Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

benny1010Avatar border
TS
benny1010
Masih Berjualan Sayur Meski Putranya telah Menjadi Bupati
Masih Berjualan Sayur Meski Putranya telah Menjadi Bupati
Foto : King Cinema Art Studios - Sosok Margareta Hati Manhutu

Margareta Hati Manhutu, berusia 78 tahun, berprofesi sebagai seorang tukang sayur adalah ibunda dari Raymundus Sau Fernandes, S,Pt, yang kini menjabat sebagai seorang Bupati Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Barat. (sumber: Hitam Putih Youtube Trans7 Official)

Berita suksesnya seorang pedagang sayur yang memiliki 4 orang anak, bahkan menghantarkan salah seorang anak kandungnnya menduduki jabatan sebagai seorang Bupati, mencengangkan banyak kalangan. Bagaimana tidak, profesinya hanya sebagai seorang tukang sayur, akan tetapi memiliki putra sukses dan menduduki jabatan sebagai kepala pemerintahan salah satu kota Kabupaten di negara ini. Di samping itu, walaupun anaknya kini menjabat sebagai seorang Bupati, profesi sebagai seorang tukang sayur tetap ia jalankan seperti biasa,

Raymundus Sau Fernandes, S, Pt, telah ber-ulang kali meminta kepada ibunda Margareta Hati Manhutu untuk berhenti jadi pedagang sayur. Akan tetapi usaha Raymundus tersebut sia-sia. Karena Ibunda yang suka diapanggilnya mama itu,  tetap ingin menjalankan profesi sebagai seorang tukang sayur. Bahkan menurut Raimundus ibunya pernah berkata, bahwa ibunya akan berhenti bekerja bila suatu saat ibunya tidak bisa lagi bergerak.

Masih Berjualan Sayur Meski Putranya telah Menjadi Bupati
Foto : LA. Tuo Channel - Bupati Raymundus Sau Fernandes-Ibunda Penjual Sayur

“Kamu fokus dengan pekerjaan, fokus urus keluarga karena kamu dibutuhkan banyak orang”. Kami memiliki kehidupan sendiri kami tidak akan berhenti bekerja. Kalau berhenti bekerja tidak dapat makan”. Begitu ucap Margareta Hati Manhutu kepada anaknya yang kini menjabat sebagi seorang Bupati.

Menurut Raymundus Sau Fernandes, S, Pt, dalam wawancaranya di berbagai media, “mama adalah seorang sosok pekerja keras, disiplin dan tegas dalam mendidik anak-anaknya. Bekerja tanpa lelah, dan dalam setiap perkejaan selalu diselasaikan secara tuntas tidak pernah setengah-setengah”, Ungkap Raymundus.

Dalam setiap wawancara Raymundus menceritakan apa adanya tetang sosok ibu Margareta yang selalu hidup bersahaja dalam kesederhaan dari dulu sampai sekarang. Dalam wawancaranya, Raymundus menyampaikan, walau ibunya sebagai seorang petani sayur yang buta huruf, tapi memiliki perhatian terhadap pendidikan sekolah anak-anaknya.

Masih Berjualan Sayur Meski Putranya telah Menjadi Bupati
Foto : Trans7 Official - Ibunda Margereta Menjual sayur

Setiap hari  Margareta hanya tidur dua sampai empat jam saja dalam satu hari. Menurut Raymundus. Pukul 3.30 WIT, sudah bangun menyiapkan kebutuhan anak-anaknya dan bersiap melakukan aktifitas sehari-harinya sebagai seorang petani sayur. Pukul 5.30 WIT, Margareta telah meninggalkan rumah dan menuju ke ladang sayurnya. “ Jika kami terlambat bangun, kami tidak akan jumpa sama mama, karena mama sudah berangkat ke ladang”, ungkap Raymundus.

Pada kesempatan talk show TV swasta program Hitam Putih Trans7, 29/11/2018, Melkianus Alius Fernandes, adik kandung Raymundus menceritakan bahwa, pendapatan Margareta sebagai tukang sayur satu bulan tidak seberapa bila dibandingkan dengan kebutuhan hidup di zaman sekarang ini. Akan tetapi, Margareta sebagai tukang sayur yang tidak bisa berbahasa Indonesia ini, menyampaikan kepada Melkianus dalam bahasa NTT, bahwa Margareta merasa cukup dengan pendapatan itu, untuk hidup berdua dengan suami yang juga seorang peternak sapi.

