Kucing pasir. Kucing ini sangatlah menggemaskan! Kupingnya yang berbulu tebal, wajahnya yang mendekati bentuk bulat dan matanya yang besar sangat-sangat mendukung bahwa dirinya benar-benar hewan yang lucu, menggemaskan dan sangat dapat dipelihara. Tapi benarkah begitu? Yuk kita bahas 9 hal yang tidak diketahui oleh kita tentang kucing pasir!

Ya, nama ilmiah kucing pasir adalah Felis Margarita. Mungkin beberapa dari kita yang merupakan orang-orang yang senang berpesta dan menyempatkan untuk menyisihkan malam untuk dijadikan happy hourakan menyangka bahwa “Margarita” disini merupakan minuman sejenis cocktail yang merupakan campuran dari tequilla dan jus lemon. Tetapi bukan begitu adanya, “Margarita” yang ada di frasa “Felis Margarita” ini merupakan pelesapan dari nama penemu pertama kucing pasir itu sendiri. Nama penemunya adalah Victor Loche, seorang naturalis dari Perancis. Akan tetapi pada waktu Victor menemukan Kucing Pasir untuk pertama kalinya, ia sedang dalam sebuah ekspedisi dan ketua ekspedisi itu bernama Jean Auguste Margueritte. Sebagai sebuah penghargaan, Victor mengambil nama belakang pemimpin ekspedisi tersebut yakni “Margueritte” sebagai nama ilmiah dari kucing pasir itu sendiri.

Kucing pasir benar-benar dapat beradaptasi dengan cuaca dan suhu yang sangat terik dan panas, bahkan yang panasnya diatas rata-rata. Maka dari itu pula mereka sering kali memiliki habitat di sepanjang Afrika Utara hingga Israel. Fakta uniknya adalah kondisi fisik dari kaki dan telinga mereka yang sangat menguntungkan. Dimulai dari kaki si kucing pasir. Kaki mereka (khususnya bagian telapak cakarnya) sangat dipenuhi dengan bulu yang sangat lebat. Kegunaan dari bulu yang lebat ini adalah melindungi telapak cakar mereka dari panasnya dataran gurun pasir yang sangat memungkinkan untuk membuat telapak cakar mereka melepuh! Keuntungan lainnya dari bulu yang lebat ditelapak cakar mereka adalah jejak kaki mereka tidak pernah tertera jelas di dataran gurun pasir sehingga akan menyulitkan para pemburunya atau calon hewan mangsaannya untuk mengetahui dimana kucing pasir berada. Lalu di bagian kuping kucing pasir juga sangat berbulu lebat. Ini berguna untuk tetap menjaga suhu tubuh dan kepala kucing pasir dari teriknya matahari dan panasnya suhu di gurun pasir. Dan jangan kira kupingnya yang relatif lebih berbentuk menurun dibanding kucing normal memiliki pendengaran yang payah. Justru pendengaran kucing pasir dapat 10 hingga 100 kali lebih peka dibanding kucing normal! Hebat bukan?

Ya, bagaimana tidak? Kucing pasir dewasa hanya akan mencapai panjang badan 42 – 57cm (16.5 – 22.4 inci) dan bobot badan yang hanya mencapai 2 – 3 kg (4.5 – 6.5 lbs). Bukankah itu sangat kecil jika dibandingkan kucing alam liar lain seperti singa, harimau, macan bahkan lynx sekalipun? Tetapi tetap saja, insting pemburu kucing pasir jangan dianggap main-main nih catlovers! Mereka mungkin kecil, tetapi masalah nyali, bisa disepadankan dengan singa dan harimau. Untuk ukuran mereka, ular bukanlah tandingannya! Bahkan ular termasuk salah satu makanan mereka. Tidak bertemu dan minum air? Sebulan bahkan 2 bulan mereka dapat hidup tanpa air! Malam hari? Justru disaat inilah kucing pasir berburu!

Satu angka lagi untuk kucing pasir dan nol untuk singa dan kucing besar lainnya. Ini dikarenakan kucing pasir meskipun kecil, tetapi mereka hewan yang amat sangat soliter! Disaat singa sibuk mengumpulkan dan membangun kawanannya untuk berburu dan dipimpin oleh seorang pemimpin, kucing pasir tidak memiliki waktu untuk itu. Mereka hanya hidup berdampingan dimasa kimpoi mereka, itupun juka mereka menemukan pasngannya. Jika tidak? Mereka akan terus menyendiri, dan hal ini pulalah yang membuat mereka sangat langka. “Hidupku, peraturanku” sepertinya slogan ini sangat cocok ya untuk kucing pasir?

Kucing? Menggonggong? Leluconkah itu? Tentu tidak! Kucing pasir merupakan satu-satunya kucing yang dapat menggonggong layaknya anjing! (Bahkan seringkali menurut beberapa saksi gonggongan kucing pasir lebih gagah dari gonggongan anjing). Kucing pasir merupakan hewan yang sangat bervariasi dalam vokalnya. Mereka dapat mendengkur, mengeong dan juga menggonggong dengan gagah. Mereka lebih sering menggonggong untuk menakuti hewan pemangsanya atau mencari pasangan.

40 kilometer per Jam? Ya, tentu saja ini merupakan kecepatan yang cukup cepat untuk seekor kucing! Tentu saja ini juga sangat berguna disaat kucing pasir mencari mangsanya yang berupa ular (seringkali ular yang beracun seperti viper), burung dan mamalia lainnya. Sekaligus juga berguna disaat mereka menghindari pemangsanya yang berupa burung bangkai, hyena dan juga oknum-oknum manusia yang memburu mereka atas keuntungan sendiri.

Kucing pasir merupakan ahli menggali! Mereka tidak hanya menggali disaat mencari mangsaannya yang juga hidup didalam lubag galian (seperti tikus pasir, tupai gurun, musang dan mamalia kecil lainnya), akan tetapi mereka juga tinggal di dalam lubang galiannya agar melindungi mereka dari teriknya matahari dan panasnya gurun pasir. Seringkali disaat mereka terlalu “malas” untuk menggali, mereka menggunakan lubang galian hewan lain sebagai tempat tinggal.

Ya, kucing pasir mulai langka dewasa ini. Tentu saja banyak oknum manusia yang memburunya untuk dipelihara atau dijual kembali dengan harga yang tinggi. Bahkan sebenarnya kucing hutan tidak dapat tinggal di kebun binatang, karena memang habitat kucing pasir hanya di gurun pasir. Menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature) memvonis bahwa kucing pasir sudah termasuk dalam “Red List of Threatened Species” (dalam IUCN “Red List” berarti “daftar merah” yang juga berarti bahwa spesies tersebut sudah sangat-sangat diambang kepunahan). Meski kepunahannya juga berpengaruh karena hewan pemangsanya, seringkali kepunahan ini dikarenakan oknum manusia yang secara ilegal menjualnya!

Meskipun kucing pasir tidak direkomendasi untuk tinggal di kebun binatang, perkumpulan zoologist seluruh dunia selalu berusaha maksimal agar populasi mereka tetap terjaga. Sebuah kebun binatang di Tel Aviv, Israel yang bernama Rahmat Gan Safari sangat-sangat memfokuskan konsentrasi mereka terhadap populasi kucing pasir di seluruh dunia. Rahmat Gan Safari ini sangat-sangat membantu pemulihan populasi kucing pasir di seluruh dunia, karena setelah kucing-kucing pasir ini berhasil dikembang biakan disana, mereka akan dilepas lagi ke habitatnya di gurun pasir.