the.commandosAvatar border
TS
the.commandos
Ustadz Abdul Somad Ungkap Ancaman Mengerikan Pelaku Riba, Sesuatu Tak Terduga Terjadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Ustadz Abdul Somad mendapat pertanyaan dalam tausiyahnya di Masjid Darul Akbar, Tarakan belum lama ini.

Sambil memegang kertas berisi pertanyaan, Ustadz asal Riau ini membaca satu di antara pertanyaan yang diajukan jamaah.

"Saya kerja di anak perusahaan bank konvensional, yang saya tanyakan apakah pekerjaan saya termasuk riba?," kata Ustadz Abdul Somad membacakan pertanyaan.

Menjawab hal itu, Ustadz Abdul Somad mengatakan, dirinya tak lagi sering diundang di bank konvensional. Karena setiap bicara bank, dirinya menyatakan riba.

Saat menyampaikan hal itu, tiba-tiba selembar kertas melayang dan jatuh. 

"Langsung pergi kertas," katanya seraya berjalan mengambil kertas tersebut. 

Ustadz Abdul Somad mengatakan, dulu dirinya selalu diundang di bank. Asal diundang di bank, dirinya ditanya hukum riba.

Ustadz, gimana hukum riba, (dijawab) haram. Lama-lama berhenti mereka ngundang saya," papar Ustadz Abdul Somad.

Alumnus Darul Hadits Maroko ini menyatakan, yang kita harapkan adalah bank daerah berubah menjadi bank syariah.

Menurutnya, apa yang disampaikannya itu menimbulkan pertanyaan. Apakah bisa bank daerah jadi bank syariah.

"Ini Ustadz Somad ngawur ini. Mana bisa bank daerah jadi bank syariah. Empat berobah. dua sudah, dua dalam proses. Pertama Bank Aceh Syariah, kedua Bank Nusa Tenggara barat Syariah, ketiga dalam proses Bank Nagari Sumatera Barat, yang keempat dalam proses, Bank Riau Kepri Syariah," katanya.

"Maka kalau berhasil, selamat satu provinsi. yang terjebak riba, akan dialihkan ke bank syariah insya Allah. Ini amal soleh, yang tidak akan putus setelah mati," papar Ustadz Abdul Somad.

Bayangkan kalau Bupati, yang punya saham setiap kabupaten, wali kota yang punya saham, bapak gubernur, pejabat-pejabat, merubah bank daerah menjadi bank syariah, mengalir pahalanya.

"Jabatan hanya lima tahun, paling lama 10 tahun, setelah itu selesai. Tapi ini akan tetap mengalir. Mau amal tetap mengalir?," kata Ustadz Abdul Somad.

Dirinya menyarankan, mereka yang terjebak riba, kalau bisa dipindah ke bank syariah.

Mereka yang sekarang punya tabungan di bank konvensional, alihkan ke bank syariah.

"Mereka yang terjebak, saya tak bisa pak ustadz, rumah ngontrak, anak sedang dalam kandungan, mobil motor kredit, makan ngap-ngap baong, apa boleh buat. Kau kerja saja dulu di sana, sementara dapat yang layak. Kita doakan saudara-saudara kita yang terjebak riba mudah-mudahan lepas dari riba insya Allah," ujarnya.

Pada kesempatan berbeda, Ustadz Abdul Somad menegaskan lima  ancaman orang yang makan riba.

Pertama, mereka yang makan riba akan bangkit dari kubur seperti orang kerasukan setan.

Kedua, doanya tidak dikabulkan Allah. "Kenapa doanya ditolak? Gara-gara makan haram. Jangan kasi anak anak kita makan riba, makan haram," ujarnya.

Ancaman ketiga, uang riba dimakan, setelah masuk ke mulut berubah menjadi darah. Darah itu mengalir di dalam tubuh.

"Setiap darah yang mengalir dari yang haram, tempatnya api neraka jahannam. Maka orang yang mengambil uang riba, dia suap ke mulut anaknya, dia sedang menyuapkan api nereka jahannam. Suami suapkan neraka ke mulut istri. Istri suapkan neraka ke mulut anak. Kita akan dituntut di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala," katanya.

Keempat, duit riba dibuat modal usaha. Dibuat modal ternak lele, buka bakso, sop tunjang.

"Jadi orang kaya, duitnya dibawa haji ke makkah. Sampeyan tidak dapat haji mabrur karena berangkat dengan uang haram. Allah tidak terima," papar Ustadz Somad. 

Artis-artis yang berangkat dari hasil buka aurat, preman-preman yang berangkat haji dari hasil mengambil harta fakir miskin, orang-orang dukun-dukun dengan cara pakai jin, pakai tuyul, maka ibadahnya tak diterima Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Ancaman yang kelima, Allah maha suci, tak menerima kecuali yang suci-suci saja.

Berinfaklah, berzakatlah, bersodaqohlah dari yang baik-baik saja, yang tidak baik tidak diterima Allah. 

"Riba itu 72 tangga. Anak tangga riba paling bawah, seperti orang berzina dengan ibu kandungnya sendiri. Jangan sampai kita makan riba. Satu keping uang dirham perak dari riba kalau kau makan, lebih kotor, lebih buruk dari 36 zina. zina kotor, najis, hina, lebih hebat lagi riba. Tapi orang sekarang tidak peduli, hantam saja. Oleh sebab itu hati-hati. Yang sudah makan riba, banyak banyak solat sunnat taubat. Sebelum solat taubat, mandi taubat. Mandinya seperti biasa. setelah itu solat sunat dua rakaat. Habis itu berdoa dan jangan diulang lagi," tegasnya.

http://pontianak.tribunnews.com/2018/11/06/ustadz-abdul-somad-ungkap-ancaman-mengerikan-pelaku-riba-sesuatu-tak-terduga-terjadi?page=3

Tenang pak kyai Maruf akan semakin menggalakan ekonomi syariah ya akhi..
0
8.7K
120
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.