Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

wolfvenom88Avatar border
TS
wolfvenom88
Prabowo-Sandi Pertanyakan Klaim 10 Juta Lapangan Kerja Jokowi
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mengklaim telah mencetak 10 juta lapangan kerja dalam 5 tahun pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK).

Apakah data tersebut benar?

Ekonom Senior INDEF yang juga Anggota Badan Pemenangan Nasional Tim Prabowo - Sandiaga, Dradjad Wibowo mempertanyakan hal tersebut.


Foto: Edward Ricardo


Berikut pernyataan lengkap Dradjad Wibowo dalam keterangannya kepada CNBC Indonesia, Jumat (7/12/2018).


Salah satu indikator yang dijadikan pemerintah sebagai tolok ukur keberhasilan adalah penciptaan 10 juta lapangan kerja baru selama 5 tahun pemerintahan Jokowi-JK. Angka 10 juta itu adalah salah satu janji kampanye Presiden Jokowi yang paling dikenal publik.

Pada 24 April 2018 Menaker Hanif Dhakiri mengklaim janji tersebut sudah lunas. Di kompleks Istana Kepresidenan dia menyebut pertumbuhan lapangan kerja baru sebesar 2,6 juta (2014), 2,8 juta (2015), 2,4 juta (2016), dan 2,6 juta (2017). Jadi total sudah 10,4 juta. Sudah melebihi target.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro pada 8 November 2018 mengklaim pemerintah sudah menciptakan 2,99 juta lapangan kerja pada tahun 2018. Jika dijumlah dengan data sebelumnya, jumlah lapangan kerja baru sudah 9,4 juta hingga 2018. Jadi target 10 juta akan mudah terpenuhi.

Mari kita lakukan cek fakta (fact check). Pembaca bisa melakukannya sendiri. Saya tunjukkan caranya.

Silakan buka bps.go.id. Klik icon "Data BPS" di ujung kanan atas. Pilih "Sosial dan Kependudukan". Lalu di dalamnya pilih "Tenaga Kerja". Lalu buka Tabel Penduduk 15 Tahun Ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Utama. Bisa juga menurut Status Pekerjaan Utama.

Angka total pada Tabel tersebut adalah data jumlah penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja. Contohnya per February 2014 terdapat 118.169.922 penduduk yang bekerja.

Sejak 2006 BPS menyajikan data untuk Februari dan Agustus setiap tahun. Februari adalah periode panen raya, sementara Agustus paceklik. Karena itu, jumlah lapangan pekerjaan Februari biasanya lebih tinggi dari Agustus. Untuk mendapat data tahunan, angka Februari dan Agustus perlu kita rata-rata.

Rata-rata tersebut lalu kurangkan dengan rata-rata tahun sebelumnya. Maka, kita mendapatkan jumlah tambahan penduduk bekerja, atau bahasa populernya, lapangan kerja baru. Untuk tahun 2015 misalnya, kita peroleh angka 1,43 juta.

Ada yang membandingkan Februari dengan Februari saja. Itu keliru karena tidak memberi gambaran lengkap musim panen dan peceklik.

Foto: Calon Presiden RI, Prabowo Subianto (REUTERS/Stringer)

Dengan cara di atas kita peroleh fakta berikut:

1. Lapangan kerja baru selama 2005-2009 adalah 10,96 juta. Selama 2010-2014 adalah 11,71 juta. Ini adalah periode pemerintahan SBY. Angka tertinggi dicapai pada periode SBY-Boediono. Panglima Ekonomi saat itu adalah Menko Perekonomian Hatta Rajasa yang juga Ketum PAN.

2. Karena itu target 10 juta itu bukan sesuatu yang layak dibanggakan. Target tersebut anjlok drastis dari capaian pemerintahan pak SBY, anjlok hampir 15%! Tepatnya 14,5%.

Oleh sebab itu, sangat lucu jika kemudian pemerintahan Jokowi-JK memopulerkan capaian 10 juta, seperti yang dilakukan oleh kedua Menteri di atas dan oleh sebagian anggota timses Jokowi-Ma'ruf.

3. Menteri Hanif salah. Pertama, tahun 2014 bukan bagian kinerja pemerintahan Jokowi-JK. Kalaupun masuk, hanya Q4/2014 yang bisa. Itupun kurang tepat karena ada time-lag dalam ekonomi. Kedua, entah dia memakai data siapa. Yang jelas, angka dia tidak sesuai dengan data BPS.

Klaim 2018 dari Menteri Bambang juga tidak bisa dicek dari data BPS. Data Agustus 2018 saja belum keluar.

4. Faktanya selama 2015-2017 baru ada 6,38 juta tambahanjumlah orang bekerja. Jika di-prorata ke 5 tahun, jatuhnya 10,63 juta. Masih kalah jauh dari kinerja pemerintahan SBY.

Jika dihitungnya mulai Q4 tahun pertama menjabat, selama Q4/2014 - Q4/2017, pemerintahan Jokowi baru menghasilkan 6,89 juta lapangan kerja baru. Rata-ratanya adalah 0,53 juta per kuartal. Ini masih jauh lebih rendah dari jaman pak SBY yang sebesar 0,59 juta per kuartal selama periode Q4/2009 - Q3/2014.

5. Capaian di atas pun masih sangat layak disangsikan. Kenapa? Karena pada tahun 2017 terjadi lonjakan edan-edanan dalam penciptaan lapangan kerja. Yaitu menjadi 3,25 juta. Padahal tahun 2016 hanya 1,7 juta. Lonjakannya hampir 2 kali lipat, tanpa penjelasan yang ilmiah dan solid dari BPS! Jadi bagaimana mau percaya? Apalagi untuk data produksi beras saja, BPS salah besar. Angkanya sekitar 32 juta ton setelah koreksi. Meleset 18 juta ton !

6. Saya tidak akan kaget jika angka lapangan kerja baru 2018 nanti mencapai 3 juta lagi atau bahkan lebih. Malah saya heran, kenapa tidak dibuat 5 juta saja sekalian?

Foto: Infografis; Pertumbuhan Ekonomi 2019 (INDEF)


(dru/miq)


https://www.cnbcindonesia.com/news/20181207162437-4-45422/prabowo-sandi-pertanyakan-klaim-10-juta-lapangan-kerja-jokowi

rezim tipu2 kebanggaan nastak idiot emoticon-Traveller
1
1.6K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.3KThread41.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.