PASCAKERUSUHAN di Tanah Abang, beberapa waktu lalu, trotoar di Jalan Jatibaru, tepatnya di seberang Stasiun Tanah Abang, masih dipenuhi Pedagang Kaki Lima (PKL).

Di luar jalur kuning trotoar yang seharusnya menjadi pembatas bagi PKL menggelar dagangan mereka, berdasarkan pantauan Media Indonesia pada Sabtu (19/1), masih dipenuhi jejeran PKL. Pedagang tersebut mejajakan berbagai dagangan, mulai dari baju, kerudung, hingga makanan dan minuman.

Heri, 35, salah satu pedagang baju yang membuka lapaknya di luar jalur kuning mengaku dirinya tetap berjualan di wilayah yang dilarang meski harus kucing-kucingan dengan petugas Satpol PP.

"Ya, kucing-kucingan saja ini. Kalau ada kabar penertiban langsung kita angkut," kata Heri, Sabtu (19/1).

Heri menyatakan, ia sadar dirinya berdagang di jalur yang terlarang. Sehingga jika ada Satpol PP yang melakukan penertiban, dirinya akan bersiap-siap membereskan dagangannya.

"Saya kalau ada Satpol PP yang menertibkan, pasti nurut. Gak mungkin juga tetap gelar saja," tuturnya.

Baca juga: Ricuh di Tanah Abang, 2 PKL Ditetapkan Tersangka

Hal senada diungkapkan Ridwan, 40, pedagang kerudung yang membuka lapaknya di trotoar Jalan Jatibaru seberang Stasiun Tanah Abang. Dirinya mengatakan jika pengawasan trotoar saat ini sangat ketat.

"Sekarang memang ketat banget. Tadi jam 06.00 WIB saja sudah ada yang bolak-balik," kata Ridwan.

Berkaitan dengan kericuhan yang terjadi beberapa waktu lalu, salah seorang pedagang lainnya yang menjadi saksi mata mengatakan salah satu faktor yang memicu kericuhan tersebut adalah pedagang yang protes karena barang-barang dagangan yang mereka letakkan di gudang ikut menjadi sasaran para Satpol PP.

"Itu teman-teman yang di trotoar protes saat barang-barang mereka yang ada di gudang ikut disita juga. Walaupun yang di trotoar juga salah, tapi pol PP juga nyolong dong namanya," tutur Budi, salah satu pedagang makanan.

http://m.mediaindonesia.com/read/det...jalan-jatibaru

Nasbung blangsak mana suaranya