wiseman14Avatar border
TS
wiseman14
Amien Rais Pejuang Sepanjang Hayat
KITA sering kali sedikit bingung melihat fenomena, bagaimana mungkin seorang ulama, seorang pemimpin Islam, yang sudah sepuh, delapan puluh tahun, yang kira-kira menurut tata lahiriah sudah mendekati kubur, tetapi tetap tidak berani mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Padahal dia sudah tidak mengharapkan apa-apa dari dunia ini karena sudah sepuh. Artinya, sudah tidak mungkin menjadi duta besar, menteri dan jabatan pemerintahan lainnya.

BERITA TERKAIT

Konflik Internal PAN Ditanam Pihak Lawan

Goenawan Mohamad Dkk Tidak Memiliki Wewenang Meminta Amien Rais Mundur

Kata Fahri, Penyerang Amien Rais Kelompok Pembenci Partai Politik


Penjelasan di atas dikutip dari dari tulisan Amien Rais dalam artikel "Syirik Politik" tertanggal 25 Januari 1998 yang dimuat dalam salah satu bukunya yang terkenal, Tauhid Sosial Formula Menggempur Kesenjangan.

Itu artinya, artikel tersebut ditulis pada saat Amien Rais masih menjabat sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah, dan Soeharto masih menjabat sebagai Presiden. Amien yang saat itu masih berusia 54 tahun, benar-benar menjalankan tugasnya sebagai ulama, intelektual, dan pemimpin umat yang berada di garis terdepan dalam mengoreksi dan mengingatkan Pemerintahan Orde Baru yang sudah salah arah.

Bahkan, pada saat Soeharto masih powerfull, Amien sudah meneriakkan pentingnya suksesi kepemimpinan nasional jauh sebelumnya. Bahkan di forum resmi. Yaitu tepat pada acara Tanwir Muhammadiyah di Surabaya tahun 1993. Apa yang disampaikan oleh Amien kala itu merupakan sesuatu hal yang tabu, yang hanya diucapkan oleh seseorang yang tidak takut kepada siapapun, kecuali pada Allah Swt.

Hal inilah yang membuat rezim Orde Baru berusaha keras menjegal Amien Rais agar tidak terpilih menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah dalam Muktamar Muhammadiyah pada tahun 1995 di Aceh. Namun segala upaya yang dilakukan Pemerintah kala itu tidak sanggup membendung Amien. Bahkan, menurut Syafii Ma'arif (2013), warga yang penakut pun akan memilih Amien karena dialah pilihan yang tepat ketika itu.

Memimpin ormas terbesar di Indonesia, Amien semakin keras terhadap pemerintah. Kritik-kritik dia sampaikan baik lewat ceramah, terutama juga melalui tulisan di media massa. Salah satu artikelnya yang terkenal berjudul "Inkonstitusional" yang dimuat Harian Umum Republika edisi 9 Januari 2017. Tulisan tersebut menggugat pemerintah yang memberikan keistimewaan kepada perusahaan asing dalam mengelola ladang emas di Busang, Kalimantan Timur dan tambang emas di Papua.

Artikel Amien yang menohok Pemerintah bahkan menggunakan kata "inkonstitusional", sebuah istilah yang selalu digunakan rezim sebagai dalih untuk menghabisi lawan-lawan politik, tak pelak mengundang kontroversi. Bahkan menjadi isu terpanas dan pemberitaan utama media-media selama empat bulan penuh. Perdebatan tersebut dibukukan dengan judul "Ada Udang di Balik Busang" yang mencapai hampir 500 halaman.

Artikel itu mendapat perhatian luas, sebagaimana disebutkan dalam pengantar buku tersebut, selain karena disampaikan oleh pimpinan ormas dengan massa mencapai 28 juta orang dan menyinggung rasa keadilan sosial, juga karena sasaran kritiknya nyaris langsung tertuju kepemimpinan tertinggi negara, hal yang tabu dalam politik Indonesia sejak 25 tahun terakhir, dengan interupsi kasus Petisi 50.

Demikianlah seorang Amien yang tidak ada takutnya terhadap ancaman dan intimidasi dan juga tidak tergiur dengan berbagai iming-iming dalam menyuarakan kebenaran. Dalam kasus artikelnya tersebut, dia akhirnya dicopot sebagai Ketua Dewan Pakar Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), ormas yang dekat dengan pemerintah. Dalam perjalanannya kemudian, semua rakyat menyaksikan Amien Rais menjadi lokomotif reformasi. Karena itu tidak habis pikir kalau kemudian ada suara-suara yang menuding Amien penumpang gelap arus reformasi.

Dalam konteks itu, agak heran ketika ada segelintir orang, seperti Goenawan Mohamad (GM) Cs, yang menyarankan Amien Rais untuk mundur dari politik praktis. Pertama, istilah politik praktis sebenarnya hanya ditujukan kepada orang-orang yang mengkritik Pemerintah.

