Laki-laki dari jaman pra-sejarah adalah makhluk yang tergolong kuat dan pintar di dunia ini. Di jaman pra-sejarah dulu, laki-laki bertugas keluar rumah untuk memburu dan mencari makanan, hingga jaman kerajaan, laki-laki bertugas keluar rumah untuk mengangkat senjata. Sebetulnya laki-laki kodratnya seharusnya seperti itu, keluar rumah dan kembali membawa bahan makanan untuk keluarganya.
 
Namun di era abad ke 21, cowok dan cewek mulai memiliki hak yang sama. Kalau aktivis sekarang bilang, kesetaraan gender. Cowok dan cewek punya hak yang sama buat belajar, tau dunia luar, dan mengembangkan minat dan bakatnya. Bahkan banyak wanita hebat yang harus kita akui beberapa wanita lebih kuat dan pintar dari pria. Hal itu bisa terjadi karena yang terjadi, cewek belajar dan berevolusi, sedangkan cowok seperti stuck di tempat. Sebetulnya semua itu sudah kelihatan dari masa sekolah kita. Coba tarik kembali masa-masa kita SD dulu. Banyak cewek yang lebih rajin dan membuahkan prestasi yang baik di sekolah. Setidaknya kalau cewek itu gak punya kepintaran, mereka punya bakat di gambar, tari, nyanyi yang mereka kembangkan. Sedangkan cowok? Kerjaan mereka kalau gak keluar masuk ruang BP, main kejar-kejaran di lorong sekolah terus nabrak guru BP, dan masuklah mereka ke ruang BP.
 
Tapi semua yang gue kasih tau belum tentu benar. Tidak semua dari 264 juta warga Indonesia yang merupakan laki-laki dan perempuan mengalami hal yang sama. Gue buat contoh diatas ini dari pengalaman pribadi gue di SD dulu. Cuman yang pasti menurut gue ada satu unsur cowok yang akan selalu terlihat bodoh di banding cewek. Cinta.
 
Entah kenapa cowok itu emang bego aja kalau soal cinta. Dibandingkan dengan cewek yang notabene adalah makhluk yang pintar dan susah ditebak. Kata orang, jatuh cinta itu udah bego, kalau cowok lagi jatuh cinta, begonya jadi kuadrat. Kuadrat itu artinya dua kali (2x) buat yang nilai matematikanya jelek. 
 
Cowok kalau lagi deket sama cewek, kemungkinan besar yang pertama kali geer cowok. Apalagi yang jomblonya udah akut atau jomblo dari lahir. Buat para cowok, tidak semua cewek yang kalian sedang dekat mempunyai potensi menjadi pacar. Jangan berharap terlalu lebih dari cewek tersebut. Cewek itu emang seneng aja kalau ada yang merhatiin dia, tapi bukan berarti kalian itu tipe pacar mereka. Sebelum geer, intropeksi diri lah, atau seenggaknya ngaca dulu.
 
Buat para cewek, jangan memberikan kami harapan terlalu tinggi, terutama buat cewek-cewek yang gak peka. Kalau memang gak mau sama kita, kasih batasan, atau seenggaknya jaga jarak. Kalau memang kalian cuman anggep cowok itu sebagai kakak/sahabat deket lu, jangan sekali-kali kalian memberikan harapan atau ruang bagi cowok tersebut untuk berpikir “kayaknya cewek ini ada apa-apa deh sama gue”. Jangan. Jangan bikin pikiran para cowok jadi bego pangkat tiga. 
 
Cowok geer dan cewek gak peka adalah kombinasi paling buruk dalam sebuah hubungan. Cowok geer ngerasa cewek gak peka memperbolehkan dia untuk mendekati cewek gak peka, sedangkan cewek gak peka cuman ngerasa si cowok geer itu memang anaknya baik. Kemungkinan terbesar mereka bertahan dan baik-baik aja dalam hubungan pertemanan lumayan kecil. Ketika si cowok geer akhirnya memberanikan diri untuk menyatakan cintanya ke si cewek gak peka, yang akan terjadi di kemudian hari adalah hubungan mereka berdua menjadi renggang, si cowok geer kemungkinan akan jaga jarak, menghilang dari pertemanan, dan yang lebih ekstrimnya menghilang dari muka bumi. Engga, yang terakhir itu terlalu ekstrim.
 
Lalu bagaimana cara supaya si cowok geer gak jadi si cowok geer lagi? Memanage ekspektasi. Mungkin para cowok bakal bilang, “ah bullshit, mana bisa kita ngejaga perasaan”. Wahai para cowok, kalian dibekali logika yang lebih daripada cewek. Gunakan logika tersebut supaya ketika kalian sedang jatuh cinta, emosi kalian tidak mengambil alih otak kalian. Seimbangkan dengan logika yang kalian miliki. 50% emosi 50% logika.

Buat teman-teman yang mau ngikutin tulisan gue, bisa mampir ke blog gue, vincenttavalentino.blogspot.com