Sebagai salah satu saksi bisu peradaban megalitikum di Indonesia, Situs Padang menyimpan misteri tersendiri. Terletak di kabupaten Cianjur, di antara rindangnya pepohonan dan alam pedesaan, situs ini menyimpan kisahnya sendiri.

Hingga saat ini, rumor mengenai negeri Atlantis yang ada di Indonesia masih tak kunjung menemui titik terang. Rumor itu berkembang dari waktu ke waktu, namun lambat laun membawa fakta-fakta baru yang menarik. Situs Padang adalah salah satunya. Terlebih, di kawasan ini banyak ditemukan peninggalan khas megalitikum atau periodebesar sebelum memasuki masa sejarah umat manusia.

Situs Gunung Padang pertama kali disebutkan dalam suatu laporan riset kepurbakalaan pada masa penjajahan Belanda. Tidak berhenti sampai di situ, keberadaan situs Gunung Padang juga dilaporkan dalam buletin dinas kepurbakalaan, Rapporten van de Oudheidkundige Dienst pada tahun 1914. Sejarawan Belanda, N.J.Krom turut menyinggung keberadaan situs megalitikum yang disinyalir lebih tua dan besar daripada piramida Mesir ini pada tahun 1949.

Setelah terkubur dalam ingatan dan catatan sejarah tiga puluh tahun lamanya, keberadaan situs megalitikum ini mulai terendus oleh warga lokal, tepatnya di tahun 1979. Hal ini dibuktikan dengan adanya kajian arkeologi, sejarah dan geologi oleh Pusat Arkenas yang merupakan penindaklanjutan laporan warga dan hasil observasi Kepala Seksi Kebudayaan Departemen Pendidikan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, R. Adang Suwanda.



 
Setelah penelitian dilakukan, pemerintah belum jua beranjak dari zona nyamanuntuk melakukan konservasi atau pemugaran situs. Parahnya, situs ini justru dibuka sebagai tempat wisata umum dan mengalami beberapa kerusakan artefak yang cukup memprihatinkan. Membludaknya jumlah pengunjung dan minimnya kesadaran untuk menjaga warisan budaya dari para wisatawan turut memperparah kondisi tersebut.

Meski telah dipasang berbagai rambu untuk mengingatkan pengunjung, hal itu tetap tidak mampu menekan risiko kerusakan situs. Terlebih, batu-batu megalitikum itu berserakan dan belum ditata sesuai tatanan. Minimnya dokumentasi sejarah, seperti gambaran situs Padang di masa lampau, hingga kondisi alam juga berkontribusi terhadap lambatnya penanganan konservasi situs.



 
Situs Gunung Padang yang terletak di Dusun Gunungpadang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat ini memiliki bentuk bangunan yang menyerupai punden berundak dengan luas area sekitar 3 hektar. Situs ini juga dikelilingi lembah yang cukup dalam dan sulit dijangkau. Diperkirakan, dahulu berdiri piramida raksasa di lembah ini, yang tinggi dan luasnya melebihi Piramida Mesir. Tidak heran apabila banyak rumor yang beredar bahwa Situs Gunung Padang adalah situs megalitikum tertua dan terbesar di dunia.

Jauh melewati lorong waktu, warga lokal menyebutkan bahwa situs ini merupakan salah satu bekas istana Prabu Siliwangi yang dibangun dalam waktu semalam. Rumor ini berhembus sebelum diadakannya penelitian soal situs Gunung Padang yang ternyata merupakan bukti artefak dari masa megalitikum. Hal ini juga turut membenarkan dugaan bahwa situs ini lebih tua dan besar daripada Borobudur.



 
Menanggapi berbagai hal seputar pengelolaan situs Gunung Padang, mulai dari pemanfaatan situs ini sebagai tempat wisata hingga rencana pemasangan fasilitas kereta gantung, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mulai mengambil langkah visioner. Melalui keterangan yang diunggahnya di laman Facebook, gubernur milenial ini mengutarakan rencana besar pemprov Jabar untuk mengelola situs Gunung Padang secara tegas mulai tahun ini.

“SITUS MEGALITIKUM GUNUNG PADANG di Kab Cianjur tahun depan akan ditata dan dikonservasi secara profesional oleh Pemprov Jabar, agar tidak semakin rusak atau terganggu oleh aktivitas wisatawan dan pedagang yang sembarangan. Situs ini menjadi bukti tingginya peradaban Sunda kuno di masa lalu yang harus dilestarikan secara baik. Semoga akan menjadi destinasi sejarah yang tertata secara maksimal seperti kawasan Candi Borobudur. #JABARJUARA”

Hingga saat ini, status gubernur Jabar ini telah mencapai like sebanyak 5,2 ribu dan dibagikan sebanyak 672 kali. Bagaimana tanggapanmu?