Tim peneliti di Spanyol Selatan menyatakan
klaim barubahwa reruntuhan kuno yang terletak di lepas pantai negara itu boleh jadi sisa-sisa terakhir reruntuhan kota Atlantis yang hilang.
Reruntuhan bangunan itu diduga peneliti sebagai pelabuhan penduduk Atlantis pada masanya. Beberapa waktu yang lalu para ahli berpikir struktur bangunan kuno tersebut dibangun bangsa Romawi atau Yunani.
Tetapi kini mereka tidak begitu yakin. Menurut para ilmuwan, sejarah reruntuhan itu dapat dimulai lebih awal, lebih dari 10 ribu tahun yang lalu.
Kata para ahli, lingkaran-lingkaran yang terendam air serta puing-puing batu yang tergeletak di pantai di Provinsi Cadiz, Andalusia mungkin pernah menjadi bagian dari pemukiman. Struktur melingkar ini ditemukan di daerah pesisir Taman Nasional Donana.
Taman nasional ini telah lama dianggap sebagai rumah yang dulunya merupakan Atlantis. Para sejarawan percaya daratan itu dulunya adalah laut menjorok ke dalam daratan berukuran raksasa.
Perusahaan penelitian
Merlin Burrows dari Inggris telah mempelajari citra satelit dari kedua wilayah tersebut, menganalisisnya bersama sumber-sumber kuno untuk menyelidiki hubungan dengan Atlantis. Hasilnya akan menjadi bagian dari karya dokumenter
Atlantica.
Tim Akers, seorang sejarawan maritim dengan Merlin Burrows, mengatakan para peneliti telah menemukan jejak semen kuno yang belum pernah terdeteksi sebelumnya di reruntuhan tersebut. Uji coba ini dan lainnya menunjukkan kesimpulan kota yang lama dianggap sebagai mitos, mungkin sebenarnya ada di luar Spanyol.
"Hasil tes membuktikan usia temuan lebih tua dari bangsa Romawi dan Yunani serta bangsa Atlantis lebih maju," kata sejarawan itu.
Michael Donnellan, pembuat film dokumenter dan produser
Atlantica, mengatakan syuting temuan itu "mengubah kehidupan". “Penemuan ini memukau dan menginspirasi. Saya tumbuh belajar tentang legenda Atlantis dan saya senang bisa merekam penemuannya.”
"Ini adalah contoh cemerlang tentang bagaimana peradaban awal yang rumit dan canggih itu," kata Donnellan.
Kisah penyebutan Kota Atlantis yang paling awal berasal dari tulisan filsuf Yunani Kuno Plato kembali ke 2.600 tahun yang lalu.
Pada 400 SM, Plato menulis bukan sejarah, tetapi
cerita Atlantis dalam dialognya,
Timaeus dan Critias, ditulis sekitar 330 SM. Menggambarkan runtuhnya bencana dari peradaban maritim yang tinggal di pulau yang telah menggunakan teknologi tinggi 9.000 tahun sebelum masa hidup Plato.
Ibu kota Atlantis digambarkan memiliki pilar pintu masuk besar, sebuah kuil untuk penyembahan Dewa Poseidon, daratan berbentuk lingkaran besar yang bisa dihuni, dan semua ini dilindungi oleh tembok pelabuhan yang sangat besar.
Dia mengatakan kota itu ada di suatu tempat di dekat Pilar Hercules, atau di Selat Gibraltar zaman modern. Menurut legenda, kota itu hancur dalam bencana besar seperti letusan gunung berapi atau tsunami dan membuatnya tenggelam di dalam air.
Inti dari klaim terbaru adalah penemuan reruntuhan yang diklaim para peneliti sebagai dinding pelabuhan legendaris di kota itu. Tim Merlin Burrows mengatakan, dimensinya sesuai dengan yang dijelaskan oleh Plato.
Plato menulis dinding pelabuhan berukuran “50 stadia” (7,85km) dan citra satelit menunjukkan apa yang diklaim Merlin Burrows adalah bukti yang masih terlihat saat ini dari bukit pasir di mana tembok besar tersebut dihancurkan gelombang air berukuran sangat tebal hingga 75 meter.
Tim juga mengklaim, analisis laboratorium material yang ditemukan di Spanyol menunjukkan bukti adanya jenis semen yang tidak terlihat sebelumnya.
"Patina (kerak) biru kehijauan telah ditemukan menutupi beberapa reruntuhan seperti yang telah ditunjukkan hasil pengujian adalah kombinasi logam kuno. Plato menjelaskan secara rinci patina pada bangunan dan struktur kota-kota dan kuil-kuil yang membentuk kompleks ini,” tambah Akers.
Dia juga mengungkapkan situs ini tergelar lebih dari 160km dari Atlantik ke Mediterania, dengan laut raksasa menjorok ke dalam 105km panjangnya, dengan pulau alami dan buatan manusia.
"Kompleks utama terdiri dari dua
platform multi-pulau individual yang berbeda. Dan masing-masing memiliki jarak seimbang dari yang lain sehingga siapa pun di pulau-pulau itu dapat melihat setiap pulau di kompleks. Ini unik, tidak ada tempat di dunia yang menyerupai ini, dan strukturnya sama persis dengan dimensi Plato tanpa penyimpangan. Ini benar-benar tepat," kata Akers.
Teori-teori lain menyatakan reruntuhan dibangun oleh budaya
Tartessian kuno, sebuah peradaban di barat daya semenanjung Iberia sebelum kedatangan para pemukim asing. Kandidat lain untuk lokasi Atlantis termasuk situs kuno di Kreta dan
Siprus modern.
Namun, sejumlah orang menampik penemuan-penemuan ini. Charles Orser dari New York State Museum di Albany salah satunya.
Ia mengatakan kepada
National Geographic, “Pilih saja satu titik di peta, dan seseorang pernah mengatakan bahwa Atlantis ada di sana. Setiap tempat yang bisa Anda bayangkan."