Salam Jumpa...

Beberapa hari ini sempat heboh penerapan SIM seumur hidup. Isu ini dihembuskan oleh salah satu partai politik saat berkampanye. Sontak isu ini menjadi perhatian masyarakat Gan.

Udah kayak KTP aja, bisa seumur hidup...

Ternyata banyak juga masyarakat yang setuju dengan usulan tersebut Gan. Kalau Agan setuju gak?

Mungkin salah satu alasan masyarakat yang setuju adalah agar gak ribet lagi untuk perpanjang SIM tiap lima tahun sekali. Kalau dibilang ribet sih, mungkin benar Gan, tapi semuanya pasti ada tujuan dong.

Jadi, isu yang beredar tersebut juga ditanggapi oleh pihak kepolisian dan praktisi keselamatan berkendara Gan.

Mereka bependapat kalau usulan ini sulit untuk diaplikasikan, bahkan cendrung tidak bisa diaplikasikan. Mereka menyebutkan bahwa ada unsur kompetensi di Surat Izin Mengemudi. Berbeda dengan KTP yang merupakan kartu identitas dan keterangan kependudukan.

Karena ada unsur kompetensi, jadi harus ada masa me-review kondisi terakhir dari pemilik SIM. Kalau Agan pernah perpanjang SIM, harusnya ada pengecekan kondisi terkini pemilik SIM, apakah masih layak diperpanjang atau tidak. Contohnya kondisi kesehatan pemilik, apakah selama lima tahun belakangan dia ada kecelakaan atau sakit yang kiranya bisa membahayakan dia atau pengendara lain jika berkendara.

Sebenarnya penerapan SIM seumur hidup ini sudah diterapkan di Perancis. Namun, proses untuk mendapatkan SIM disana sangat ketat dan penegakan hukumnya juga tidak main – main.

Nah, kalau diterapin di Indonesia, apakah proses pembuatan SIM di negara ini sudah sesuai prosedur? Ane rasa masih banyak yang sogok sana – sini untuk bisa dapat SIM dalam waktu singkat dan tanpa tes...

Apalagi masalah penegakan hukum lalu lintas Gan...

Kalau menurut Ane birokrasi dan hukum kita belum siap untuk usulan seperti ini Gan

Kalau menurut Agan gimana?

 

Salam hangat...