Baru saja kemarin pagi ane jenguk musisi satu ini di Rumah Sakit Hermina Jatinegara. Kebetulan ane kenal dengan istri Mas Dian begitu kami memanggil beliau, Mba Indy.

Mba Indy tak menyangka Mas Dian terbaring lemah di ruang ICU. Padahal kemarin Mas Dian masih di IGD untuk mendapatkan pertolongan pertama setelah tiba dari Banyuwangi, Jawa Timur. 

Mba Indy menceritakan Mas Dian memang seharusnya mengisi acara bersama Deddy Dhukun di Banyuwangi beberapa hari lalu. Akan tetapi sehari sebelum berangkat  Mas Dian pingsan di rumah. Tapi dia keukeuh untuk berangkat ke Banyuwangi. 

Alasan Mas Dian dia tidak enak dan harus profesional karena sudah tanda tangan kontrak. Baru sampai di Bandara Soekarno Hatta, Mas Dian merasa lemas hingga harus menggunakan kursi roda.

Setelah diperiksa oleh dokter di Cengkareng, Mas Dian dirasa aman melanjutkan perjalananan ke Banyuwangi. Sampai akhirnya setibanya di Banyuwangi kondisinya makin parah dan terpaksa membatalkan shownya.

Sampai pulang ke Jakarta, Mas Dian dipaksa oleh kakaknya untuk ke rumah sakit. Ya... itulah Mas Dian dirinya tak pernah mau  di bawa ke rumah sakit dan dirawat karena takut meninggal. Mas Dian takut nasibnya sama seperti Om Dodo Jakaria.

Setibanya di  Rumah Sakit Hermina, Mas Dian langsung ditransfusi darah karena Hb-nya empat. Dianggap hanya sakit kurang darah Mba Indy biasanya hanya memberikan obat panambah darah.

Ternyata baru ketahuan, Mas Dian mengidap kanker darah stadium empat. Akhirnya mau dirawat,  Mas Dian sempat masuk ICU.




Baru kemarin sore Mas Dian meminta untuk pulang ke rumah di Tebet, Jakarta Selatan. Padahal dokter belum mengizinkannya pulang.  Cuma namanya Mas Dian, harus dituruti.

Akhirnya diperbolehkan pulang ke rumah meski masih diinfus. Sesampainya di rumah, Mas Dian un menghembuskan napas terakhirnya pukul 20.50 WIB.'

Pukulan yang sangat berat untuk Mba Indy dan anak-anaknya. Mas Dian meninggal di usia 57 tahun karena kanker darah stadium 4 yang diidapnya. 

Semasa hidupnya, ia dikenal sebagai musikus jenius yang melahirkan banyak tembang-tembang yang masih dikenal hingga kini. Dian Pramana Poetra juga dikenal sebagai personel 2D bersama Deddy Dhukun. 

Namun lebih dari itu, ia juga memiliki begitu banyak karya lainnya, baik yang dinyanyikan olehnya, maupun dibawakan oleh penyanyi lainnya. Sebut saja sejumlah lagu mulai dari ‘Biru’ hingga ‘Masih Ada’. 

Pada 1980, lagu ‘Pengabdian’ membawanya menjadi salah satu juara di ajang Lomba Cipta Lagu Remaja.  Selain bermusik bersama dalam 2D, dengan  Deddy Dhukun, ia juga tergabung dalam K3S (Kelompok 3 Suara) dengan Bagus A. Ariyanto. 

Album-album yang ditelurkannya antara lain ‘Indonesia Jazz Vocal’ (1983), ‘Intermezzo’ (1984), ‘5 Menit Lagi’ (1986), ‘Kau Seputih Melati’ (1986), ‘Gadis di Cafetaria’ (1988). 

Selamat Jalan Mas Dian Pramana Poetra!!