kroco.riAvatar border
TS
kroco.ri
Pak Harto Selalu Menjunjung Tinggi Harkat dan Martabat Ibu
Penghormatan pada ibu yang begitu tinggi sebagai amalan Pak Harto. Siapa pun yang memuliakan orang tuanya di dunia, maka Allah juga akan mengangkat derajatnya tinggi-tinggi.

Spoiler for Pak Harto selalu memuliakan ibunya. Foto: Istimewa.:


Indonesiainside.id, Surabaya– Tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu. Sejak 1938, setelah Kongres Perikatan Perempuan Indonesia di Bandung sepakat memilih tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.

Pemilihan Hari Ibu ini berdasarkan sejarah bahwa pada tanggal tersebut berlangsung pertemuan pertama seluruh organisasi wanita Indonesia di Yogyakarta tahun 1928.

Momen Hari Ibu di Indonesia ditujukan untuk menandai emansipasi perempuan dan keterlibatan mereka dalam perjuangan kemerdekaan. Sedangkan, Hari Ibu di negara lain biasanya diperingati untuk memanjakan ibu yang telah bekerja mengurus rumah tangga setiap hari, tanpa mengenal waktu dan lelah.Sebelumnya, peringatan Hari Ibu selalu tertuju hanya pada kaum perempuan. Namun, mulai 1986 Hari Ibu diperingati secara nasional oleh seluruh rakyat Indonesia.

Hal itu dikemukakan mantan Menteri Negara Urusan Peranan Wanita Lasiyah Soetanto, saat itu. Menurut menteri di era Orde Baru ini, dengan diperingati oleh elemen masyarakat, khususnya generasi muda, lebih bisa menghayati arti kebangkitan dari peran wanita. Sehingga nilai luhur yang terkandung dalam sejarah kebangkitan wanita dapat diwariskan kepada seluruh rakyat Indonesia.

Presiden Soeharto pun dikenal menjunjung tinggi harkat dan martabat ibu. Hal itu ditunjukkan Presiden Soeharto yang pada suatu waktu tampak menggendong ibunya turun dari mobil. Sebenarnya, hal itu bisa saja menyuruh pengawal atau ajudan untuk menggendong ibunya. Tapi hal itu justru ia lakukan sendiri walaupun dirinya juga sudah nampak sepuh.

Penghormatan pada ibu yang begitu tinggi sebagai amalan Pak Harto. Siapa pun yang memuliakan orang tuanya di dunia, maka Allah juga akan mengangkat derajatnya tinggi-tinggi. Sebagaimana halnya yang dilakukan Bung Karno, Gus Dur, dan masih banyak pemimpin dunia lainnya, beserta banyak deretan nama orang-orang sukses di dunia. Ini adalah orang yang terbukti sangat dekat dan sangat berbakti pada ibundanya.

Ada pun setiap peringatan Hari Ibu pada era Orde Baru, Presiden Soeharto selalu menyampaikan sambutan. Seperti di antaranya Hari Ibu pada 22 Desember 1967. Disebutkan bahwa Presiden Soeharto memberikan imbauan pada kaum ibu, hendaknya tidak mendorong suami merugikan negara.

Sementara itu, pada peringatan Hari Ibu, 22 Desember 1979, Presiden Soeharto menyerukan kepada kaum wanita Indonesia, terutama kepada semua organisasi wanita, agar memikirkan dan mengambil langkah yang memungkinkan kaum wanita untuk meningkatkan peranan dalam pembangunan.

“Akan tetapi kita ingatkan agar kaum ibu tetap dapat melaksanakan tugas kodratinya dengan baik, yaitu sebagai ibu rumah tangga,” tegas Presiden Soeharto.

Sementara, pada Hari Ibu, 22 Desember 1981, Presiden Soeharto mengamanatkan bahwa perjuangan untuk mencapai cita-cita proklamasi melalui pembangunan, jelas merupakan perjuangan seluruh bangsa yang tidak mungkin dilakukan secara sendiri-sendiri oleh kelompok-kelompok masyarakat.

“Sebab itu kaum wanita harus ikut serta dalam pembangunan. Tanpa ikut sertanya kaum wanita, maka pembangunan akan berjalan pincang,” demikian Presiden Soeharto mengingatkan.

Ikut sertanya kaum wanita dalam pembangunan itu, telah terbuka lebar. “Sebab dalam alam kemerdekaan ini kaum wanita telah berdiri sederajat dengan kaum pria,” tegas Presiden Soeharto.

Ada pun, peringatan Hari Ibu, 22 Desember 1992, Presiden Soeharto mengatakan, keinginan kaum wanita terutama di pedesaan untuk menambah penghasilan membuat mereka juga mesti bekerja.

“Dalam hubungan itu, organisasi wanita dapat berbuat banyak untuk membantu dengan cara yang konsepsional, terencana dan bertahap,” ungkap Presiden Soeharto. Oleh karena itu, lanjutnya, ia meminta agar organisasi wanita bersama-sama dengan organisasi terkait, memberikan perhatian terhadap nasib dan perlakuan para pekerja wanita di berbagai pabrik dan industri.

Presiden Soeharto juga minta organisasi wanita supaya terus-menerus melakukan upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kaum wanita. Sebab, fungsi mereka sebagai ibu mempunyai makna yang sangat penting bagi pertumbuhan generasi baru bangsa Indonesia.

“Kepada kaum ibu yang banyak melakukan kegiatan di luar rumah diminta agar tidak melupakan tugas kodrati mereka sebagai ibu rumah tangga. Dengan segala keterbatasan yang dipunyai, kaum ibu harus pandai menciptakan kehidupan rumah tangga yang baik,” tandasnya.

(Riz/INI-Network)
0
1.7K
15
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.1KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.