Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Hitman.EyeAvatar border
TS
Hitman.Eye
Kisah-Kisah Menarik yang Turut Mewarnai Pertempuran 10 November di Surabaya

UCNEWS- Jika ditanya peristiwa apa saja yang terjadi dalam Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, orang mungkin akan menjawab dengan kisah penyobekan bendera Belanda di Hotel Yamato (sekarang Majapahit) atau dengan pidatonya Bung Tomo yang fenomenal itu.

Tapi sebagaimana heroiknya kisah pertempuran itu, sampai-sampai membuat kota Surabaya dijuluki sebagai kota pahlawan, mustahil kalau hanya dua peristiwa itu saja yang terjadi. Ada banyak peristiwa besar lain yang turut mewarnai jalannya pertempuran, namun kurang akrab di telinga kita, Seperti keterlibatan warga etnis Tionghoa juga cerita sebagian laskar yang belum gablek memegang senjara.

1. Pertempuran Surabaya ini menjadi salah satu pertempuran yang paling tidak ingin diingat oleh Pasukan Sekutu dan juga Inggris. Bagaimana tidak, di kota inilah pasukan elite Inggris dipaksa mengibarkan bendera putih dan meminta bantuan pimpinan musuh (Republik) untuk menghentikan peperangan.



2. Inggris tidak hanya kehilangan satu, tapi dua jenderal: Brigadier General Aubertin Walther Sother Mallaby dan Brigadier General Robert Guy Loder Symonds.



3. Korban pertempuran ini memakan korban sekitar 20 ribu di pihak Republik dan 1.500 dipihak sekutu. Totalnya belum diketahui pasti hingga sekarang.



4. Tewasnya Brigjen Mallaby disebabkan oleh kesalahpahaman. Dalam sebuah sosialisasi gencatan senjata, Mallaby menaiki mobil Buick milik Residen Surabaya, Sudirman. Tanpa sepengetahuannya, tiba-tiba sebuah granat melayang dan mengenai mobil tersebut. Mallaby tewas seketika. Tapi ada versi lain yang menyebut Mallaby tewas ditembak di tempat dari jarak dekat.



5. Selain melibatkan Tentara Keamanan Rakjat, tentara Hizbullah, dan Sabilillah, pertempuran ini juga melibatkan 'TKR Chunking' yang terdiri dari warga Tionghoa di Surabaya.



6. Jika Bung Tomo menggunakan komunikasi via radio untuk menggebrak semangat arek Suroboyo, seorang gadis Tionghoa, melalui stasiun radio yang dikelola komunitas Tionghoa setempat, berpidato menggunakan bahasa Inggris, meminta bantuan kepada Pemerintah Republik Tiongkok untuk membantu rakyat Surabaya.



7. Saat perang meletus, Bung Tomo justru ditawan oleh laskar. Usut punya usut, tindakan itu adalah instruksi dari Cak Mus alias dr. Mustopo, Pemimpin Markas Besar Tentara Jawa Timur, untuk melindungi Bung Tomo yang dianggap sebagai orang penting, namun terjadi sedikit kesalahpahaman.



8. Dalam sebuah orasinya, alih-alih mengutuk, Cak Mus justru memuji tentara NICA dan Sekutu dengan nada satir. Begini bunyi orasinya: “NICA, NICA, NICA, jangan mendarat. Inggris, kamu jangan mendarat. Kalian tahu aturan Inggris, kalian pintar, sudah sekolah tinggi. Kalian tahu aturan, jangan mendarat!"



9. Untuk melawan tentara Sekutu, Bung Tomo dan pemuda lainnya aktif melobi Jepang untuk menyerahkan senjata. Pada satu kesempatan, seorang bekas tentara Jepang ogah menyerahkan bayonetnya. Baginya yang seorang juru masak, bayonet itu sangat lah penting. Bayonet itu biasa digunakannya untuk memasak. Lalu Bung Tomo menyuruh salah seorang pemuda untuk mencari sebilah pisau dan ditukarkan dengan bayonet itu.


10. Saat pertempuran terjadi, banyak pemuda dari laskar-laskar yang ada di Surabaya belum tahu cara melempar granat. Mereka tidak paham kalau sebelum dilempar, granat harus dicabut picunya terlebih dahulu. Gambaran ini pernah disinggung sekilas oleh Imam Tantowi dalam filmnya Merdeka atau Mati: Soerabaia 45. (Habib)

*Sumber
3
3.9K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.