Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sadako88Avatar border
TS
sadako88
[Cerpen] Bucin? Kelauuutt Ajeee!


Disclaimer:
Cerita ini hanya fiktif belaka. Kesamaan nama dan tempat hanya kebetulan semata.
Original story by sadako88 kaskus.id


sumber gambar ilustrasi


Bucin? Kelauuutt Ajeee!


"San, thethering wifi dong!"
"He em"

Gue beranjak ngambil hp di atas meja samping tempat tidur untuk menyalakan thethering wifi dengan malas. Oke, ini udah ke seribu lima ratus tujuh puluh dua kali Sherly minta thethering dalam waktu satu bulan. Ya udahlah namanya juga temen ya kan.

"Hai sayang....!! Iiii kangen kangen kangennnn!!!"
Astaga! Dia vidcall! Gue buru-buru ngambil rok panjang buat nutupin paha gue yang tak tertutupi hotpants. Sherly kalo udah video call-an sama Kevin pasti itu kamera dia arahin kemana-mana. Iya sayang ini kamar aku, ini marmot aku, ini Sandra teman sekamar aku yang jones....

Hhhhh.

***


"San, gue mau pergi sama Kevin. Lo jagain pintu yah?"
Jaga pintu? Buset. Dia kira gue ga ada kerjaan lain yang lebih berfaedah gitu selain jaga pintu?
"Nanti gue beliin martabak"
Apa? Martabak? Dia kira gue bisa disogok sama martabak gitu?
"Ya... Ya.. Ya? Lo kan temen gue yang paliiiinngggg baik... Oke?"
Oke. Jadi sebenarnya lo itu nganggap gue temen apa babu Sher.

Hhhh. Gue narik nafas panjang
"Iya"
"Nahhh... Gitu dong cantiiikkk" Sherly meluk gue.

***


Kemana nih anak? Waktu sudah menunjukkan jam 12 malam tapi Sherly belum juga pulang. Sher... Sher... Kalo bukan karena tante Mira yang selalu baik banget sama gue, males banget gue ngurusin lo! Apa gue telepon tante Mira aja yah? Kasih tau kalo disini anaknya malah pacaran, keluyuran, bukannya kuliah yang bener. Hhhh.

Gue mondar-mandir dari kamar kost ke pintu gerbang yang sudah digembok sejak jam 10. Gembok yang hanya bisa dibuka oleh orang dalam. Setelah sebelumnya sempat dua kali kemalingan, sejak satu bulan lalu keamanan kos-kosan ini memang diperketat.

Jadi begini rasanya jadi orangtua yang nunggu anak gadisnya pulang?

Gue menghempaskan diri di kasur dan memasang headset... Sayup-sayup terdengar vokal Rizky Febrian yang renyah ditambah suara hujan yang mulai turun seolah menjadi lagu Nina Bobo di telinga gue....

***


Gue masih tidur ketika Sherly pulang ke kosan sekitar jam 9 pagi dan tanpa ba-bi-bu langsung meluk gue yang masih asik meluk guling.
Sherly menangis terisak-isak. Gue nepuk-nepuk pundaknya menenangkan.
"Lo nangis karena ga gue bukain pintu gerbang tadi malam ya Sher? Sori ya gue ketiduran.... Lo tidur di luar gitu?"
Sherly menggeleng-gelengkan kepalanya kuat-kuat.
"Lalu?"
"Kev... Kevin, San...."
"Kenapa lagi si botak? Selingkuh lagi?"
"Tadi malam pas gue nyampe depan kosan hujan turun gede banget, gue telepon lo juga ga diangkat-angkat akhirnya Kevin ngajak gue ke kosannya...."
"Terus?"
"Terus dia ngajakin nonton film, film nganu San... Terus yah, dia mulai pegang-pegang gue, nyiumin tangan gue, dan...."
"Wah anj*ng bangs***t tuh si botak. Gue hajar nanti! Jadi lo udah di-....?"
Sherly geleng-geleng kepala lagi.
"Nggak San, nggak... Waktu dia mulai buka kancing baju gue, gue berontak dan nampar dia. Abis itu dia sadar dan minta maaf. Akhirnya gue minta nginep di kamar kos temennya yang cewek San..."
"Oohhh. Puji Tuhan. Syukurlah kalau begitu. Jadi lo sekarang dah putus sama cowok brengsek itu"
"Putus?"
"Lah?"
"Kenapa harus putus?"
"Lah... Memangnya nggak?"
"Gue masih sayang sama dia San..."

