naniharyono2018Avatar border
TS
naniharyono2018
Intel Dibalik Kasus Bendera Habib Rizieq, BIN : Menuduh Itu Paling Enak
Soal Kabar Ada Ulah Intel Dibalik Kasus Bendera Habib Rizieq, BIN : Menuduh Itu Paling Enak
Kamis, 8 November 2018 10:55 WIB


Pimpinan Front Pembela Islam, Habib Rizieq Shihab

TRIBBUNNEWS.COM -- FPI yang diwakili Slamet Ma'arif menyebut ada sebuah operasi yang menyebabkan kasus Habib Rizieq Shihab berbuntut panjang.
Slamet Ma'arif mengungkap bahwa ada upaya fitnah yang hendak diarahkan ke Habib Rizieq Shihab.

Diberitakan sebelumnya, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab sempat diamankan aparat kepolisian Arab Saudi pada 5 November 2018.

Habib Rizieq Shihab diamankan pihak kepolisian Mekkah terkait adanya bendera hitam yang dipasang di depan rumahnya.

Pihak kedutaan Besar RI untuk Arab Saudi langsung memastikan kabar penangkapan Habib Rizieq Shihab tersebut.

Habib Rizieq Shihab harus menjalani pemeriksaan selama lebih dari 24 jam oleh Kepolisian Arab Saudi.

Kini, Habib Rizieq Shihab telah dibebaskan oleh pihak Kepolisian Arab Saudi namun dengan menggunakan jaminan.

Meski sudah dibebaskan, pihak Habib Rizieq Shihab kabarnya akan terus menyelidiki kasus tersebut.

Dilansir dari tayangan Apa Kabar Indonesia Malam Tv One, Rabu (7/11/2018), Slamet Ma'arif mengungkap beberapa kejanggalan berkenaan dengan kasus bendera di rumah Habib Rizieq Shihab tersebut.

"Ada beberapa kejanggalan yang kita lihat dari kejadian itu. Termasuk pengambilan atau pencurian cctv di sekitar rumah Habib Rizieq sebelum kejadian," ujar anggota FPI.


Foto yang dikaitkan dengan kabar Habib Rizieq Shihab ditangkap di Arab Saudi (Twitter)

Lebih lanjut, Slamet Ma'arif juga mengatakan ada oknum yang memasang bendera tersebut di rumah Habib Rizieq.
Usai dipasang, ada pula pihak lain yang sudah siap mengambil gambar perihal pemasangan bendera tersebut di depan rumah Habib Rizieq.

"Kemudian ada seseorang yang memasang bendera kalimat tauhid di sekitar rumah Habib Rizieq. Lalu sudah disiapkan orang yang mengambil gambar ketika Habib keluar menemui pihak keamanan di sana dari jarak yang cukup jauh. Bisa dilihat dari foto yang beredar," sambungnya


Karenanya, pihak FPI pun akan melakukan pengkajian lebih teliti soal kasus tersebut.

Sebab menurut Slamet Ma'arif, ada sebuah operasi yang berniat ingin mengerjai Habib Rizieq di Arab Saudi.
"Kita sedang teliti betul. Kelihatannya memang ada upaya operasi yang kembali ngerjain Habib di sana," imbuh anggota FPI.

Mendengar tudingan soal adanya operasi yang mengarah pada ulah intel tersebut, pihak Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Purwanto buka suara.


Direktur Komunikasi dan Informasi BIN itu membantah adanya operasi intelijen dalam kasus bendera di rumah Habib Rizieq.
Pihak BIN justru heran dengan tudingan tersebut.


Meski begitu, pihak BIN memaklumi tudingan itu sebab menyalahkan suatu pihak atas satu perkara memang tindakan yang sering dilakukan.

"Ya itu tidak benar (ada operasi intelijen). Langsung tunjuk aja. Kalau memang ada operasi intelijen. Kalau lantas menuduh, paling enak. Menuduh intelijen itu paling enak. Karena mau membuang ke mana ? paling arahnya ke situ," jelas Wawan Purwanto.

