Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mendoan76Avatar border
TS
mendoan76
Jalur Pantura Pekalongan Justru Makin Dipadati Truk, Dampak Mahalnya Tarif Tol Trans
Jalur Pantura Pekalongan Justru Makin Dipadati Truk, Dampak Mahalnya Tarif Tol Trans Jawa*

http://jateng.tribunnews.com/2019/01/25/jalur-pantura-pekalongan-justru-makin-dipadati-truk-dampak-mahalnya-tarif-tol-trans-jawa

Tribun Jateng
2019/01/25 17:19

TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Operasional dan pengenaan tarif di sepanjang ruas Tol Trans Jawa telah berlaku sejak 21 Januari 2019.
Namun ada pemandangan yang cukup mengherankan.

Seakan tidak terpengaruh atas kehadiran Tol Trans Jawa, arus lalu lintas di sepanjang jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa justru semakin padat, satu contoh di Kota Pekalongan.
Data Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Pekalongan, setelah diberlakukannya tarif tol terjadi kepadatan kendaraan atau arus lalu lintas meningkat hingga 70 persen.
Peningkatan itu ditinjau dari jumlah rata-rata kendaraan barang (truk) yang melintasi jalur Pantura Kota Pekalongan di tiap jam.
Kabid Lalu Lintas Dishub Kota Pekalongan Restu Hidayat menjelaskan, sebelum diberlakukan tarif tol, sekitar 200 truk melintas di Jalan Pantura Kota Pekalongan setiap jamnya.

“Namun setelah diberlakukan ada peningkatan kendaraan yang melintas, perkiraan 300 hingga 400 truk melintas setiap jamnya,” paparnya, Jumat (25/1/2019).
Sementara itu, Kepala Dishub Kota Pekalongan Slamet Prihantono berencana akan memanfaatkan Area Traffic Control System (ATCS) yang dimiliki guna semakin mempermudah pantau arus lalu lintas.

“Jika terjadi kemacetan, kami dapat segera lakukan rekayasa lalu lintas seperti memperpanjang dan memperpendek waktu traffic light, agar antrean kendaraan tidak terlalu panjang,” tambahnya.
Peningkatan truk juga diungkapkan KBO Lantas Polres Pekalongan Kota Ipda Eko Yuli.
“Sebelum diberlakukannya tarif tol lalu lintas di Jalan Pantura Kota Pekalongan lancar dan sepi. Namun setelah ditetapkan banyak pengemudi truk beralih ke jalur reguler ini,” imbuhnya.

Karena arus lalu lintas di jalur reguler meningkat, pihaknya mengimbau para pengendara yang melintas agar lebih berhati-hati dalam melajukan kendaraannya.
“Terutama di titik-titik rawan kemacetan, seperti di Bundaran Monumen Pekalongan maupun perlintasan kereta Jalan KH Mas Mansyur,” tuturnya. (*)

++++

*Pemberlakuan Tarif Tol, Banyak Kendaraan Angkutan Barang Memilih Keluar Exit Tol Gandulan*

Tribun Jateng
2019/01/25 22:47

Jalur Tol Batang-Pemalang yang belum terpasang lampu, Jumat (11/1/2019).
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Budi Susanto
TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Penurunan jumlah pengguna Jalan Tol Trans Jawa dibenarkan oleh PT Sumber Mitra Jaya (SMJ) selaku pengembang jalan tol di sebagian wilayah Pekalongan.

Pantauan dari pihak PT SMJ, usai diberlakukan tarif Jalan Tol Trans Jawa kendaraan angkutan barang memilih keluar dari exit tol Gandulan Pemalang.
“Data dari Pemalang Batang Tol Road (PBTR) sesudah diterapkan tarif tol, kendaraan yang melintas setiap harinya di kisaran 8.000,” ujar Rahmat Humas PT SMJ kepada Tribunjateng.com melalui telepon, Jumat (25/1/2019).

Pihaknya menuturkan, untuk bus, kendaraan pribadi dan sebagian truk masih melintasi Jalan Tol Trans Jawa walaupun tak sebanyak sebelum diberlakukannya tarif tol.
“Kemungkinan saat masih gratis lebih dari 8.000 kendaraan yang melintas. Karena tidak semua perusahaan angkutan menanggung biaya tol mengakibatkan pengemudi truk keluar dari exit Gandulan dan melanjutkan melalui Jalan Pantura,” imbuhnya.
Di luar dari jumlah kendaraan yang melintas. Rahmat menambahkan, pihaknya juga akan mengebut pemasangan penerangan di Jalan Tol Pemalang-Batang.
“Kami sudah melakukan koordinasi bersama PBTR terkait penerangan dan prosesnya masih dalam pemasangan kabel,” tuturnya.

