Ada banyak wilayah di Indonesia yang mungkin belum pernah kita dengar namanya atau belum pernah kita jelajahi. Atau mungkin lebih pas kalau kalimat sebelumnya diganti "belum pernah gue dengar dan belum pernah gue jelajahi" hehe. Lo pernah dengar tempat bernama Sepekong?

Gue pertama kali mendengar nama tempat ini beberapa waktu lalu di event press conference serial terbaru HBO Asia 'GRISSE'. Tempat ini jadi salah satu lokasi syuting untuk series yang mengisahkan tentang masa penjajahan Belanda di Gresik tersebut. Marthino Lio dan Adinia Wirasti yang menceritakan soal tempat ini dan menyebutnya sebagai lokasi paling "parah" sepanjang proses syuting GRISSE. Serial televisi besutan HBO Asia ini memang sebagian besar diproduksi di dalam studio yang ada di Batam bernama Infinite Studios. Mike Wiluwan sebagai showrunner sekaligus pemilik studio tersebut menyulap lokasinya menjadi Indonesia, khususnya Gresik atau Grisse, di abad 18. Tapi selain di studio, GRISSE juga melakukan pengambilan gambar di kawasan lain seperti Jawa Timur dan juga salah satunya Sepekong.

Karena gue belum pernah dengar sama sekali tentang tempat ini, gue pun mencoba untuk tahu lebih banyak lewat Google. Ya seperti yang orang-orang zaman sekarang lakukan ketika mereka tidak tahu tentang sesuatu. Tak banyak laman di internet yang menjelaskan tentang Sepekong. Laman Wikipediayang gue temukan pun tidak berbahasa Indonesia. But thank God for Google Translate, gue jadi bisa mengalihbahasakan laman tersebut ke bahasa Inggris untuk bisa dengan mudah mengerti isinya:

1. Bukit Sepekong terletak di Provinsi Kepulauan Riau tepatnya di Pulau Batam.
   
2. Puncak Bukit Sepekong adalah 83 meter di atas permukaan laut.
   
3. Medan bukitnya terbilang datar.
   
4. Kawasan tertinggi di dekat Bukit Sepekong adalah Pancur Biru Lestari II yang berada di ketinggian 500 meter di atas permukaan laut, sekitar 17 km di selatan Bukit Sepekong.
   
5. Kota Batam jaraknya 9 km dari Bikit Sepekong.
   

Informasi lain yang didapatkan dari laman Wikipedia tersebut adalah suhu rata-rata terhangat di Bukit Sepekong yang tertulis 27 derajat Celcius. Tapi rupanya Marthino Lio dan Adinia Wirasti enggak akan setuju dengan apa yang ditulis di laman tersebut. Soalnya menurut mereka, suhu udara di lokasi tersebut ketika syuting GRISSE adalah yang terparah sepanjang proses pengambilan gambar di Batam.

"OOOH!!! ITU THE BEST!!!" kata Asti, panggilan akrab Adinia Wirasti, ketika diwawancarai media belum lama ini soal Bukit Sepekong. Komentar itu diamini oleh Marthino Lio yang menambahkan kata "PARAH!!!" buat Bukit Sepekong.

Dalam GRISSE, Adinia Wirasti memerankan karakter utama bernama Kalia. Seorang perempuan yang sedang berjuang untuk kebebasan. Sementara Marthino Lio memerankan karakter bernama Maran yang pernah dijodohkan dengan Kalia dan kini menjadi pemimpin pemberontakan dari gubernur jahat bernama Daan di Grisse. Kembali ke Sepekong, keduanya menceritakan pengalaman syuting di sana dengan para aktor dan aktris lain yang beberapa di antaranya bukan berasal dari Indonesia. Sebut saja Toshiji Takeshima yang memerankan Ryuichi, Joanne Kam yang memerankan Chi, Tom de Jong yang memerankan Jenderal De Witt, Rick Paul van Mulligen yang memerankan Daan, dan Jimmy T yang memerankan Tanaka.

"Itu gokil! Kami, untuk orang Indonesia, yang terbiasa panas kan yaudah, tapi kalau bule-bule ini kan kasian. Mereka musti full kostum gitu. Kalau aku kan pakai kemben aja. Mereka jauh lebih rapi dari kami semua," kata Asti, mengomentari cuaca dan suhu di Sepekong yang benar-benar menyengat. 



"Sempat sampai dua hari berturut-turut di Sepekong panasnya 48 derajat. Di situ nggak ada rumput, langsung batu-batu gitu. Jadi kayaknya panasnya mantul, mantul, mantul, ya di situlah posisi kita di tengah-tengah. Jadinya kering banget!" kata Lio.

"Kering banget, ini adalah proses dan jadwal syuting yang sangat ribet dan set yang sangat complicated, but hey, we did it!" sambung Asti.

Selain tantangan Sepekong, overall kalau menurut kedua aktor dan aktris yang sebelumnya sudah pernah terlibat dalam satu produksi film 'Sultan Agung' tersebut, proses syuting GRISSE terbilang menyenangkan. Karena buat Lio, sebagai aktor mereka diberikan kebebasan tidak hanya untuk sekedar bagaimana menampilkan karakter yang diberikan kepada mereka atau mengatakan dialog-dialog mereka. Tapi lebih dari pada itu, mereka juga dibebaskan soal blocking. "Enaknya di proyek GRISSE ini, bukan kita yang ngikutin kamera, tapi kamera yang ngikutin kita. Jadi we make our own blocking. Kita bisa kasih solusi dan itu menarik," terang Lio.

Sementara Asti menyebutkan tantangan selama syuting sebenarnya merata dari semua sisi. Ya adegan berkelahi, ya adegan menembak, ya berdialog dalam Bahasa Inggris. Inilah yang perlu dibiasakan menurut Asti karena tidak mudah untuk melakukannya. Terlebih karena aslinya dia memang orang Indonesia.



"Capek bertengkar dalam bahasa Inggris karena itu bukan bahasa ibu kita. Sesuka itu pun kita ngomong Inggris tapi nggak gampang lho, doing dialogue in English. Kadang-kadang suka nge-lag," curhat Asti. Namun mengingat kebanyakan cast dalam GRISSE adalah orang yang bukan native English speaker, jadi ada kesempatan buat dia untuk sharing dengan mereka. Bagaimana enaknya ketika berdialog. Proses latihan dan reading dengan para pemain dilakukan Asti hampir setiap hari selama 60 hari syuting di Batam. 

Terkait Bahasa, mereka pun punya batasan-batasan dalam improvisasi. Seperti misalnya seperti diceritakan Lio, dalam dialog tidak boleh ada kata-kata yang pada tahun 1800-an itu belum ditemukan atau belum populer digunakan di Indonesia.

"Simple things kayak misalnya buat kita yang hidup zaman sekarang kan suka bilang 'oke', tapi 'oke' nggak ada waktu itu. Jadi kalau kesebut 'oke' (di dialog) langsung "CUT! ULANG! NGGAK ADA OK! NO OK! BACK THEN NO OK!" cerita Lio sambil menirukan cara berbicara sutradara.

Hihihi... seru juga ya ternyata proses syutingnya! Anyway, GRISSE tayang di HBO setiap hari Minggu pukul 20:00 WIB. Serial ini juga bisa diakses secara streaming di HBO GO dan akan tersedia di HBO On Demand.