Lebih lanjut, Wawan Purwanto juga menjelaskan tugas dari BIN itu apa.

Bagi BIN, melindungi segenap warga negara adalah tanggung jawab mereka, termasuk melindungi Habib Rizieq.

"Tujuan dari intelijen adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah, termasuk keselamatan Habib Rizieq ini," pungkas Wawan Purwanto.

Namun ketika ada tudingan bahwa kasus bendera Habib Rizieq itu adalah ulah intel, pihak BIN pun menanyakan soal bukti.

Sebab menurut Wawan Purwanto, pihak Habib Rizieq hanya menggumamkan asumsi soal adanya operasi intel tersebut.

"Kalau kita dituduh sebagai intelijen melakukan operasi-operasi tanpa ada bukti ini kan semuanya asumsi. Ini pendapat yang diotak-atik," lanjutnya.

5 Fakta Habib Rizieq Shihab Diamankan di Arab Saudi, Kronologi Hingga Dilaporkan Warga Soal Bendera

Selain itu, Wawan Purwanto pun mengatakan bahwa asumsi soal adanya operasi intel tersebut hanyalah kumpulan dari prakiraan.

Sedangkan bukti dan bahan penguat lainnya belum juga diketahui.

"Dia menyebut ada cctv yang hilang, tanpa mengatakan di mana letak cctv kan tidak. Ini kan prakiraan. Musti ada saksi. Ini digabung-gabungkan seolah-olah pembenaran," kata Wawan Purwanto.

Mendengar bantahan dari pihak BIN, anggota FPI, Slamet Ma'arif pun langsung membalasnya.

Ia berujar bahwa dugaan adanya operasi intelijen dibalik kasus bendera Habib Rizieq tersebut masih dianalisa.

Ia pun meminta kepada BIN untuk mengungkap kasus 'fitnah' yang dialamatkan pada Habib Rizieq.

Mengingat tugas BIN sendiri yang tadi disebutkan bahwa akan melindungi Habib Rizieq.

"Iya kan tadi kita menganalisa. Dengan indikasi yang ada bahwa ada sebuah operasi. Kalau memang BIN ingin melindungi Habib Rizieq sekarang waktunya BIN ungkap siapa yang melepas cctv, siapa yang pasang bendera tauhid, siapa yang ambil gambar dari jauh, siapa yang bikin berita ?" pinta Slamet Ma'arif.

Mendengar permintaan tersebut, pihak BIN pun langsung menjawabnya.

Menurut Wawan Purwanto, kasus bendera yang menimpa Habib Rizieq akan ditangani oleh pihak Arab Saudi.

Sebab hal tersebut kewenangan dari pemerintahan Arab Saudi.

"Jadi kalau operasi intelijen di luar negeri, sampai ketahuan di negara yang bersangkutan, itu bisa dideportasi dia. Itu pelanggaran. Jadi tidak boleh ada seperti itu. Pengungkapan itu adalah kewenangan dari pemerintah Arab Saudi," imbuh pihak BIN.
http://www.tribunnews.com/nasional/2018/11/08/soal-kabar-ada-ulah-intel-dibalik-kasus-bendera-habib-rizieq-bin-menuduh-itu-paling-enak

Fadli Zon Sebut Bendera di Rumah Habib Rizieq Kerjaan Intel, Yunarto Wijaya Sindir Soal Drama
Kamis, 8 November 2018 08:16

Yunarto Wijaya, Fadli Zon, Habib Rizieq Shihab 

Fadli Zon berpendapat bendera di kediaman Habib Rizieq Shihab merupakan fitnah

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Mulai dari Fadli Zon hingga Fahri Hamzah mulai menanggapi soal Habib Rizieq Shihab ditangkap karena bendera di rumahnya.

Bahkan, Fadli Zon menganggap bahwa Habib Rizieq Shihab ditangkap karena bendera di rumahnya merupakan sebauh fitnah.

