- Beranda
- The Lounge
Pemuda Ini Tuntut Ayah dan Ibu ke Pengadilan karena Melahirkannya
...
TS
gta007
Pemuda Ini Tuntut Ayah dan Ibu ke Pengadilan karena Melahirkannya
Kita tidak bisa menyalahkan takdir kenapa kita dilahirkan didunia ini, tapi tidak bisa kita menuntut orang tua kita ke pengadilan karena telah melahirkan kita.
Seperti yang terjadi di India ini Raphael Samuel, pemuda berusia 27 tahun di Mumbai, India, telah berketapan hati untuk menyeret kedua orangtuanya ke pengadilan karena hal yang dianggapnya menyalahi aturan: melahirkan dirinya tanpa persetujuannya.
Ia menuturkan, memunyai tujuan yang baik saat memutuskan menuntut kedua orangtuanya ke pengadilan karena telah melahirkan dirinya.
Samuel menuturkan, hidupnya terbilang luar biasa. Namun, ia tak memahami kenapa dia di dunia harus menjalani kehidupan penuh pergolakan di sekolah, atau bersusah payah membangun karier.
Anti-Natalisme
Samuel dan teman-temannya yang membentuk suku Anak Bebas, menamakan keyakinan mereka sebagai Anti-Natalisme.
Keyakinan itu terdengar dramatis. Anti-natalis seperti Samuel, tidak memiliki disposisi negatif terhadap anak-anak atau kehidupan.
Tapi, mereka hanya memercayai bahwa bila seorang anak belum setuju untuk dilahirkan—dan dengan demikian menjadi subyek kesulitan hidup—maka seseorang (orangtua) tidak memiliki hak untuk melahirkannya.
Gerakan Sukarela Kepunahan Manusia
Samuel adalah bagian dari suku pendukung Anak Bebas, yang tengah berkembang pesat di India. Terkadang, mereka menyebut kelompoknya sebagai Gerakan Sukarela Kepunahan Manusia atau Efilis—prinsip bahwa anak-anak tak boleh dibawa ke dunia.
Kelompok ini di India bercita-cita bisa membuat struktur hingga ke tingkat nasional. Oleh para kritikus, mereka disebut sebagai gerakan ‘setop membuat bayi’.
Aktivis beken kelompok ini adalah Pratima Naik, seorang lulusan teknik yang berbasis di Bengaluru. Seperti Samuel, Naik masih muda, 28 tahun, dan berkomitmen untuk tidak pernah memiliki anak.
Naik mengatakan, ada banyak alasan untuk bergabung untuk tidak menyerah pada tekanan masyarakat untuk bereproduksi.
Ia menjelaskan, kaum muda di perkotaan India kekinian sebenarnya telah banyak yang memutuskan untuk tak menikah atau tidak memiliki anak. Namun, setiap kaum muda yang memilih seperti itu selalu distigma oleh masyarakat karena masih kuatnya budaya feodal.
Seperti yang terjadi di India ini Raphael Samuel, pemuda berusia 27 tahun di Mumbai, India, telah berketapan hati untuk menyeret kedua orangtuanya ke pengadilan karena hal yang dianggapnya menyalahi aturan: melahirkan dirinya tanpa persetujuannya.
Quote:
Ia menuturkan, memunyai tujuan yang baik saat memutuskan menuntut kedua orangtuanya ke pengadilan karena telah melahirkan dirinya.
Quote:
Samuel menuturkan, hidupnya terbilang luar biasa. Namun, ia tak memahami kenapa dia di dunia harus menjalani kehidupan penuh pergolakan di sekolah, atau bersusah payah membangun karier.
Quote:
Anti-Natalisme
Samuel dan teman-temannya yang membentuk suku Anak Bebas, menamakan keyakinan mereka sebagai Anti-Natalisme.
Keyakinan itu terdengar dramatis. Anti-natalis seperti Samuel, tidak memiliki disposisi negatif terhadap anak-anak atau kehidupan.
Tapi, mereka hanya memercayai bahwa bila seorang anak belum setuju untuk dilahirkan—dan dengan demikian menjadi subyek kesulitan hidup—maka seseorang (orangtua) tidak memiliki hak untuk melahirkannya.
Quote:
Gerakan Sukarela Kepunahan Manusia
Samuel adalah bagian dari suku pendukung Anak Bebas, yang tengah berkembang pesat di India. Terkadang, mereka menyebut kelompoknya sebagai Gerakan Sukarela Kepunahan Manusia atau Efilis—prinsip bahwa anak-anak tak boleh dibawa ke dunia.
Kelompok ini di India bercita-cita bisa membuat struktur hingga ke tingkat nasional. Oleh para kritikus, mereka disebut sebagai gerakan ‘setop membuat bayi’.
Aktivis beken kelompok ini adalah Pratima Naik, seorang lulusan teknik yang berbasis di Bengaluru. Seperti Samuel, Naik masih muda, 28 tahun, dan berkomitmen untuk tidak pernah memiliki anak.
Quote:
Naik mengatakan, ada banyak alasan untuk bergabung untuk tidak menyerah pada tekanan masyarakat untuk bereproduksi.
Quote:
Ia menjelaskan, kaum muda di perkotaan India kekinian sebenarnya telah banyak yang memutuskan untuk tak menikah atau tidak memiliki anak. Namun, setiap kaum muda yang memilih seperti itu selalu distigma oleh masyarakat karena masih kuatnya budaya feodal.
Spoiler for sumber:
tien212700 memberi reputasi
17
11.5K
195
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
924.8KThread•89.9KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya