Bocoran dari buku Bob Woodward, seorang jurnalis, mengungkapkan bahwa semua staf Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Gedung Putih, menganggap pria 70 tahun itu seorang idiot. Pengacara Trump bahkan melobi Jaksa Agung agar tidak menjadikannya sebagai saksi, karena sang presiden adalah seorang pembohong kompulsif. “Dia telah mengada-ada. Itu sifat aslinya,” ujar sang pengacara.
Oleh: Jonathan Chait (New York Magazine)
Merupakan suatu hal yang relatif mudah untuk mendapatkan bocoran berbagai anekdot mengesankan dari staf Gedung Putih tentang kegilaan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Karena itu, sulit untuk menemukan daftar anekdot baru yang terdaftar dalam skala kegilaan Trump.
CNN dan Washington Post telah memperoleh versi awal cerita versi jurnalis Bob Woodward dari istana sang raja gila. Bahkan menurut standar tinggi yang ditetapkan oleh banyak orang dalam sebelumnya, penggambarannya tentang status delusi Trump tampaknya sangat mengerikan.
Woodward menegaskan bahwa mantan Menteri Luar Negeri Trump, Rex Tillerson, menggambarkannya sebagai “orang tolol sialan,” sebuah fakta yang telah dilaporkan sebelumnya. Dia menambahkan beberapa pejabat ke daftar orang-orang yang telah mengutarakan kesimpulan yang jelas ini.

Setelah pejabat keamanan berusaha tanpa hasil untuk menjelaskan kepada Trump pentingnya pertahanan Amerika di Korea Selatan, termasuk sistem yang mengurangi waktu peringatan serangan rudal Korea Utara dari 15 menit menjadi tujuh detik, Menteri Pertahanan AS James Mattis mengatakan kepada rekannya bahwa Trump “bertindak dan memiliki pemahaman seperti ‘siswa kelas lima atau enam sekolah dasar.’”
Mantan Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gary Cohn tampaknya percaya bahwa Trump sebenarnya tidak memiliki object permanence, yakni konsep memori tentang benda-benada yang hilang, seperti halnya pada awal masa tumbuh kembang bayi. Untuk mencegah presiden menandatangani surat yang membatalkan perjanjian perdagangan bebas dengan Korea Selatan, dia mencuri surat tersebut dari meja Trump. Trump “tidak menyadari surat itu hilang,” tulis laporan the Post.
Kepala Staf Gedung Putih John Kelly menyebut Trump idiot dan gila.
“Dia itu idiot. Tidak ada gunanya mencoba meyakinkannya tentang apapun. Dia bertindak keluar dari jalur. rel. Kita berada di kota gila,” kata Kelly seperti dikutip pada pertemuan staf di kantornya. “Saya bahkan tidak tahu mengapa kita ada di sini. Ini adalah pekerjaan terburuk yang pernah saya miliki.”
Pengacara Trump, John Dowd, juga menyebut kliennya idiot. Dengan agak lebih berani, ia berpendapat bahwa Trump tidak harus memberikan kesaksian kepada Penasihat Khusus Robert Mueller, karena transkrip akan bocor, dan para pemimpin asing akan melihat bahwa Trump adalah idiot.
Dowd kemudian menjelaskan kepada Mueller dan Quarles mengapa dia berusaha mencegah sang presiden bersaksi. “Saya tidak akan duduk di sana dan membiarkan dia terlihat seperti orang bodoh. Anda kemudian menerbitkan transkrip itu, karena semua hal bisa bocor di Washington. Orang-orang di luar negeri lalu akan mengatakan, ‘Sudah kubilang dia idiot. Sudah kubilang dia itu orang bodoh sialan. Untuk apa kita berhadapan dengan idiot ini?’”
Pengacara Trump lainnya, Jay Sekulow, mencoba berdebat dengan Robert Mueller bahwa Trump tidak dapat diminta untuk memberikan wawancara karena ia adalah seorang pembohong kompulsif. Mereka secara harfiah menjelaskan kepada Mueller bagaimana mereka melakukan wawancara tiruan dengan Trump, dan dia begitu tidak mampu mengatakan yang sebenarnya sehingga mereka menganggap dia secara mental didiskualifikasi dari memberikan kesaksian: Jay Sekulow menghadap ke kantor Mueller dan mengulang kembali wawancara tiruan tersebut.
Tujuan mereka: untuk menyatakan bahwa Trump tidak mungkin bersaksi karena dia tidak mampu mengatakan yang sebenarnya.
“Dia telah mengada-ada. Itu sifat aslinya,” kata Dow kepada Mueller.
Sepertinya tidak adil untuk membiarkan seseorang tetap menjabat sebagai presiden karena dia adalah seorang pembohong yang sangat kompulsif sehingga dia tidak dapat diizinkan untuk bersaksi di bawah sumpah. Trump juga meremehkan pelayanan perang John McCain, yang menyatakan bahwa “mantan pilot Angkatan Laut tersebut telah menjadi pengecut karena mendapatkan pembebasan dini dari kamp tawanan perang di Vietnam karena pangkat militer ayahnya dan meninggalkan tawanan yang lain.”

Ucapannya tersebut sebenarnya berlawanan dengan fakta sebenarnya. Inti dari apa yang membuat pemenjaraan McCain begitu heroik ialah bahwa Vietnam Utara menawarkan untuk memberinya pembebasan lebih awal karena kedudukan ayahnya.
Vietnam percaya bahwa hal itu akan menjatuhkan moral anggota militer lainnya, namun McCain menolak, bahkan memilih menahan siksaan daripada menyerah dan menerima kebebasan. Ini adalah fakta paling penting dan terkenal tentang McCain dan Trump justru memutarbalikkannya. Tindakan Trump tersebut seperti menyerang Harriet Tubman karena penolakannya untuk membantu budak yang melarikan diri.
Woodward telah berulang kali mengecam media karena ketidakadilan mereka terhadap Trump, dan menyatakan skeptisisme tentang penyelidikan Rusia. Reporter lain yang melakukan hal yang sama, sebelum melanjutkan untuk menerbitkan sebuah buku yang diisi dengan isapan jempol yang mengerikan tentang disfungsi Trump, ialah Michael Wolff.
Mungkin keduanya dengan cerdik menanamkan komentar yang baik untuk memanaskan sumber-sumber potensial. Buku Wolff, dan anekdotnya yang terlalu luar biasa untuk diterima sebagai kenyataan, mendapatkan cukup banyak reaksi skeptisisme dari media arus utama. Dukungan tambahan dari Woodward tampaknya memberikan konfirmasi atas dorongan mendasarnya, jika tidak setiap detail. Betapa pun bodoh dan gila Trump bagi semua orang, kenyataannya selalu menjadi lebih buruk.


https://www.matamatapolitik.com/semu...d-trump-idiot/