Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

londo.046Avatar border
TS
londo.046
Memusuhi Wartawan


Quote:


Setahu saya, wartawan media resmi itu mengambil sumber berita dari narasumber yang valid. Wartawan menulis jumlah peserta reuni 212 hanya 40.000 orang berdasar rilis dari Polri.Jika kemudian tokoh bangsa tidak terima, ya jangan wartawannya dong yang disemprot dan dimarahi, lalu dituding sebagai antek Tokoh satunya. Kalau berani dan gentle (katanya macan asia) silahkan protes dan semprot Polri yang sudah mengeluarkan rilis jumlah peserta.



Saya kira tuduhan sang Tokoh Bangsa kepada wartawan adalah tuduhan serius dan berbahaya. Pertama, dia merendahkan profesi wartawan yang bisa dibeli oleh suatu pihak demi memuluskan kepentingan pihak itu. Ini kan pelecehan namanya. Wartawan itu netral dan independen kok. Masak iya bisa dibeli sana-sini. Ingat pers adalah salah satu pilar demokrasi yang memegang fungsi kontrol lho. Pemberitaan pers, membuat khalayak tahu apa yang terjadi sebenarnya, bukan apa yang diinginkannya.

Kedua, secara tidak langsung dia menuduh lawan politiknya bermain kotor. Padahal, bukti ke arah sana tidak ada. Tokoh Bangsa kok gini, bukan memberi contoh yang baik kepada rakyat, tapi justru sebaliknya. Tudingan yang disampaikan secara terbuka, tentu membuat penafsiran menjadi liar. Lagi pula, apa urusannya Sang Tokoh Bangsa mengurusi jumlah peserta reuni kemarin? Bukankah, (katanya) tidak ada unsur politik? Dia juga bukan panitia, kok dia yang sewot? Ada apa? Secara tidak langsung belangnya terbuka sendiri ya.



Apakah Sang Tokoh Bangsa ini tidak paham dengan kebebsan pers? Saya kira tidak. Sebagai calon orang nomor satu di negeri ini, harus nya beliau paham betul apa filosofi dan tujuan pers itu sendiri. Jangan berharap berita sesuai yang diinginkan dong, tapi berharaplah ada berita objektif. Apa dia lupa pernah ditipu dengan sujud yang legendaris empat tahun lalu? Ya seperti itulah kalau menuntut pers memberitakan apa yang dia mau, bukan apa yang sebenarnya terjadi.



Saya kira, jika ada orang apalagi tokoh kok alergi terhadap pers, patut diduga dia bukan tokoh yang baik. Namun melihat cita-citanya yang ingin menghidupkan kembali orde baru, saya paham mengapa sikap seperti itu yang diambil. Hari-Hari Omong Kosong akan kembali. Siapa saja yang berani menulis yang tidak sesuai dengan maunya akan dibredel. Udin-Udin baru juga akan semakin banyak. Tahu Udin ya? Wartawan yang gugur karena tulisannya yang tidak enak dibaca penguasa.

Well, mari kita hargai teman-teman wartawan. Jika ada tulisan mereka yang salah, silahkan menempuh jalur yang benar untuk melakukan protes. Bukan dengan memarahi mereka di depan umum. Mengancam memboikot mereka, memberi mereka nilai sebagai antek dari lawan politik. Sikap seperti itu bukanlah sikap seorang negarawan, tapi sikap seorang pendosa yang takut terbongkar dosanya. Salam Damai.


Merdeka!


Sumber Referensi : sini
Sumber Gambar : sini, sini, sini, sini
5
8.1K
110
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.