Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Selain Ekonomi, Ini Faktor Lain Orang Terlibat Prostitusi dan Pornografi

AboeyyAvatar border
TS
Aboeyy
Selain Ekonomi, Ini Faktor Lain Orang Terlibat Prostitusi dan Pornografi
Selain Ekonomi, Ini Faktor Lain Orang Terlibat Prostitusi dan Pornografi

Ditahan dan ditetapkannya artis Vanessa Angel (VA) sebagai tersangka, dalam kasus dugaan prostitusi online, telah membuka mata kita, bahwa prostitusi dan pornografi tidak semata-mata dilatar belakangi oleh faktor ekonomi. Selain VA, Ane kira masih ada artis lain yang melakukan hal serupa. Hanya saja, aksi mereka tak bisa dibuktikan secara hukum.

Pengacara Hotman Paris misalnya, ia mengaku punya daftar artis yang bisa ‘ditiduri’ beserta tarifnya. Dan sejak dulu, Ane udah sering dengar rumor tentang prostitusi di kalangan artis ini.

Sebagai artis, tentu mereka sudah punya penghasilan dan kekayaan untuk menopang hidupnya. Lalu mengapa para artis atau non artis mau terlibat dalam ‘bisnis licin’ ini, sedangkan mereka boleh dikatakan sudah mapan secara ekonomi?

Banyak aspek lain yang bisa menyebabkan seseorang terjun ke dunia ‘nikmat sesaat’ ini. Memang, faktor ekonomi adalah alasan yang paling klasik dan mainstream pada setiap tindak kejahatan / pelanggaran. Alasan inilah yang sering membuat orang memaafkan kesalahan, karena menganggapnya terpaksa melakukan hal tersebut, demi urusan perut, untuk menyambung hidup. Termasuk pula dalam hal prostitusi dan pornografi.

Tiga perempuan ‘mantan pemain’ yang kerja di salon kecantikan yang pernah Ane tanya, semuanya menjawab, “Ya karena terpaksa Mas. Habis gimana lagi untuk bertahan hidup dan membiayai keluarga.”

Namun jika ditelisik lebih jauh, ternyata faktor ekonomi bukan satu-satunya alasan mengapa seseorang bisa terlibat dalam ‘lingkaran hitam’ ini.

Berikut faktor-faktor penyebabnya yang lain, berdasarkan berbagai sumber yang pernah Ane baca, dan hasil wawancara dengan beberapa ‘mantan pemain’.


1. Broken Home

Selain Ekonomi, Ini Faktor Lain Orang Terlibat Prostitusi dan Pornografi

Retaknya hubungan inter dan antar anggota keluarga, seperti istri dengan suami, orangtua dan saudara, bisa mendorong seseorang mencari tempat pelarian yang dianggap dapat mengayomi beban hidupnya.

Dengan masuk ke lingkaran prostitusi, seolah ia merasa punya keluarga baru yang damai, yang punya visi dan misi yang sama. Tak ada konflik dan pertengkaran di sana. Tak ada yang mengatur ini itu yang membatasi setiap keinginannya. Jika suka, ia kerjakan, kalau tidak, maka ditingalkan, tanpa beban.

Dengan demikian, ia merasa hidup bebas dari beban keluarga, namun masih bisa bertahan hidup secara ekonomi.

Orang-orang yang seperti ini, biasanya akan mudah berhenti dari pekerjaannya itu, jika ada yang bisa menasihatinya, dan bisa menjanjikan ‘kedamaian’ hidupnya. Atau ketika keluarganya sudah dinilainya kondusif dan aman.


2. Patah Hati dan Frustasi

Selain Ekonomi, Ini Faktor Lain Orang Terlibat Prostitusi dan Pornografi

Patah hati, lalu frustasi, juga bisa menyebabkan orang terjun ke lembah berlumpur ini. Tujuannya adalah sebagai ungkapan kekecewaan atau semacam balas dendam. Misalnya, seorang istri yang dicerai oleh suaminya, padahal ia masih sangat mencintainya. Atau perempuan yang dikhianati oleh pasangannya, misalnya selingkuh atau menikah lagi secara diam-diam.


