Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

winarwiAvatar border
TS
winarwi
Gerindra Melawan,Penangkapan Ketum Dewan Kornas Prabowo Presiden Dianggap Kriminalisi
TRIBUNJOGJA.COM - Partai Gerindra akan membuat perlawanan menyusul penangkapan Ketua Umum Dewan Koalisi Relawan Nasional (Kornas) Prabowo Presiden, Bagus Bawana Putra.

Menurut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono penangkapan tersebut merupakan upaya kriminalisasi.
"Akan kita lawan ini sudah kriminalisasi," ujar Arief saat dikonfirmasi Tribun, Selasa (8/1/2019).


Arief sendiri mengaku belum mengetahui secara persis kabar tersebut, namun ia sangat menyayangkan penangkapan tersebut.

Menurutnya polisi harusnya menangkap sumber utama dari adanya kabar tujuh kontainer berisi surat suara yang sudah dicoblos.

Sumber utama yang dimaksud Arief adalah adanya suara rekaman yang memberitahukan penemuan tujuh kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok berisi surat suara yang sudah dicoblos.

Suara rekaman tersebut awalnya memang tersebar di media sosial kemudian membuat gaduh.

Beberapa orang juga ikut mempertanyakan kebenaran kabar tersebut termasuk Wakil Sekjen partai Demokrat Andi Arief.

"Sumber utamanya yang harusnya dipidanakan," ujar Arief.

Lebih jauh Arief menjelaskan, dalam hal ini polisi juga harus mengerti dasar hukum terkait media sosial dan media massa mindstream.

"Kalau ada sumber ngomong di media massa mainstream, koran atau media online lalu loper koran menjual, apa loper korannya harus ditangkap juga karena dia yang menyebarkan? Kalau sumber di media online, media sosial berbicara, mempertanyakan masa ikut ditangkap, sementara sumber utamanya tidak. Polisi harusnya mengerti dasar hukumnya apa maknanya media sosial dan media mindstream," kata Arief.

Saat ditanyakan apakah partai Gerindra akan datang ke Bareskrim mabes Polri dan memberikan bantuan hukum nantinya, Arief menyerahkan sepenuhnya hal itu kepada divisi hukum partai Gerindra.

"Biasanya nanti Habiburokhman,"ujarnya.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo membenarkan telah diamankannya kreator dari hoax 7 kontainer surat suara tercoblos.

Dedi mengatakan kreator itu berhasil diringkus di Bekasi, Jawa Barat.

Kini, yang bersangkutan disebut tengah menjalani pemeriksaan di Bareskrim Polri.

"Benar telah diamankan satu orang di Bekasi dan saat ini dalam pemeriksaan di Bareskrim Polri," ujar Dedi, saat dikonfirmasi, Selasa (8/1).

Namun demikian, saat ditanya seputar identitas kreator hoax tersebut, mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu enggan menjelaskan secara rinci.

Dedi mengatakan rilis terhadap informasi itu akan dilakukan secara lengkap Rabu (9/1) oleh Kadiv Humas Polri Irjen Pol Mohammad Iqbal.

"Besok pagi press con oleh pak Kadiv," ujarnya.

Informasi yang diperoleh yang ditangkap polisi tersebut adalah Ketua Umum Dewan Koalisi Relawan Nasional (Kornas) Prabowo Presiden, Bagus Bawana Putra.

"Inisialnya B," ujar seorang sumber di internal kepolisian.

Bagus merupakan tersangka keempat dalam kasus ini.

Sebelumnya, polisi sudah menetapkan tiga tersangka, yakni HY, LS, dan J.

Ketiga orang tersebut diduga berperan salam menerima konten hoaks tanpa mengonfirmasi kebenaran isi konten dan langsung menyebarkannya melalui akun Facebook.

Tersangka kemudian menyebarkannya di percakapan grup dalam aplikasi WhatsApp. Meski ditetapkan sebagai tersangka, ketiganya tidak ditahan.

Hoax kontainer surat suara memancing gaduh publik. Sejumlah elite di dua poros Pilpres saling tuding.

Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengaku telah melakukan identifikasi dan penelusuran akun yang menyebarkan hoax.