Sementara itu pihak PBTR belum memberi jawaban kepada Tribunjateng.com mengenai penurunan jumlah kendaraan yang melintas di Jalan Tol Trans Jawa.
Perlu diketahui, arus lalu lintas di sepanjang jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa kembali padat setelah tarif tol Trans Jawa diberlakukan, semisal di Kota Pekalongan.
Data Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Pekalongan, setelah diberlakukannya tarif tol terjadi kepadatan kendaraan atau arus lalu lintas meningkat hingga 70 persen.
Peningkatan itu ditinjau dari jumlah rata-rata kendaraan barang (truk) yang melintasi jalur Pantura Kota Pekalongan di tiap jam.
Kabid Lalu Lintas Dishub Kota Pekalongan Restu Hidayat menjelaskan, sebelum diberlakukan tarif tol, sekitar 200 truk melintas di Jalan Pantura Kota Pekalongan setiap jamnya.

“Namun setelah diberlakukan ada peningkatan kendaraan yang melintas, perkiraan 300 hingga 400 truk melintas setiap jamnya,” paparnya, Jumat (25/1/2019).
Kepala Dishub Kota Pekalongan Slamet Prihantono berencana akan memanfaatkan Area Traffic Control System (ATCS) yang dimiliki guna semakin mempermudah pantau arus lalu lintas.

“Jika terjadi kemacetan, kami dapat segera lakukan rekayasa lalu lintas seperti memperpanjang dan memperpendek waktu traffic light, agar antrean kendaraan tidak terlalu panjang,” tambahnya.
Peningkatan jumlah truk yang melintas juga diungkapkan KBO Lantas Polres Pekalongan Kota Ipda Eko Yuli.

“Sebelum diberlakukannya tarif tol lalu lintas di Jalan Pantura Kota Pekalongan lancar dan sepi. Namun setelah ditetapkan banyak pengemudi truk beralih ke jalur reguler ini,” imbuhnya.
Karena arus lalu lintas di jalur reguler meningkat, kepolisian mengimbau para pengendara yang melintas agar lebih berhati-hati dalam melajukan kendaraannya.
“Terutama di titik-titik rawan kemacetan, seperti di Bundaran Monumen Pekalongan maupun perlintasan kereta Jalan KH Mas Mansyur,” tuturnya.

Tarif tol untuk kendaraan Golongan I dari Jakarta menuju Semarang mencapai Rp 334 ribu.
Untuk kendaraan berat, dua kali tarif Golongan I.
Bagi pengemudi, tarif tersebut terlalu membebani.
Terutama bagi sopir kendaraan angkutan barang seperti truk yang harus menanggung biaya perjalanan.

Hasanudin (43) contohnya, sopir truk asal Kabupaten Kendal ini lebih memilih menggunakan jalur reguler karena tidak kuat membayar tarif jika harus masuk tol.
“Dari Semarang ke Jakarta berjarak tempuh 3 hari untuk pergi-pulang, paling uang saku yang diberikan perusahaan tinggal Rp 400 ribu,” jelasnya di Jalan Pantura Pekalongan-Batang, Jumat (25/1/2019).
Dia menjelaskan, uang saku yang diberikan perusahaan mencapai Rp 3,6 juta untuk jalur Semarang-Jakarta.
“Solar Rp 1,6 juta, biaya bongkar Rp 300 ribu, dan membayar kernet Rp 600 ribu. Kalau ditotal sudah Rp 2,5 juta, itu belum termasuk makan bersama kernet selama 3 hari,” jelasnya.

Hasanudin berucap, adanya Tol Trans Jawa sebenarnya memang mempercepat waktu.
Namun, tarifnya terlalu memberatkan bagi sopir.
“Kalau tarifnya mahal nanti keluarga saya makan apa. Jadi saya lebih memilih lewat Pantura walaupun lebih lama,” ujarnya.

Ugik Setiawan, sopir truk asal Cirebon Jawa Barat pun mengeluhkan mahalnya tarif tol yang diberlakukan mulai 21 Januari 2019 itu.
“Kalau terlalu mahal ya ditinggalkan, karena banyak yang beralih melewati Pantura. Kami berharap tarif dikaji ulang agar lebih murah. Terutama bagi angkutan barang dan penumpang,” tambahnya. (*)

++++

*Tol Mahal, Dari Pada Tekor Sopir Truk Pilih Kembali ke Pantura*

Radarpekalongan
2019/01/25 13:54
Mengikuti

Kepadatan Arus Lalu Lintas Naik 70%
Sempat lengang, lalu lintas jalur Pantura Kota Pekalongan kembali dipadati kendaraan-kendaraan berat dalam beberapa hari terakhir. Penyebabnya diduga sopir truk ogah menggunakan jalur tol Trans Jawa menyusul tarifnya yang dianggap terlalu mahal.

Menurut catatan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Pekalongan, volume kendaraan dan kepadatan arus lalu lintas naik signifikan hingga 70% dibandingkan sebelumnya. Yang paling terlihat yakni kembalinya kendaraan-kendaraan besar yang mendominasi di Jalur Pantura Kota Pekalongan.
Kondisi demikian terjadi karena tarif tol dinilai terlalu tinggi sehingga sopir kendaraan-kendaraan besar memilih kembali ke Jalur Pantura daripada harus merogoh kocek lebih. Bagi mereka, efektifitas waktu tempuh dan konsumsi bahan bakar yang lebih sedikit tak sebanding dengan pengeluaran untuk membayar tol.