Gue mengcengkram bahu Sherly kuat-kuat.
"Elo gila Sher? Lo hampir dirudapaksa si botak dan lo bilang lo masih sayang?? Elo bercanda kan?"
Sherly menepis tangan gue keras.
"Dia udah minta maaf kok Sher.... Tadi pagi-pagi dia kasih gue bunga sama coklat, juga sepatu baru. Terus dia anterin gue kesini"
"Jadi lo nangis tadi kenapa?"
"Yah... Gue masih shock aja sama kejadian semalam San. Menurut lo gue harus bersikap gimana sekarang sama Kevin?"
"Masih tanya? Astaga Sherly. Gue tahu katanya cinta ga ada logika tapi ga sebodoh ini juga kali!"
Sherly menatap gue tajam seolah ia sangat sangat tersinggung sama kata-kata gue barusan.
"Lo mana paham soal cinta! Lo aja jomblo!"
"..... Apa??"
"Lo iri kan? Karena gue punya pacar sedangkan lo nggak!"

Oke. Fine. I'm done. Hhhhh. Gue menghela nafas panjang dan bergegas mengambil rok panjang dan cardigan.
"Mau kemana lo?" Tanya Sherly ketus.
"Asal lo tau ya, bukan berarti karena gue ga punya pacar terus gue ga punya kegiatan dan kerjaan lain selain nungguin lo pacaran. Lagian, udah tau gue jomblo kenapa lo curhat masalah cinta sama gue?"

Gue ngambil tas berisi dompet dan hape dan menutup, hampir membanting, pintu kosan. Di depan pintu gerbang gue manggil tukang ojek yang mangkal di pinggir sana. Tujuan gue cuma satu: nyari kos-kosan baru.

***


"San.... Gue minta maaf, San... Jangan pergi lahhh...." Sherly merajuk manja saat ngelihat gue udah rapi beres-beres barang.

"Sorry Sher.... Gue ini cuma temen lo. Bukan emak lo, bukan babu lo. Tugas gue cuma ngasih saran saja sama lo. Tapi ya lo udah gede juga kan sekarang udah tau mana yang baik mana yang buruk. Hidup lo, lo yang jalanin. Terserah. Tapi gue juga punya kehidupan sendiri yang mau gue jalani Sher. Gue punya tanggung jawab untuk kuliah bener-bener di sini. Tapi gimana gue bisa belajar yang bener kalo tiap malam lo berisik banget teleponan sama si botak, belum lagi semua curhatan lo tentang pacar lo yang terpaksa gue dengerin tiap hari, belum lagi kuota gue selalu habis pada saat gue harus googling materi kuliah, belum lagi gue harus jaga pintu nungguin lo pulang. Lo yang pacaran, kenapa gue yang ikut repot Sher. Gue ga mau kuliah gue sampai keteteran. Sorry"

Gue menarik nafas panjang. Lega rasanya menyampaikan unek-unek yang lama tersimpan. Sherly terdiam, menatap gue tajam. Mungkin dia shock. Ah, bodo amat.

Mobil pick up yang akan mengantar gue ke kosan baru sudah datang,
"Ini aja barang-barangnya neng?" Tanya si supir
"Iya kang" jawab gue sambil bantu ngangkutin barang-barang gue yang ga seberapa ke mobil pick up nya.

"Gue berangkat ya Sher?" Gue ulurin tangan gue dan Sherly menyambut ragu-ragu. Gue tarik tangannya dan gue peluk Sherly. "Sorry ya Sher..."
"Gue .... Gue yang minta maaf San... Sorry udah banyak ngerepotin elo... Sorry ya San? Hiks... Hiks..."

Sherly melepas kepergian gue dengan isak tangis. Gue melambaikan tangan dari dalam mobil pick up yang akan mengantar gue ke kosan baru. Isak tangis Sherly mungkin esok akan berbalik jadi kebencian. Tadi malam gue udah nelepon mamanya Sherly dan menceritakan semuanya.

Sorry Sher, gue kepaksa ngelakuin ini. Mungkin abis ini lo akan bilang kalau gue pengadu, tapi gue lakuin ini untuk kebaikan lo. Daripada semua terlambat dan sesuatu yang buruk terjadi sama lo, mending lo benci sama gue. Gapapa, yang penting lo mau dengerin kata mama lo. Kevin bukan cowok yang baik buat lo, karena cowok yang baik ga akan pernah meminta sesuatu yang belum menjadi haknya. Semoga lo sadar itu.Semoga cinta tidak membutakan mata lo, semoga lo tidak menjadi budak cinta....


*TAMAT*



.::Koleksi cerpen lainnya::.

Karena Kita Semua Berbeda
Haters Gonna Hate


prayogi.tio
anasabila
anasabila dan prayogi.tio memberi reputasi
6
8.2K
114
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.