TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah netizen dan tokoh masyarakat mengomentari cara berwudu Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno.

Bahkan, Mahfud MD melalui akun Twitter-nya ikut menanggapi hal tersebut.

Terkait viralnya video cara wudu hingga banyak perdebatan, Sandiaga Uno mengaku menanggapinya dengan santai.

Menurut cawapres nomor urut 02 itu, memang ada yang membenarkan dan ada yang menyalahkan cara dirinya berwudu.

Namun, Sandiaga Uno mengatakan, manusia tempatnya salah dan dirinya masih perlu belajar.

"Isu-isu di luar isu ekonomi tentunya tidak akan kami tanggapi, tapi Alhamdulillah itu menjadi diskursus."

"Ada yang membenarkan itu cara yang benar, ada yang itu harus diperbaiki."

"Bagi saya manusia penuh dengan kesalahan dan saya perlu belajar," ujar Sandiaga Uno setelah menghadiri Dialog Ekonomi di Surabaya, Selasa (1/1/2019).

Ia menambahkan, masih banyak isu-isu yang lain yang perlu diangkat, selain isu tentang wudu tersebut.

"Isu-isu tentang ekonomi yang jauh lebih esensial dan strategis bagi negara, itu yang penting," kata Sandi.

Sementara itu, Ketua Harian Badan Pemenangan Provinsi (BPP) Prabowo-Sandi Wilayah Jawa Timur, Anwar Sadad menyayangkan pihak yang mempersoalkan cara berwudu hanya untuk men-downgrade Sandiaga.

"Motifnya apa lagi kalau bukan untuk men-downgrade cawapres nomor urut 02," ujar Anwar Sadad kepada TribunJatim.com, Rabu (2/1/2019).

Pria yang juga merupakan Ketua Dewan Pakar IASS (Ikatan Alumni Santri Sidogiri) mengatakan, jika ingin mempersoalkan ilmu fiqih dalam konteks Pilpres, seharusnya bisa mempersoalkan lebih substantif.

"Seperti bagaimana cara ilmu fiqih melihat syarat-syarat calon pemimpin negara atau yang lebih layak dari segi ilmu fiqih, apakah pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin atau Prabowo-Sandiaga Uno."

"Fiqih yang dimaksud tentu saja dari fiqih politik atau fiqih siyasah," ujarnya.

Menurutnya, hal itu jauh lebih mencerahkan, daripada membahas isu remeh yang mengandung perbedaan pendapat dari para ahli fiqih.

"Kalau mau, itu jauh lebih mencerahkan dan memberikan pendidikan politik, daripada mengupas hal yang remeh-temeh, apalagi mengandung khilaf (perbedaan pendapat)," pungkas Sekretaris DPD Gerindra Jawa Timur tersebut.

SUMUR

Ehhhh.. jgn salahken masyarakat bilang mendowngrade cawapres situ.
Lha wong tingkah wak doyok yg mendowngrade dirinya sendiri
tul gak?? tul gak??