[DISKUSI] BELAJAR MEMAHAMI ARTI DARI SEBUAH PERJUANGAN HIDUP
TS
infoanaksultan
[DISKUSI] BELAJAR MEMAHAMI ARTI DARI SEBUAH PERJUANGAN HIDUP
Quote:
Halo Rich People, sedang apa kamu siang ini? Melamun kah? Berdiam diri kah? Atau hanya sekedar scroll-scroll sosial media yang gak pernah ada habisnya? Pada siang ini aku selaku salah satu admin dari akun Info Anak Sultan ingin mencoba berdiskusi dengan agan atau aganwati semua, seputar bagaimana sih, caranya memahami hidup?
[THREAD INI DI PERUNTUKAN UNTUK KAMU YANG SUDAH SIAP DALAM PEMBAHASAN YANG BERAT DAN MENDALAM]
[JANGAN MENERUSKAN MEMBACA JIKA TAK INGIN HATIMU BERGEMURUH PENUH AMARAH]
[THREAD INI DIBUAT HANYA UNTUK KAMU YANG BENAR-BENAR INGIN MEMBACANYA]
Aku memberi judul diskusi ini dengan, "Belajar Memahami Arti dari Sebuah Perjuangan Hidup", mengapa? Karena sesungguhnya aku sendiri pun masih belum tau, untuk apa sih sebenarnya aku hidup di dunia ini? Apa hanya untuk tumbuh berkembang menjadi kaya raya, atau hanya sekedar untuk berjuang meratapi nasib yang makin hari makin menua tanpa adanya perubahan apapun yang signifikan wujudnya.
Niscaya orang awam seperti aku akan berpendapat demikian; "Bahwa sesungguhnya, kamu adalah sebuah bukti dariku, ayahmu juga ibumu, yang melahirkanmu juga membesarkanmu." Iya, terus, kalo udah besar ngapain? Kerja, nyari duit terus ngerawat orang tua doang gitu? Atau kemudian menikah, bersenjang, menuju karir paling tinggi, kemudian meninggalkan mereka yang berada di bawah kita? Atau malah sengaja meninggalkan apa yang seharusnya kamu tidak tinggalkan, apa itu?
"Agamamu misalnya".
Misalnya? Memang agama mempengaruhi apa yang aku lakukan di dunia? Jika iya mana buktinya? Apakah tiap-tiap keajaiban yang hadir di dalam kehidupanku adalah berasal dari sebuah agama? Jika iya, sebenarnya kita hidup untuk siapa? Untuk diri kita sendiri atau untuk agama kita?
Hai, pusing ya? Hahaha.
Jangan terlalu serius pada pembahasan di awal tadi ya, di atas adalah intermezo untuk memancing agan atau aganwati berfikir sejenak untuk kemudian meneruskan membaca pada pembahasan inti dalam thread ini.
Kita bertahap dari bawah, menuju urutan paling tinggi, yang aku ambil secara subjektif, dari sudut pandang aku pribadi, dan diskusi ini bersifat umum, sehingga siapa saja bisa mengikutinya.
Quote:
KITA DILAHIRKAN KE DUNIA
Quote:
Kawan, pernahkah kamu merasa tiba-tiba seperti mengulang kejadian yang sepertinya pernah kamu lakukan namun kapan dan dimananya kamu tak ingat, atau apabila ingat, itu akan baru saja terjadi di keesokan harinya. Sebutlah ia sebagai Dejavu.
Dejavu yang sering terjadi dalam kehidupan kita ini, menurutku adalah hal yang perlu digaris-bawahi, seperti yang ku kutip dari sebuah laman website di internet;
"Dejavu adalah keadaan dimana Anda merasa familiar dengan kondisi sekitar anda..."
-- hellosehat.com
Banyak informasi menarik yang bisa ditemukan dalam artikel tersebut, lalu apa hubungannya dengan sub judul yang ane berikan di atas?
Kita dilahirkan ke dunia, apakah itu termasuk sebuah dejavu? Jika seorang manusia bisa mengalami dejavu, apakah saat kita berada di alam kandungan, pun, bisa mengalami dejavu, atau mungkin, selama hidup, kita ini hanya sedang bermimpi sebenarnya? Hehe.
*****
Setelah lahir ke dunia, kita beranjak dari bayi, menuju balita, kemudian belajar banyak hal, bertanya banyak hal, menjawab banyak hal, hingga sampai pada fase dimana kita tidak ingin kembali menjadi seorang bayi juga balita. Padahal kita menikmatinya kala itu.
Selama masa berkembang, dari mulai bayi, balita, hingga menuju remaja, apakah agan atau aganwati merasakan ada yang aneh dalam diri kalian? Misalnya, mengapa agan atau aganwati diciptakan berbeda-beda? Kemudian mengapa kita harus bisa menjadi seorang yang memiliki jiwa sosial? Mengapa tidak menyendiri saja? Toh, pada akhirnya ketika dewasa kita hanya bekerja untuk diri sendiri, bukan untuk orang lain, andaipun orang lain, ialah keluarga kita sendiri, yang notabene memang harus kita tolong jika kita mampu.