Fadli Zon menulis, bisa saja ada orang yang secara sengaja memasang bendera tersebut di rumah Habib Rizieq Shihab.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan, bahwa Habib Rizieq Shihab ditangkap atas dasar laporan warga Arab Saudi yang melihat bendera di rumahnya.

"Dari hasil penelusuran diperoleh konfirmasi bahwa MRS sedang dimintai keterangan oleh aparat keamanan Arab Saudi di Makkah, atas dasar laporan warga negara Saudi yang melihat bendera yang diduga mirip dengan bendera ISIS terpasang di depan rumah MRS di Mekkah," ujar Arrmanatha dikutip dari Kompas.com.

Arrmanatha menerima laporan Habib Rizieq Shihab ditangkap pada Senin (5/11/2018).

Pun demikian Fadli Zon yang mengaku mendapat pengaduan dari keluarga Habib Rizieq Shihab.
Fadli Zon menulis pendapatnya soal Habib Rizieq Shihab ditangkap karena bendera melalui akun Twitternya yang terverifikasi.

Fadli Zon menganggap bahwa penangkapan terhadap Habib Rizieq Shihab merupakan kerjaan dari 'intel'.

Yunarto Wijaya menulis bahwa ada pihak yang merasa dizolimi atas penangkapan Habib Rizieq Shihab.

"Ada yg lg bikin drama terdzolimi lagi nih...."

Yunarto Wijaya juga menulis bahwa yang menangkap Habib Rizieq Shihab Pemerintahan Arab Saudi, namun Pemerintah Indonesia ikut terkena imbasnya.

"Yang nahan pemerintahan arab saudi, yang disalahin tetep pemerintahan indonesia...
Nah tapi yg kaya gini gak masuk kategori 'dun*u' nih menurut maha benar @rockygerung ..." tulis Yunarto Wijaya.
http://bogor.tribunnews.com/2018/11/...l-drama?page=3

BIN Siap Bantu Habib Rizieq soal Kasus Bendera Tauhid di Saud
Kamis 08 November 2018, 22:00 WIB

Ilustrasi Habib Rizieq (Ilustrator: Edi Wahyono/detikcom)

Jakarta - Meski sempat dituding sebagai pihak berada di balik penahanan Habib Rizieq Syihab di Arab Saudi, namun Badan Intelijen Negara (BIN) menyatakan tak menaruh dendam. Bahkan BIN siap membantu Rizieq menghadapi masalah di Saudi, termasuk dalam kasus bendera tauhid yang mengakibatkan Rizieq ditahan 28 jam.

"BIN selalu siap membantu HRS, sebagaimana Kedubes RI juga siap membantu jika HRS dalam kesulitan, termasuk memberikan jaminan atas pelepasan HRS," kata juru bicara Kepala BIN, Wawan Hari Purwanto, dalam keterangan pers tertulisnya, Kamis (8/11/2018).

Setelah ditahan dan diperiksa intelijen Saudi, tepatnya pada Selasa (6/11) pukul 20.00 WIB kemarin, Rizieq telah dikeluarkan dari tahanan kepolisian Mekah. Rizieq dilepas dengan jaminan, meski belum jelas betul jaminan apa yang dimaksud. 

Baca juga: Dituduh Rekayasa Penangkapan Habib Rizeq, BIN: Itu Hoax

BIN dituding Rizieq berperan merekayasa kondisi sedemikian rupa sehingga Rizieq diperiksa dan ditahan aparat Saudi. Rizieq ditahan karena ada laporan warga terkait bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid di tembok belakang kediaman Rizieq di Mekah. BIN menegaskan tidak terlibat dalam penangkapan Rizieq di Saudi.

"BIN justru menghendaki agar masalah cepat selesai dan tuntas, sehingga tidak berkepanjangan dan berakibat pada berkembangnya masalah baru, apalagi di luar negeri, dimana sistem hukum dan pemerintahannya berbeda," kata Wawan.

