Pola asuh oleh orangtua sangat memengaruhi tumbuh kembang anak. Salah satu pola asuh yang bisa diterapkan oleh orangtua adalah positive parenting atau pengasuhan yang positif.

Psikolog Ajeng Raviando mengungkapkan, positive parenting merupakan pola asuh yang menyenangkan bagi orangtua dan anak.

"Positive parenting itu bagaimana orangtua bisa mendengar suara anak. Polanya ini sama-sama menyenangkan. Intinya ada komunikasi yang efektif antara orangtua dan anak," terang Ajeng di sela acara Nutrilon Royal "One Step Ahead" di Jakarta.

Positive parenting mengedepankan rasa kasih sayang terhadap anak, bukan dengan kekerasan. Dalam pola asuh ini, orangtua bisa menjadi teman bercerita bagi anak. Dengan begitu, anak menjadi tidak takut mengutarakan keinginannya kepada orangtua dan permasalahannya.

Ajeng mengatakan, salah satu manfaat menerapkan positive parenting adalah bisa mengembangkan potensi yang dimiliki anak. Misalnya, ada anak lebih suka sekolah musik, atau pun sekolah masak, dibanding kedokteran. Dengan mengetahui potensi anak, orangtua bisa memberikan dukungan penuh.

Dalam pola asuh positif ini, orangtua juga perlu memberikan penghargaan atas pencapaian anak. Tak hanya pencapaian dari nilai akademis, tetapi juga bisa dari perilaku baik anak.

Namun, lanjut Ajeng, positive parenting tetap menerapkan kedisiplinan dan mengajarkan anak mengenai konsekuensi yang dihadapi. Orangtua harus tahu tahap tumbuh kembang anak dan mengenal karakter anak.

"Di dalamnya ada role model orangtua. Orangtua jadi teladan. Tetap menerapkan disiplin dan konsisten. Ada penanaman nilai konsekuensi logis," terang Ajeng.

Salah satu contoh orangtua yang menerapkan positive parenting adalah Astrid Suryatenggara. Astrid mendukung penuh apa yang menjadi minat dan bakat sang anak, yaitu Revo (13) untuk menjadi koki. Revo yang merupakan Junior Masterchef Indonesia ini juga tak takut mengutarakan keinginannya menjadi koki kepada sang ibu.


sumber: kompas