Sudah merasa berat? Sudah merasa ter-triggered? Santai, ane ingin lanjut pada pembahasan inti yang kedua.
Quote:
KETIKA KITA REMAJA
Quote:
Perkembangan remaja dari tahun ketahun menurutku berbeda, walau tak jauh. Contohnya remaja masa kini yang makin hari aku lihat makin buruk saja perkembangannya, bukan hanya di Indonesia lho, gan. Tapi di beragam penjuru dunia lainnya juga begitu adanya.
Ada yang membunuh karena patah hati, ada yang senangnya membully, ada yang menyembuhkan depresinya dengan cara meminta sumbangan, ada pula yang bertingkah seperti para idolanya, ada yang berfanatik ria padahal gak guna, ada yang yaa.. Macem-macem bentuknya.
Lho kok negatif semua?
Kalo aku bicara yang positif, pasti agan akan bilang, "Nah iya aku yang itu tuh.." See? Betapa munafiknya kita semua, ingin selalu dibilang baik padahal buruk, ingin selalu mendapatkan pujian padahal tak pantas, ingin selalu memiliki padahal tak mampu, ingin selalu berandai-andai padahal tak berhak.
Jadi sebenarnya ngapain kita hidup? Kok jadi serba salah?
Ketika kita remaja, banyak hal yang harus dipertimbangkan, seperti pengawasan orang tua yang harusnya netral, tidak terlalu mengekang, tidak terlalu pula membebaskan. Layaknya hewan liar, sepertinya remaja masa kini bisa dikategorikan sebagai hewan liar, atau jangan-jangan kamu kemudian malah melempar aku bata karena menyama-nyamakan engkau dengan hewan? Hahaha.
Ngaca, bos.
Ngeliat kawan punya cewek cakep iri, ngeliat kawan beli motor baru pengen, ngeliat kawan punya hp baru ngiler, giliran dapet semuanya dengan 'spek' yang berbeda; ngeluh.
Hilih, sampah.
Jadi remaja itu sampah ya bang? Enggak bukan, remaja adalah seorang manusia yang harus dikawal gerak-geriknya, karena mereka belum bisa menilai, mereka belum bisa mencari, rute paling baik mana yang harus mereka lewati?
Dan akhirnya, aku menyimpulkan, bahwa tujuan kita hidup saat remaja adalah untuk menjadi seorang yang tidak berguna bagi siapapun. Lantas banyak yang berkomentar setelah ini, mengenai; Lu ngomong seenaknya ya! Gua kemarin bawain banyak piala buat sekolah sama keluarga gua, atau gua kemarin bawain duit banyak buat keluarga gua, atau kemudian alasan lain yang menyombongkan diri mereka sendiri.
See? Remaja memang gak berguna, yang berguna itu kamu. Kamu adalah satu-satunya manusia seumuran remaja yang berguna. Nyatanya setelah mendapatkan hasil kamu tidak ria, setelah meraih mimpi kamu tidak hina, lantas menjadi seorang yang sok benar padahal bermuka dua. Ada orang yang kumaksud dengan kamu? Jangan jauh-jauh mencari ke belahan dunia lain, ngaca, kamu udah jadi kamu yang sebenarnya belum?
Lagi, lantas apa tujuan kita hidup sebagai seorang remaja? Hehe.
Quote:
BERANJAK MENUJU PRIBADI YANG EGOIS, SERAKAH DAN SEENAKNYA - KAMILAH ORANG DEWASA
Quote:
Berkarir baik dalam menjalani tiap-tiap lika liku permasalahan saat remaja, membuat seseorang menjadi pribadi yang lebih baik, jika ia menginginkan dirinya baik. Tidak baik, jika ia merasa ia adalah yang paling baik.
Mengapa kemudian ketika kita beranjak menjadi seorang yang merasa dirinya adalah orang dewasa padahal bukan? Mengaku bahwa ia adalah yang paling benar padahal bukan, merasa dirinya adalah seorang yang kaya akan ilmu, juga harta, bahkan tahta, namun entah sampai kapan ia akan bisa merasakan itu.
Karena yang ku tau, orang dewasa memang selalu seperti itu, bukan? Yang dirasa baik adalah sesekali, hanya sejumput, tidaklah banyak. Sekalipun ia orang yang kau kagumi, sekalipun ia orang yang memiliki pengaruh tinggi, sekalipun ia orang tuamu.
Sudah makin panas? Ingin berkomentar? Atau malah sudah berkomentar sebelum lanjut membaca? Dasar manusia lemah.
Perhatikan, aku tidaklah berbicara tentang siapa kamu, apa inginmu, atau mengapa harus kamu? Yang aku bicarakan disini ialah; Pantaskah kamu menjadi seorang yang dewasa, saat ini?
