Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

akbarrasyid036Avatar border
TS
akbarrasyid036
Mundurnya Demokrasi di bawah Kepemimpinan Prabowo


Pemilihan Presiden 2019 merupakan ajang politik untuk memilih sosok pemimpin negara Indonesia periode 2019-2024. Dalam kontestasi politik tersebut, terdapat 2 calon Presiden yang akan bertarung untuk memperebutkan kursi nomor Wahid di Indonesia. Salah satu kontestan yang saat ini cukup menjadi perhatian dalam Pilpres 2019 ialah Prabowo Subianto. Sosok yang dinilai tegas dan disiplin sekaligus emosional dan tidak stabil. Namun demikian, bagaimanakah arah demokrasi jika nantinya Prabowo terpilih menjadi pemimpin nomer 1 di Indonesia?
Jika melihat dari gaya komunikasi politiknya, Prabowo merupakan sosok yang ofensif dan emosional bahkan meledak-ledak. Dalam setiap orasi dan kampanyenya, tidak jarang masyarakat melihat adanya semangat membara dalam dirinya. Mungkin, ia tengah berusaha untuk membangkitkan sosok Soekarno dalam dirinya. Mulai dari cara berpakaian yang otentik hingga orasi yang meledak-ledak diimitasi sedemikian rupa. Sayangnya, upaya tersebut tidak memunculkan stigma Prabowo sebagai pemimpin titisan Soekarno. Masyarakat tampaknya cukup cerdas untuk membedakan mana semangat orisinil Soekarno dan mana semangat Prabowo nan temperamental.
Tentu merupakan hal yang lumrah, jika Prabowo berusaha menunjukkan gaya kepemimpinan yang tegas serta bersemangat. Namun, akan sangat disayangkan, jika gaya kepemimpinan tersebut justru didukung oleh pribadi yang emosional. Mungkin tidak berlebihan untuk mengatakan Negara akan sangat terancam jika dipimpin sosok yang emosional. Bisa dibayangkan bagaimana subjektifitas kebijakan yang akan dikeluarkan. Kasus Ratna Sarumpaet merupakan salah satu cerminan nyata subjektifitas Prabowo dalam mengambil keputusan. Tanpa ada validasi apapun, ia dengan segala kegelisahannya langsung tampil di depan publik untuk menyalahkan pihak tertentu atas kejadian tersebut.
Sikap Prabowo yang terkesan cepat tersulut emosi tidak hanya tercermin dalam kasus Ratna Sarumpaet. Baru-baru ini, Prabowo kembali menunjukkan sikap temperamennya kepada media di Indonesia. Pasalnya, Prabowo seolah membangun narasi melawan media karena tidak memberitakan 11 juta peserta Reuni 212 yang datang ke Monas. Menurutnya, media massa saat ini tidak adil dalam menyajikan informasi kepada masyarakat. Bahkan, Prabowo juga menyatakan kekesalannya dengan menuding media sebagai antek orang yang ingin menghancurkan Indonesia.
Mencermati sikap Prabowo tersebut, sekilas saya teringat dengan masa orde baru dimana media harus mengakomodir kepentingan penguasa saat itu. Tak jauh berbeda, narasi Prabowo melawan media seolah memerintahkan media untuk menyajikan informasi sesuai dengan kepentingan politiknya. Alih-alih mendapat simpati, masyarakat dan media justru melihat pernyataan Prabowo sebagai ancaman terhadap demokrasi mengingat penyiaran berita ataupun informasi merupakan hak dari jurnalis yang dilindungi Undang-Undang.           


sumber :  https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/12/14/adu-program-kesehatan-prabowo-dan-jokowiMundurnya Demokrasi di bawah Kepemimpinan Prabowo

1
2.2K
22
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.