3. Kurangnya Perhatian dan Kasih Sayang

Ketika ditanya oleh Feni Rose tentang peran keluarga, VA menjawab secara diplomatis, “Andai mama masih ada, mungkin semuanya akan beda.”

Saya tidak tahu persis apa yang dimaksud oleh VA. Namun hal itu mengisyaratkan bahwa salah satu hal yang menyebabkan ia terlibat dalam dugaan prostitusi adalah kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua, terutama dari ibu.

Tanpa perhatian dan kasih sayang, seorang anak akan merasa sepi, seolah hidup sendirian, meski ia hidup berkecukupan secara materi. Karena itu, ia akan mencari dunia baru yang dinilainya penuh pelukan, ciuman, dan cinta kasih, meski hanya untuk ‘satu malam’.


4. Harga Jual yang Tinggi

Selain Ekonomi, Ini Faktor Lain Orang Terlibat Prostitusi dan Pornografi

Ane rasa ini hanya berlaku untuk kalangan artis. Dengan statusnya sebagai publik figur, meski dengan kecantikan standar, mungkin sebagian artis berpikir dirinya punya status yang tinggi, sehingga bisa ‘dijual’ dengan harga yang tinggi pula. Kalau hanya mencari ‘pemain’ yang kecantikannya hanya sekelas VA, kiranya masih banyak wanita lain yang jauh lebih cantik darinya, yang tarifnya masih di bawah Rp. 2 juta untuk Full Time.

Di kampung Ane, dengan bajet Rp.80 juta, bisa tuk menikahi 4 wanita secara halal, perawan desa lagi. emoticon-Big GrinTapi sesuai ‘hukum pasar’, di mana status yang tinggi punya harga jual yang tinggi, mungkin membuat sebagian artis berpikiran nakal, “Ah, daripada capek syuting satu hari hanya dibayar jutaan, lebih baik enak tidur satu malam, tapi dibayar puluhan juta.” emoticon-Big Grin

Hal ini pula yang mungkin mendorong sebagian artis mau menjadi bintang Film Panas, karena hanya beradegan sekitar dua jam, namun dibayar ratusan juta.


5. Gaya Hidup

Selain Ekonomi, Ini Faktor Lain Orang Terlibat Prostitusi dan Pornografi

Gaya hidup yang glamour menuntut seseorang untuk selalu punya duit banyak, meski sudah punya uang yang cukup untuk hidup sederhana sehari-hari. Dan salah satu cara cepat untuk memperoleh uang, tentu dengan menjual ‘barang’. Uang ‘hasil penjualan’ itu biasanya hanya digunakan untuk hura-hura dan pesta, bukan untuk menghidupi diri dan keluarga. Tipe seperti ini biasanya juga tidak berjualan setiap saat, tapi hanya di saat dan momen tertentu saja. Dan ia juga pilih-pilih terhadap calon pembelinya.


6. Terjebak dan Dipaksa

Selain Ekonomi, Ini Faktor Lain Orang Terlibat Prostitusi dan Pornografi

Kalau yang ini murni karena faktor di luar dirinya. Ini boleh disebut sebagai korban Human Trafficking. Misalnya, pada awalnya dijanjikan kerja di bar sebagai pelayan, eh tahu-tahunya pada akhirnya dipaksa melayani pelanggan. Kondisi seperti ini biasanya akan berakhir jika yang bersangkutan mempunyai kesempatan untuk lari dari tempat tersebut. Atau kalau dia pada akhirnya merasa enjoy, ia akan menetap di sana sampai batas waktu yang tak bisa ditentukan. ***

*Diolah dengan pemikiran sendiri, berdasarkan apa yang pernah saya baca dan tanya sama ‘mantan pemain.’
Diubah oleh Aboeyy 30-01-2019 10:24
0
1.4K
16
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84.1KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.