“Kalau dihitung-hitung dan dibandingkan tetap lebih mahal kalau kita lewat tol. Memang kalau lewat tol waktu tempuh lebih cepat dibanding lewat Pantura dan tentu konsumsi bahan bakar juga lebih sedikit. Tapi itu belum sebanding dengan biaya yang dikeluarkan untuk bayar tol. Lebih mahal bayar tol,” tutur salah satu sopir truk, Sigit.


Dia pernah mencoba melintasi tol dalam perjalanan dari Semarang menuju Jakarta. Masuk lewat pintu tol Krapyak, Semarang dan keluar di Pemalang dia harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 230 ribu. Pengalaman itu membuatnya memutuskan untuk kembali melintas lewat Jalur Pantura dibanding lewat tol.
“Saya hanya mencoba sekali itu saja. Tidak berani mencoba dari Semarang ke Jakarta karena untuk truk ukuran besar biayanya bisa mencapai Rp 1 juta,” tambah Sigit yang mengangkut bahan-bahan material konstruksi.

Sopir truk lainnya, Sulis, juga mengungkapkan keluhan senada. Berdasarkan informasi yang diterima dari rekannya sesama sopir truk, dirinya memutuskan untuk melewati Jalur Pantura dibanding tol. “Kalau coba-coba bisa nombok kita. Karena tarifnya terlalu tinggi, padahal bayaran kita tak seberapa,” ujarnya.

Dia mengatakan bahwa biaya tol tidak diberikan pihak perusahaan dan menjadi tanggung jawab pribadi sopir. Karena itu, jika nekat melintasi tol, justru sopir sendiri yang akan merugi. “Bayarnya jadi tanggung jawab sopir sendiri. Kami hanya dapat Rp 600 ribu sekali jalan dari Semarang ke Jakarta, sedangkan tarif tol bisa lebih dari itu. Belum untuk pengeluaran lainnya,” kata Sulis.

Baik Sulis maupun Sigit, berharap bahwa ada kebijakan untuk penurunan tarif tol sehingga meringankan para sopir. Karena mereka tak memungkiri banyak keuntungan yang dirasakan jika melintasi tol daripada jalur Pantura. Namun mereka juga tak ingin merugi karena harus merogoh kocek pribadi lebih besar karena biaya tol yang mahal.

KEPADATAN LALIN NAIK

Terpisah, Kabid Lalu Lintas pada Dinas Perhubungan Kota Pekalongan, M Restu Hidayat mengungkapkan, memang sejak diterapkannya tarif tol berdampak pada arus lalu lintas di Jalur Pantura Kota Pekalongan. Berdasarkan pantauan, terjadi peningkatan sampai 70% dengan dominasi kendaraan besar berupa truk.

“Sudah hampir satu minggu ini kondisi lalu lintas di Kota Pekalongan kembali padat dan yang paling terlihat adalah kembalinya truk yang melintas di Jalur Pantura Kota Pekalongan. Ini merupakan dampak diberlakukannya tarif tol di mana saat sebelumnya masih digratiskan lalu lintas di Kota Pekalongan memang lebih lengang karena sebagian besar kendaraan memilih lewat tol,” jelas Restu.
Berdasarkan informasi dari PT PBTR, saat tol digratiskan jumlah kendaraan yang melintas sudah mencapai setengah dari kapasitas jalan tol, yakni 40 ribu kendaraan. Itu membuktikan bahwa sebagian besar kendaraan memilih melintas lewat tol saat tarif belum diberlakukan.

Selanjutnya untuk menghadapi terhadap kondisi lalu lintas yang bertambah padat, Restu menatakan bahwa Dinhub mulai melakukan upaya-upaya untuk memperlancar arus lalu lintas. Seperti melakukan setting ulang terhadap traffic light di Jalur Pantura untuk menghindari penumpukan kendaraan pada beberapa simpang di Jalur Pantura Kota Pekalongan.
Kepala Dinas Pehubungan Kota Pekalongan, Slamet Prihantono menambahkan, rekayasa arus lalu lintas melalui setting ulang TL di Jalur Pantura dilakukan melalui ATCS. Pihaknya akan melakukan rekayasa dengan memperpanjang nyala hijau untuk Jalur Pantura demi menghindari antrean kendaraan.

Namun terdapat satu kendala yakni keberadaan ATCS baru di simpang Jalur Pantura-Interchange Tol, di mana pengadaannya dilakukan PT PBTR bersamaan dengan pembangunan interchange. Sehingga otomatis TL di titik tersebut belum terkoneksi dengan ATCS. “TL di sana dibangun dari pusat dan sepaket dengan pembangunan interchange sehingga belum bisa diatur lewat ATCS. Ini sudah kami sampaikan ke pihak PBTR semoga dalam waktu dekat ini bisa direspon sehingga TL disana bisa menjadi satu rangkaian dengan ATCS milik Dinhub,” tandasnya. (nul)

++++
ane scrinsot aja deh koment netizen baca brita kyak gni......gimana koment agan2...







Diubah oleh mendoan76 26-01-2019 15:19
0
6K
73
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.