Inilah 6 Percobaan Pembunuhan Aneh di Seluruh Dunia
TS
acabindonesia
Inilah 6 Percobaan Pembunuhan Aneh di Seluruh Dunia
KOMPAS.com- Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyatakan dia selamat dari percobaan pembunuhan menggunakan bom drone saat berpidato di Caracas. Maduro bukan kali pemimpin pertama dunia yang mendapat percobaan pembunuhan menggunakan benda yang tak biasa. Dilansir Sky News, berikut merupakan enam percobaan pembunuhan aneh yang ada di dunia. Percobaan itu menimpa pemimpin hingga eks mata-mata.
1. Fidel Castro-Plot Cerutu Beracun
Spoiler for :
Amerika Serikat (AS) melalui Dinas Intelijen Pusat (CIA) berulang kali berusaha membunuh tokoh Revolusi Kuba tersebut. Salah satu yang paling fenomenal adalah percobaan pembunuhan kepada Castro menggunakan barang yang paling disukainya; Cerutu. CIA memberikan racun pada cerutu itu. Untungnya, Castro tidak pernah mengisapnya. Selain itu juga terdapat plot bom berbentuk cerutu. Plot lain adalah dengan menanamkan jamur ke pakaian menyelam yang nantinya bakal membuat kulit Castro terkena penyakit kulit kronis. Konon, Castro tak sengaja memberikan pakaian itu ke orang lain. Rumor lain menyebutkan koper berisi pakaian selam itu tak pernah meninggalkan laboratorium.
2. Winston Churchill-Plot Bom Cokelat
Spoiler for :
Salah satu usaha pembunuhan terkenal saat Perang Dunia II berkecamuk menimpa mendiang Perdana Menteri Inggris Winston Churchill. Saat itu Nazi Jerman bermaksud menghabisi Churchill menggunakan bom yang mereka isi dengan lapisan tipis cokelat hitam. Dengan memberi label Peters Chocolate, Nazi menugaskan agen rahasia mereka untuk menyisipkan cokelat itu ke ruang kabinet perang. Untungnya, rencana tersebut diendus oleh dinas rahasia Inggris yang langsung mengamankan makanan itu sebelum diambil Churchill.
3. Patrice Lumumba-Plot Pasta Gigi Beracun
Spoiler for :
CIA juga pernah mencoba membunuh mendiang Perdana Menteri Kongo, Patrice Lumumba, menggunakan racun yang dicampur dengan pasti gigi. Di September 1960, ahli kimia CIA, Sidney Gottlieb, membawa botol berisi pasta gigi beracun tersebut ke Congo. Namun, Rencana itu urung dilaksanakan karena Ketua Stasiun CIA di Kongo, Larry Devlin, menolak memberi izin. Pada akhirnya, Lumumba memang dibunuh pada 17 Januari 1961. Namun, dia dibunuh oleh regu tembak pimpinan perwira Belgia dan Katangan.
4. Khaled Mashal-Plot Pemberian Racun di Telinga
Spoiler for :
Mashal yang saat itu adalah Kepala Biro Politik Hamas di Yodania pernah berusaha dibunuh oleh Israel pada 25 September 1997. Saat itu, Israel yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berusaha melakukan pembalasan atas peristiwa pengeboman di Pasar Mahane Yehuda di 1997. Dua agen rahasia Israel Mossad menyamar menggunakan paspor Kanada, dan menunggu di pintu masuk kantor polisi Hamas di Amman.
Ketika Mashal berjalan ke kantornya, salah satu agen menyergapnya dari belakang, dan menyuntik telinga kirinya dengan racun reaksi cepat. Setelah mata-mata itu ditangkap, Mashal segera dilarikan ke rumah sakit di mana dia berada dalam keadaan koma akibat overdosis oploid. Raja Hussein bin Talal meminta Netanyahu untuk menyerahkan penangkal racun yang awalnya mendapat penolakan. Raja Hussein mengancam bakal membatalkan Perjanjian Damai 1994 jika Mashal tewas. Ketegangan itu membuat Presiden AS saat itu, Bill Clinton, turun tangan. Clinton juga meminta Netanyahu untuk memberikan antidot yang kemudian disetujui dengan menugaskan Kepala Mossad, Dannny Yatom, untuk ke Amman. Mashal selamat. Sebagai balasannya, dua agen Mossad dibebaskan, dan Pemimpin Spiritual Hamas, Ahmed Yassin, juga dilepaskan.
5. Alexander Litvinenko-Plot Racun Polonium
Spoiler for :
Litvinenko merupakan mantan agen rahasia Rusia, FSB, yang mempunyai spesialisasi dalam menangkal kejahatan terorganisasi. November 1998, dia dan sejumlah agen lainnya menuduh atasan mereka telah membunuh taipan Rusia, Boris Berezovsky, yang dikenal sebagai oposisi Presiden Vladimir Putin.
Dia sempat ditahan dua kali sebelum melarikan diri ke London, Inggris, bersama keluarganya, dan memperoleh suaka dengan bekerja sebagai jurnalis sekaligus konsultan. 1 November 2006, dia mengeluh tidak sehat dan segera dilarikan ke rumah sakit di mana dia dinyatakan terkena bahan radioaktif Polonium-210. Dia kemudian meninggal usia dalam usia 43 tahun pada 23 November 2006, dan menjadi korban pertama sindrom radiasi Polonium-210. Penyidik Inggris yakin bahan radioaktif itu disembunyikan di teko teh Millennium Hotel tempat Litvinenko meninggal. Mereka kemudian menuduh pembunuhan dilakukan Rusia dengan kecurigaan terbesar mengarah ke mantan mata-mata Andrey Lugovoy.