Dulu, bagi orang yang tidak setuju terhadap kritik-kritik Amien kepada Soeharto, dia juga dituding membawa Muhammadiyah dalam politik praktis. Sementara orang-orang yang menudingnya tersebut aktif di partai penguasa dan menjadi bagian dari rezim. Sama seperti GM Cs saat ini, yang bahkan di antaranya sebagai buzzer politik yang setiap hari memuji Pemerintah dan mengkritik oposisi di media sosial.

Kedua, tidak mungkin bisa menghentikan Amien Rais dalam menyuarakan kebenaran. Apalagi rezim ini, menurut banyak penilaian, sudah seperti era Orde Baru bahkan dalam beberapa hal lebih otoriter. Tentu dia tidak akan mau seperti para sesepuh yang dia sindir, seperti dikutip dalam pembuka artikel ini. Saat masih muda saja dengan yang masih berkesempatan untuk menikmati banyak hal, dia tidak tergiur dengan berbagai rayuan duniawi. Apalagi sudah sepuh saat ini, hampir usia 80-an tahun, yang menurut ukuran lahiriah semakin 'dekat' dengan ilahi, akan membuat Amien Rais semakin bersemangat dalam menyampaikan kebenaran.

Makanya Amien Rais termasuk berada di garis terdepan dalam menyuarakan ketimpangan sosial dan mengkritik kebijakan Pemerintah yang tidak pro rakyat kebanyakan. Misalnya, soal proyek reklamasi, kereta cepat Jakarta-Bandung, dan Meikarta serta kebijakan-kebijakan lainnya yang membela kepentingan ekonomi (Pemerintah) China. Heran juga kalau kemudian Amien disebut sektarian atau lebih berpihak kepada kelompok tertentu. Saat mengangkat tema kesenjangan sosial pada masa Orba, dia juga dituduh menonjolkan aspek SARA. Padahal yang diangkat semata-mata soal kesenjangan sosial.

Dalam Pilpres 2019 ini, wajar kalau Amien Rais mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Karena Prabowo punya pemikiran dan keprihatinan yang sama terhadap konteks kebangsaan saat ini. Bahkan lewat buku Paradoks Indonesia, Prabowo membeberkan secara detail berbagai ketimpangan, kesenjangan sosial dan kekayaan alam Indonesia yang mengalir ke luar negeri.

Betul bahwa Prabowo pernah menjadi bagian dari Orde Baru, bahkan dia sempat menjadi menantu Soeharto sebelum akhirnya diusir dari Cendana. Tapi itu bukan berarti Prabowo akan kembali ke Orde Baru. Karena itu tidak masuk akal, kalau Amien disebutkan bersimpati dan bergabung dengan politisi yang beraspirasi mengembalikan kekuatan Orde Baru. Apalagi Prabowo dikelilingi banyak anak muda seperti mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, mantan Ketua BEM UI Faldo Maldini dan dokter muda yang juga wirausahawan sosial dr. Gamal Alibinsaid yang berpikiran maju dan beroerientasi masa depan. Meski tentu tidak akan menafikan hal-hal baik dari masa lalu.

Karena itu, surat terbuka GM Cs hanyalah bukti yang kesekian dari kepanikan kubu Jokowi dalam menghadapi gelombang dukungan rakyat kepada Prabowo-Sandi. Sebab sekarang tahun politik, dan kelima orang tersebut pendukung Jokowi, maka manuver mereka harus kita letakkan dalam konteks tersebut.

Apalagi GM dan Abdillah Toha (AT) secara terang-terangan. Bahkan GM sudah menyatakan keluar sejak Pilpres lalu karena PAN dukung Prabowo. Sementara AT, selain mendukung Jokowi, juga terang-terangan mendukung Partai Solidaritas Indonesia (PSI), salah satu partai pendukung petahana. Karena itu, orang tertawa melihat mereka dengan membawa status pendiri PAN merongrong Amien, tokoh utama di balik Prabowo-Sandi. Kehabisan amunisi untuk mendongkrak nama Jokowi, mereka lalu melakukan apa saja termasuk menyerang pribadi-pribadi pendukung Prabowo, seperti yang dialami Amien Rais saat ini.

Makanya, serangan GM Cs kepada Amien Rais masih merupakan lanjutan dari episode atau dalam skenario yang sama dengan manuver Usamah Hisyam, La Nyalla Mattalitti, dan Kapitra Ampera. Kalau Usamah Cs mempertanyakan keberislaman Prabowo, GM Cs mempersoalkan sikap Amien Rais yang semakin eksklusif, sebuah istilah yang selalu diidentikkan kepada tokoh-tokoh umat.

Tapi apapun itu, serangan-serangan tersebut membuat mereka ditertawakan dan sebaliknya menyolidkan kubu Prabowo. [***]

Zulhidayat Siregar
Alumni 212.
https://rmol.co/read/2018/12/29/3728...panjang-Hayat-
segelintir orang prokowi mau mecah pan..partai rasionalis...ya cuman dapat angin..
-1
3.1K
44
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.4KThread40.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.