Suami Margareta yang bernama Yakobus Fernandes telah berusia 80 tahun lebih. Akan tetapi masih kuat mengelola ternak-ternak sapinya sendiri. Sejak pagi sampai sore hari Yakobus Fernandes sudah berangkat mengurus semua ternaknya tanpa lelah.

Rumah tangga Margareta dan suami yang hidup sederhana, akan tetapi sampai sekarang masih memberi uang saku kepada seluruh anak-anaknya. Walaupun salah seorang anaknya kini telah menjadi Bupati. Suatu hal yang jarang kita temukan dalam kehidupan  masyarakat kita di zaman modern seperti sekarang ini.

Membagi uang saku kepada keempat orang anaknya itu, dilakukan Margareta sampai sekarang. Bila pemberian uang saku itu ditolak oleh anak-anaknya, Margareta akan marah, karena menurutnya, rezeki yang ia dapat adalah milik anak dan itu harus dibagikan kepada seluruh anak-anaknya. Sebaliknya, ketika anak-anaknya ingin memberikan fasilitas untuk kebutuhan hidup, Margareta menolak, karena ia telah merasa cukup dengan rezeki yang ia dapatkan.


Masih Berjualan Sayur Meski Putranya telah Menjadi Bupati
Foto : Trans7 Official - Ibunda Margareta Hati Manhutu

Dari kecil sampai usia Sekolah Menengah Pertama, Bupati Raymundus, sangat merasakan hidup susah orang tuanya. Dengan pola didikan yang keras, disiplin dan penuh keterbatasan, menjadikan banyak pelajaran yang dapat ia petik dari semua itu. Baru sekarang Raymundus menyadari begitu besar perhatian orang tuanya kepada seluruh keluarga, khususnya kepada dirinya.

“Ini adalah pelajaran hidup kami dan anak cucu, dari mama dan untuk kami bisa meneruskannya. Pelajaran hidup yang dilakukan mama saya ini, jadi pelajaran yang sangat berarti, bagi saya, adik, kakak dan anak-anak yang kami lahirkan ini”, begitu ungkap Raymundus Sau Fernandes, S,Pt, yang sampai sekarang di sela-sela ia menajalankan jabatannya sebagai Bupati, masih melakukan kegiatannya sebagai seorang petani.

Dari kisah keluarga sederhana penjual sayur ini, rasanya semakin membuktikan kepada kita bahwa, kerasnya didikan orang tua yang betul-betul berniat demi kebaikan anaknya di masa depan, akan ditunjukkan oleh Allah SWT pada sebuah bentuk kebaikkan. Tidak ada orang tua yang sengaja mengajak anaknya hidup susah.

Ibunda Margareta, perempuan tangguh yang membuktikan kepada kita semua bahwa, dirinya tidak mau menyerah dengan kondisi hidup yang ia jalani. Dengan bekerja keras dan do”a, ia kini dianugrahkan kemulian dan diangkat derajatnya oleh Allah SWT.

Walau dalam kehidupan nyata Margareta hanya perempuan biasa dan sederhana sebagai seorang penjual sayur, akan tetapi di mata Allah SWT, ia perempuan mulia, yang mengorbankan seluruh hidupnya untuk keluarga dan anak-anaknya. Walahualam.

Rasanya pantas figur Ibunda Margareta, kita jadikan panutan bagi kita khususnya ibu-ibu di jaman melenial ini. Kiranya kisah perjalanan hidup seorang Margareta penjual sayur yang sederhana ini, sangat pantas menjadi penuntun sekaligus ibu bagi pimimpin-pemimpin masa depan bangsa yang semakin hari penuh dengan berbagai tantangan yang super-super berat. Betul ngak gan?
 
Sumber : [url=[youtube]9JYwb6Kg2PE[/youtube][/url] youtubeTrans7 Channel
[url=[youtube]PpYJ9bh-9aY[/youtube][/url] Youtube King Cinema Art Studios
[url=[youtube]sNGFqHzREXY[/youtube][/url] Youtube SBO. Web TV
[url=[youtube]Gma7hgJcxe4[/youtube][/url] Youtube MOZ Channel
[url=[youtube]e-F6rnrleWg[/youtube][/url] Youtube LA tuo Channel
Diubah oleh benny1010 15-10-2020 01:23
tata604
nona212
tien212700
tien212700 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
964
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Inspirasi
InspirasiKASKUS Official
10.5KThread6.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.