Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Serangan DBD relatif belum mereda
Serangan DBD relatif belum mereda
Kegiatan pengasapan (fogging) digelar di permukiman warga Desa Pantungo, Kecamatan Telaga Biru, Gorontalo, Senin (4/2/2019), oleh Dinas Kesehatan Gorontalo.
Wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menyerang hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Tak terkecuali Provinsi Gorontalo. Bahkan para pasien penyakit yang disebabkan Aedes aegepti ini cenderung meningkat.

Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, hingga Selasa (5/2/2019), sudah ada total 383 kasus yang tersebar di enam kabupaten/kota. Sedangkan empat orang pasien dinyatakan meninggal dunia.

Jumlah kasus ini hampir 50 persen dari total kasus pada awal tahun 2018, 813 kasus. Namun, Pemerintah Provinsi Gorontalo belum menetapkan kategori Kejadian Luar Biasa (KLB).

Meski begitu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Triyanto S Bialangi menegaskan bahwa tingginya angka jumlah pasien DBD pada awal tahun ini sudah sangat darurat. Apalagi Gorontalo merupakan daerah endemik DBD.

"Pada umumnya penderitanya dari berbagai kalangan, yang didominasi oleh pasien anak-anak. Kami masih terus melakukan pendataan setiap hari, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan di kabupaten dan kota, serta puskesmas dan rumah sakit," katanya.

"Yang jelas Gorontalo siaga 1 untuk mencegah lebih banyak lagi korban berjatuhan," imbuh Triyanto kepada Beritagar.id.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo pun sudah mengeluarkan edaran kepada masyarakat. Isinya sosialisasi dan kiat mencegah penyebaran penyakit mematikan ini.

Selain itu, sambung Triyanto, petugas Dinas Kesehatan terus melakukan pengamatan epidimologi terhadap kasus yang ada, serta mengimbau pemberantasan sarang nyamuk (PSN) kepada masyarakat.

Kabupaten Gorontalo menjadi daerah dengan jumlah pasien paling banyak dibanding lima kabupaten/kota lainnya, mencapai 115 warga. Dan Kabupaten Gorontalo sudah langganan menjadi daerah terparah.

Pada Februari 2016, Pemerintah Provinsi Gorontalo menetapkan status KLB di Kabupaten Gorontalo. Sedikitnya ada 310 korban di kabupaten tertua di Gorontalo ini.

Kementrian Kesehatan pun menetapkan Kabupaten Gorontalo menjadi zona merah penularan wabah DBD saat itu. "Pada musim pancaroba awal tahun ini memang terjadi lagi kasus DBD di Kabupaten Gorontalo, yang memang merupakan daerah endemis.

"Namun jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, khususnya pada 2016, angka ini menurun. Namun kami tetap melakukan pencegahan lintas sektor, bahkan sejak akhir 2018," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, Roni Sampir.

Sementara itu, tingginya jumlah pasien DBD mempengaruhi pelayanan di rumah sakit. Pasalnya, pertengahan Januari kemarin, hampir seluruh rumah sakit yang berada di Provinsi Gorontalo penuh dengan pasien DBD.

Hal itu diakui oleh Wakil Direktur Rumah Sakit MM Dunda Limboto, Dr. Titien Payuhi. Selasa (5/2). RS mengalami kendala karena kapasitas terbatas, tetapi pasien yang hadir tiada henti dan berbarengan.

Titien menjelaskan bahwa pihaknya harus mengerahkan segala daya sejak Januari karena peningkatan pasien berkali lipat. RS mengerahkan seluruh fasilitas kursi roda dan tempat tidur dorong untuk menampung pasien.

"Ada juga yang langsung kami rujuk karena ruangan yang penuh. Namun, semua pasien tetap kami layani sesuai prosedur yang ada," kata Titien.

Kasus DBD tak kunjung mereda karena musim hujan belum berhenti. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun mengimbau masyarakat agar lebih waspada mengantisipasi potensi terpapar DBD.

Menurut data Kemenkes per Minggu (3/2), korban meninggal di seluruh Indonesia sudah mencapai 169 jiwa. Pembagiannya. masing-masing 145 jiwa pada Januari dan 24 jiwa pada Februari.

Adapun total pasien DBD mencapai sekitar 16 ribu orang. Salah satu daerah dengan jumlah pasien paling banyak adalah Jawa Timur (Jatim).

Bahkan di Kediri, Jatim, menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Anung Sugihantono, ada kondisi menarik di balik DBD. "...jentik nyamuk sudah ada di pagar-pagar. Karena sebagian rumah di desa itu pagar-pagarnya menggunakan bambu," ujarnya dikutip CNNIndonesia.com, Senin (4/2).

Lebih lanjut Anung menjelaskan ada tujuh provinsi yang sudah ditetapkan KLB. Namun, Anung enggan mengungkapnya lebih detail.

Pada kesempatan terdahulu, pemerintah daerah yang sudah menetapkan KLB adalah Kupang di Nusa Tenggara Timur (NTT), Kabupaten Manggarai Barat di NTT, Kabupaten Ponorogo di Jatim, dan Provinsi Sulawesi Utara.
Kenali sarang nyamuk
Adapun menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Tular Vektor dan Zoonotik dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, masyarakat harus tahu di mana saja lokasi jentik dan sarang nyamuk berada. Dengan mengetahuinya, masyarakat bisa membasmi dengan tepat dan tidak salah tindakan.

Siti dalam laman Kemenkes menjelaskan bahwa sarang nyamuk terdapat di bak kamar mandi dan toilet, tempat penampungan air, air jebakan semut (kaki meja), air pembuangan kulkas, tempat minum burung (yang jarang diganti), pot bunga, dispenser air minum (wadah limpahan airnya), barang bekas di sekitar rumah (ban, kaleng, batok kelapa, botol, gelas air mineral, potongan bambu, dan semua tempat yang bisa menampung air).

Itu sebabnya Siti mengimbau masyarakat jangan membiarkan air tergenang di tempat-tempat itu. Atau jika perlu ganti air sesering mungkin.

'Kalau bak mandi harus lebih sering dikuras agar tidak ada jentik nyamuk. Ada jentik berarti kita terancam demam berdarah,' ucapnya.

Satu jentik betina, ujar Siti, akan berubah menjadi nyamuk dewasa dalam 1.2 14 hari. Sedangkan satu nyamuk betina dewasa bisa menghasilkan 100-150 butir telur dalam sekali kesempatan.

Adapun dalam sebulan, nyamuk betina bisa bertelur sedikitnya empat kali. Jadi dalam sebulan nyamuk bisa menghasilkan antara 400 sampai 600 telur.

Sedangkan aktivitas nyamuk Aedes aegepti dan Aedes Albopictus yang bisa memicu DBD adalah pukul 09.00 hingga 10.00 dan 15.00 sampai 16.00.

'Jangan salah sasaran dalam melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Jadi bukan memotong pohon, bersih-bersih rumput, menata bunga, dan lain-lain karena jentik tidak bersarang di rerumputan,' kata Siti.
Serangan DBD relatif belum mereda


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...f-belum-mereda

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Serangan DBD relatif belum mereda Persija Jakarta terserempet Satgas Antimafia Bola

- Serangan DBD relatif belum mereda Nyanyian itu, aku tukang pos, jadi begini...

- Serangan DBD relatif belum mereda Gempa 5.1 M berpusat di Pulau Morotai

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
261
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Beritagar.id
Beritagar.idKASKUS Official
13.4KThread742Anggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.