[ HT# 390 ]

Rumah sebagai tempat bernaungnya manusia kini kian beragam bentuk, ukuran, dan bahan pembuatannya. Salah satunya adalah atap rumah yang kini telah mengalami 'evolusi' bentuk dan bahan dasarnya. Dengan pertimbangan keawetan, lebih ringan dan mudah di dapat baik atap rumah dari genteng tanah liat dan seng mulai tergantikan. Namun atap berbahan dari seng memiliki kesan tersendiri. Seperti apa?

Sejujurnya ini adalah pengalaman saya sendiri, sewaktu saya yang saat itu masihlah bocah memiliki rumah tinggal sederhana beratapkan seng. Dan dikesempatan ini saya coba angkat menjadi tulisan yang mungkin saja bisa menjadi ispirasi lain pembaca disini. Setidaknya kids zaman now bisa membayangkan bagaimana kesannya memiliki rumah beratapkan seng.






Sengku Atapku 1



Suka bikin kaget kalau ada hewan lompat datang tiba-tiba. Satu hal yang seringkali memuat kita terkaget-laget adalah ketika suasana sedang tenang di dalam rumah tiba-tiba ada suara berisik di atap seng rumah. Suara seng memang amat khas apalagi ketika tengah malam. Suara kucing yang melompat atau melangkah menimbulkan fenomena imajinasi tersendiri di rumah. Dan yang paling membuat kesal bila tengah malam atau menjelang subuh adalah ketika kucing berkelahi berisiknya serasa kiamat 'sudah dekat'.


Sengku Atapku 2



Kalau hujan suaranya berisik tapi khas. Suara khas rintik hujan sangat khas jika rumah kita beratapkan seng dan pengalaman ini tidak akan di dapat oleh atap rumah masa kini. Bagaikan irama mengalun lambat dan tiba-tiba bertempokan cepat bisa kita rasakan, apalagi jika ditambah hembusan kencang dan suara seng yang terangkat oleh angin, semakin menambah suara kian ramai bak konser dadakan di atas atap rumah.


Sengku Atapku 3



Suhu ruangan cepat panas tapi cepat juga dingin. Karena memiliki bahan dasar besi dan tipis tentu seng sangat mudah beradaptasi dengan lingkungannya. Jika cuaca panas akan terasa panas begitu juga sebaliknya. Dengan segala kekurangan dan kelebihan bahan dari seng ini, dulu di kampung saya jenis atap rumah sempat membedakan kasta apakah rumah tersebut dimiliki oleh orang berduit banyak atau biasa saja.


Sengku Atapku 4



Lebih murah dari yang lain tapi lama-lama akan berkarat. Sebetulnya dibilang murah juga tidak, tapi masih lebih ekonomis dibanding jenis lainnya dibanding asbes, genteng keramik, dan lain sebagainya. Tentu saja, dibalik harga ada saja kekurangan dan kelebihannya, seng sendiri memiliki sifat korosi atau lama-kelamaan akan berkarat dan keropos, tentu saja kalau kondisinya sudah seperti ini atap rumah bisa saja bocor atau paling parah sampai berlubang besar, ringkih, dan membahayakan penghuni rumahnya.


Sengku Atapku 5



Bisa mudah mendeteksi kebocoran lewat karat atau ditembus cahaya di bagian yang berlubang. Ini sebetulnya bukanlah kelebihan atau keuntungan menggunakan atap rumah dari seng, hanya ketika seng sudah mulai berkarat, korosi biasanya rawan terhadap cuaca panas dan air. Jika air maka otomatis rumah kita akan lebih mudah bocor, sumber bocor dari atap seng cenderung lebih mudah di cari spotnya daripada asbes dan jenis atap lainnya.


Sengku Atapku 6



Tidak seberat atap dari genteng tapi rawan terbang terbawa angin dan praktis. Ya, ketebalan seng yang biasanya memiliki ukuran 0,3 mm hingga 1,2 mm tentu saja jadi lebih ringan dan rawan terbawa oleh angin. Jadi lebih praktis ketika pemasangan atap baru, atau penggantian bisa dilakukan lebih cepat dan menghemat tenaga dibanding atap dari genteng tanah liat dan lainnya.


Sengku Atapku 7



Multifungsi, Fleksibel bisa si tekuk dan potong. Karakter seng yang memiliki kelenturan ini otomatis bisa kita bentuk dan potong sesuai kebutuhan. Namun buat kamu yang tidak ingin repot membentuk sudut atau gelombang di pasaran sudah ada kok yang menjual lembaran seng model tekuk dengan ukuran standar dan siap di gunakan.










Copyright © 2016 - 2018 iskrim™
All Rights Reserved | Member of Thread Creator Gen. 1 - KASKUS

Sumur: Opini iskrim | Sotoshop : iskrim