegiatan hari pertama difokuskan untuk silaturahmi dan berburu kuliner. Makan siang dilaksanakan di Pantai Penyu. Dilanjutkan dengan menikmati kuliner Mie Aceh di Lepung. Sembari menunggu sunset, kami berpindah ke pantai Lampuuk. Kegiatan hari pertama ditutup dengan menikmati Nira Espresso di Moorden Coffee. U must try lah, ini minuman sedap sangat. Asli halal dan tidak memabukkan.

Hari Senin, 4 Pebruari 2019 rekan rekan mengunjungi wisata tsunami di Banda Aceh. Mengunjungi Museum Tsunami, PLTD Apung dan beberapa lokasi lainnya. Awak tak ikut, maklum kurir, harus nguli.

Selasa, 5 Pebruari 2019. Lepas shalat Subuh, kawan kawan Aceh Aviation berdatangan secara mandiri menuju Sultan Iskandar Muda International Airport. Ada yang menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat. Untuk dapat diketahui bahwa jarak bandara dari pusat kota adalah 25km. Jalanan pagi ini masih sangat sejuk, Aceh berbeda jauh dengan kota kota lain yang sudah tercemar polusi sejak pagi.  Syahdu rasanya berada di tepian persawahan. Mentari pagi malu malu enggan untuk hadir. Tapi dia haruslah bergerak mendenyutkan titik nadir karena ini sudah menjadi takdir. Segelas kopi, sepiring nasi gurih, kamu harus happy meski hidup ini sungguh perih. Menjadi pondasi pagi itu. Kopinya kopi saring ya gan.

Pagi ini kami kedatangan Garuda Umroh, kenapa disebut Garuda Umroh adalah karena ini merupakan spesial pesawat berbadan besar. Biasanya sekedar transit untuk refuelling dan menaik turunkan pengguna jasa layanan. Awak gak suka sebut penumpang, kerana mereka bayar tiket, tidak menumpang. Sejatinya hunting dari sebelah bandara di pagi itu tidak nikmat, karena silau. Matahari datang dari arah berlawanan. Itu kerananya kawan-kawan memilih berada di seberang bandara. Dan ini harus memutari bandara, melewati persawahan.

Seperti lazimnya penerbangan dari dan ke Banda Aceh ada Malindo ke Penang, Air Asia ke Kualalumpur, Lion Air ke Medan Jakarta, Batik Air ke Jakarta, Citilink ke Medan Jakarta, Garuda ke Jakarta. Dan hari ini ada 3 Garuda Umroh yang rare ke BTJ. Beruntungnya hari ini, kalau tidak ya harus mengelus dada liat bandara orang penuh dengan pesawat jumbo. Menjelang siang kami berhenti. Selain lapar, karena menjelang waktu ibadah shalat dzuhur. Kegiatan siang ini diakhiri dengan makan siang bersama. Lagi lagi siang ini disuguhi dengan kuliner khas Aceh, ayam goreng, kari kambing, gulai ayam, timun kerok.

Terimakasih kawan kawan yang sudah hadir dalam silaturahmi ini. Saya dapat info kalau kawan kawan Malaysia sudah pulang semua tadi pagi dan tiba di KLIA2 dengan selamat tanpa kekurangan apapun. Terimakasih juga Aceh Aviation, RATMers yang telah berpartisipasi.

Pantang Pulang Sebelum Terbang.