Dijelaskan Wawan, BIN bertugas melindungi semua warga Indonesia, termasuk Rizieq. BIN tidak menganggap Rizieq sebagai musuh. Terkait posisi politik Rizieq yang berseberangan dengan pemerintah, BIN tak masalah dengan hal itu.

Baca juga: BIN Bantah Kontrak Rumah dekat Kediaman Rizieq dan Ambil CCTV

"BIN tidak pernah mempermasalahkan aliansi politik HRS. Itu hak seseorang dan sah-sah saja. BIN ingin agar anak bangsa ini tidak terpecah karena beda pandangan. Perbedaan adalah memperkaya khasanah kebangsaan dan bukan alasan untuk terpecah," tutur Wawan.

BIN tak mengenal istilah kriminalisasi. "Tidak benar ada dendam politik. BIN adalah lembaga negara yang tetap ada meskipun silih berganti kepemimpinan nasionalnya, dan berkewajiban menjaga agar program pembangunan berjalan lancar demi kesejahteraan rakyat," kata dia.

https://news.detik.com/berita/d-4293730/bin-siap-bantu-habib-rizieq-soal-kasus-bendera-tauhid-di-saudi?tag_from=wp_nhl_judul_9&_ga=2.204408848.1460416535.1541150767-912962638.1541150767

-------------------------

Bisa saja itu memang pekerjaan intelejen, hanya saja institusi intelejen yang mana? Asing atau lokal dalam negeri? Tentu ada banyak lembaga intelejen yang sedang bermain di tahun politik dan menjelang Pemilu dan Pilpres tahun 2019 yad itu. Itu suatu fakta yang sulit kita bantah semua bahwa banyak intel asing yang beroperasi di negeri kita ini, seperti yang pernah diutarakan oleh seorang mantan pejabat intelejen Indonesia di masa lalu. 

Tiap Kedubes Asing itu pada intinya adalah markas intel negeri asing di tiap negara yang mereka hadir disitu. Belum lagi kehadiran institusi intelejen negara asing yang besar dari negara-negara besar dari seluruh dunia, yang  semua orang juga tahu bahwa SINGAPORE itu markas utama mereka di Asia Tenggara. Dan jarak Singapore ke Jakarta itu hanya butuh waktu kurang dari 2 jam terbang saja! Bahkan tidak menutup kemungkinan organisasi teroris semacam ISIS atau JI atau Al-Qaeda, juga termasuk organisasi kejahatan mafia kelas Dunia semacam Yakuza atau Trinidad serta kartel Narkoba internasional, juga memiliki perwakilan intelejennya di negeri kita ini

Belum lagi unit intelejen yang dimiliki oleh berbagai instansi Negara dan Swasta yang ada di dalam negeri. Bukan hanya BIN saja yang resmi punya lembaga intelejen di negeri ini. TNI, Polri, Kejaksaan, Kemenlu, Kemendagri, bahkan tiap Pemrov dan Pemkab/Pemkot pun pasti punya lembaga intelnya sendiri. Swasta Besar juga sama saja, pasti punyalah, minimal untuk kegiatan intelejen industri mereka. Parpol juga jelas punya. Bahkan  saya yakin, Timses Capres yang maju Pilpres pun pasti memilikinya. 

Jadi memang sulit untuk menunjuk hidung sebuah unit intelejen A atau B yang bermain dalam mempengaruhi opini masyarakat kita saat ini, misalnya dengan menuduh itu pekerjaan BIN. Bagaimana kalau itu ternyata pekerjaan intelejen asing? Bagaimana bila itu kerjaan intelejen MNC atau Konglomerat yang ada disini? Semua kemungkinan bisa saja terjadi, bukan? 

Yang penting, kita sebagai anak bangsa jangan mudah di adu domba oleh mereka. Polltik 'devide et impera' peninggalan VOC dan Belanda dulu, masih saja efektif untuk memecah belah persatuan di negara ini. Itu yang perlu kita sadari semuanya! 

emoticon-Sorry
Diubah oleh naniharyono2018 08-11-2018 23:50
mionggarong
mionggarong memberi reputasi
0
11.1K
118
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.