Ane mau cerita pengalaman ni gan dan sis, ane punya kebiasaan menulis dan menulis. Intinya senang dunia literasi, tapi kesusahan sama forum yang memberikan dukungan. Soalnya belajar sendiri itu susahnya nggak ketulungan. Apalagi tempat tinggal ane di desa yang masih asing sama literasi sendiri. Akhirnya ane punya niatan untuk mengumandangkan literasi di desa, dengan cara sebagai berikut:

1) Membentuk forum literasi lingkup desa
Forum ini tidak begitu besar skalanya, cukup para pemuda desa yang menempuh kuliah. Ane rasa mahasiswa itu masih bebas geraknya, tidak terikat sama dunia pekerjaan atau kesibukan lainnya, jadi pembentukan forum seperti ini sangat didukung sama temen-temen pemuda itu. Tanpa bersusah payah akhirnya forum itu sudah terbentuk juga.

2) Menentukan kiblat literasi
Maksudnya kiblat disini sebagai acuan untuk mengadakan kegiatan literasi. Nahh kebetulan di desa kan masih sekedar belajar, belum ada tolok ukur untuk keliterasian yang padu. Mengharuskan ane belajar lagi sama forum lebih besar di tingkat kabupaten kota. Di forum ini ane masih gelagapan bersanding sama penulis, organisator, orang-orang hebat lainnya yang ane rasa sudah jauh kemampuannya daripada ane. Tapi tak apa, jaringan yang lebih besar ini ane jadikan kiblat dari literasi yang ane gagas di desa.

3) Terapkan trisula literasi
Ada 3 pokok penting dalam hidup tidaknya forum literasi, yaitu pelatihan kepenulisan, lomba kepenulisan dan pencetakan karya tulis. 3 pokok penting ini yang digagas sama forum literasi di kabupaten ane. Maka terapan ini harus disebar luaskan dalam wilayah manapun, bahkan sampai yang tersempit seperti forum desa di tempat ane.

Baca juga gan dan sis!!

Biar literasi tersebar dimana-mana bagi para penggiat jangan buntu akal deh, Indonesia hebat jika semua cinta literasi, nggak kalah sama negara-negara hebat di barat. Korban adu domba bukan lagi cap Indonesia setelah nanti berwawasan tinggi. Bebas dari penjajah bangsa ini.

Sekian