Pelaksana tugas Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo Ferdinandus Setu mengatakan hasil identifikasi menunjukkan bahwa hoax tujuh kontainer surat suara pertama kali muncul pada 1 Januari 2019 pukul 23.35 WIB lewat media sosial.

Selanjutnya, informasi mengenai tujuh kontainer surat suara yang belum tercoblos tersebar ke sejumlah akun.

Kemkominfo sendiri telah menyerahkan hasil identifikasi dan temuan analisis dari Mesin AIS Sub Direktorat Pengendalian Ditjen Aptika ke pihak Bareskrim Polri pada Kamis (3/1) pukul 15.00 WIB.

Seperti diketahui, terkait hoax 7 kontainer surat suara tercoblos, kepolisian telah mengamankan 3 orang yang disebut sebagai penyebar hoaks tersebut.

Tiga orang itu berinisial HY, LS, dan J dan ditangkap ditempat berbeda dan terpisah. Ketiganya memiliki peran yang sama yakni menerima konten tanpa mengklarifikasi terlebih dahulu dan langsung menyebarkannya di medsos.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan tim Siber tengah fokus memburu dua peran yang terlibat dalam hoax ini.

Pertama adalah memburu kreator atau pembuat konten hoaks.

Kedua, yakni memburu orang yang pertama kali menyebarkan hoaks dan viral atau yang biasa disebut buzzer.

"Fokus utama tim siber ini adalah kreator dan buzzernya. Karena kreator adalah yang paling bertanggungjawab membuat berita hoax tersebut. Kemudian buzzer memiliki tugas dia memviralkan pertama kali ke seluruh akun media sosial, kemudian diikuti oleh akun-akun masyarakat tanpa mengkonformasi tanpa mengklarifikasi," ujar Dedi.

Komentar Demokrat

Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin mengatakan, partainya berharap kepolisian bersikap profesional dalam menangani pelaporan terhadap Wakil Sekretaris Jenderal Andi Arief.

Andi Arief dilaporkan atas dugaan penyebaran hoaks 7 kontainer surat suara pemilu yang sudah dicoblos.

"Saya kira kepolisian tidak usah menyasar Andi Arief. Saya kira aparat tidak perlu bermain politik lah. Jalankan saja tugas menjaga tegaknya hukum dan ketertiban. Rakyat akan berterima kasih kok. Tidak perlu mereka ikut cawe-cawe menyenangkan salah satu pasangan," ujar Amir melalui sambungan telepon, Jumat (4/1/2019).

Ia mengatakan, Demokrat berpandangan twit yang diunggah Andi Arief bukan penyebaran hoaks.
Sebaliknya, menurut Amir, twit Andi mendorong agar kepolisian menyelidiki benar atau tidaknya kabar tersebut.

"Di dalam dirinya ada rasa tanggung jawab untuk mengingatkan. Kalau umpamanya kabar itu hoaks, sudah terbukti hoaks, ya Alhamdulilah, kita bersyukur dan berterima kasih kepada aparat yang melakukan langkah awal penyelidikan," lanjut Amir.

Informasi tentang adanya 7 kontainer surat suara pemilu tercoblos itu mulai beredar sejak Rabu (2/1/2019) sore.

Pada Rabu malam, melalui akun Twitter-nya, @AndiArief_, Andi menuliskan,

"Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yg sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya karena ini kabar sudah beredar".

Namun, twit ini tak lagi ditemukan. Andi belum memberikan jawaban ketika ditanya soal twit yang dihapus ini.

Pada Rabu malam itu pula, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) langsung mengecek berkas bersama Bawaslu dan Bea dan Cukai di Kantor Bea Cukai Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Setelah dicek, KPU menyatakan kabar tersebut bohong. KPU juga membantah kabar yang menyebut KPU telah menyita satu kontainer yang berisi surat suara yang sudah dicoblos.

KPU hingga saat ini belum memproduksi surat suara. Surat suara itu rencananya baru akan diproduksi pertengahan Januari 2019.

Melalui akun Twitter-nya, Andi menuliskan kembali pendapatnya mengenai ini. Dia mengapresiasi Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu yang langsung mengecek kabar tersebut. (*)

http://jogja.tribunnews.com/2019/01/09/gerindra-melawan-penangkapan-ketua-umum-dewan-kornas-prabowo-presiden-dianggap-kriminalisasi?page=all
0
3.2K
29
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.