Jika ia, maka pantaskanlah dengan segera, dengan caramu, dengan segala macam maksudmu, dengan tiap-tiap anganmu, silahkan wujudkan tiap-tiap apa yang kamu rencanakan.
Namun jangan salahkan aku ketika kamu melalui beragam masalah yang datang, dan jangan salahkan aku jika kamu sangatlah merasa sulit ketika berjuang dalam mempertaruhkan tiap-tiap raga yang sudah kau harap akan indah pada waktunya.
Kau hanyalah sampah, kau hanyalah babu, boneka, bahkan yang paling parah ialah; kau hanyalah seonggok darah yang di selimuti daging-daging, kemudian kulit menyertainya, kemudian bulu tumbuh mengakar, lantas mereka saling berkomunikasi untuk siap meninggalkanmu kapan saja. Kau hanyalah darah yang bernyawa, entah mengapa bisa bernyawa, mungkin Tuhanmu tau, coba bertanyalah pada-Nya.
Pastikan, bahwa tidaklah lagi kamu pelihara segala angan, biarkan saja angan itu bebas, hingga takdir mempertemukanmu dengannya. Hingga ajal berhenti menjemputmu di tiap persimpangan jalan yang kau lalui. Hingga tiap-tiap janji yang kau buat dengan-Nya menjadi nyata karena kehendak-Nya.
Sudah mengerti? Untuk apa kamu hidup sebenarnya? Hehe.
Quote:
KITA MENUA, PADAHAL TAK SEHARUSNYA
Quote:
Berkeliaran di luar sana, mereka yang sudah berumur namun tetap saja bersahaja, bertahta, juga bergelimpahan harta yang takkan pernah ada habisnya, padahal mereka di mata kita sangatlah lebih buruk dibandingkan dengan diri ini. Diri ini hanyalah insan yang rakus dan tak hendak mengakui siapapun. Inginnya menang sendiri, inginnya benar sendiri, ya, kan?
Ketika helai-helai rambut mulai berjatuhan, kamu malah sibuk menikmati hari-hari tua, padahal di luar sana banyak yang masih bersedia datang ke kantor dengan pakaian rapih menempel di badannya, dasar manusia tak berguna. Ketika lelah kamu menyerah, ketika senang kamu enggan mengenang, tiap-tiap usahamu yang tertinggal di belakang.
Kita menua, pada waktunya. Sampai hari itu tiba, kita masih berharap untuk tidak menua, masih berharap untuk tetap bisa berupaya dalam mencari tiap-tiap rumpun dunia yang belum sempat terjamah oleh mata yang kerap kali berdusta, melihat tapi mengaku tak kasat, menatap tapi mengibul sambil berharap, agar tak ada manusia lain yang bisa lebih dulu unggul dariku.
Betapa sombongnya saat kita bertambah tua, pola fikir kembali seperti balita, inginnya dimanja, inginnya selalu dibutakan oleh apa-apa yang sebelumnya pernah kita capai. Bahwa kitalah yang mendasarkan diri pada pondasi-pondasi hati yang sempat runtuh hanya karena godaan di dunia.
Lalu ketika Tuhan memanggil, kita hanyalah seorang yang belum tentu dikenang namanya. Kita hanyalah akan kembali menjadi sebuah tanah, yang takkan lama lagi terlelap, kita tak berhak lagi untuk bernafas, kita tak berhak lagi untuk melihat kebelakang, tentang; seperti apa kita hidup di dunia ini sebenarnya.
Maka, thread ini aku maksudkan untuk bisa bermawas diri, agar di kemudian hari, kita sama-sama bisa menilai sejak dini, kehidupan kita yang hanya sementara, tidak abadi, tidak sempurna, karena kita hanyalah manusia, yang akan bersatu dengan tanah nantinya.
Lantas, akhirnya aku bertanya kembali padamu, untuk apa kamu hidup sebenarnya?
Euh, lelah euy dari tadi ngoceh mulu.
Aku sudahi dulu ulasan mengenai Belajar Memahami Arti Dari Sebuah Perjuangan Hidup kali ini ya Rich People, semoga kamu suka dengan pembahasan kali ini. Jangan lupa buat kasih aku bintang 5, cendol dan komentar. Karena semua itu gratis, iya, gratis. Jadi apa susahnya sih buat ngasih aku hal yang gratis. Hehe.
Asyiap sampai jumpa pada thread Anak Sultan selanjutnya, khususnya pada sesi Cemal-Cemil ini.
Dadah!
-- 'Another Side' of Mimin [R] --
=================================================================================================== SUMBER PEMIKIRAN PRIBAD I GAMBAR DARI GOOGLE JUGA ADA
=================================================================================================== CENDOLIN AKU DONGS | RATE 5 AKU DONGS | KOMENTARIN AKU DONGS
=================================================================================================== MAMPIR KE THREAD AKU YANG LAIN DONGS CEK POSTINGAN DI BAWAH YA AGAN DAN AGANWATIKUH SEKALIANS