Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim pun salut dengan keberhasilan Indonesia yang berada pada kondisi yang baik dalam menangani permasalahan stunting. Itu semua karena keberhasilan program Dana Desa. "Saya kagum dengan upaya yang dilakukan dalam upaya mengatasi masalah stunting ini," ungkap Kim.
Menurut Presiden Bank Dunia, banyak negara ingin meniru program dana desa Indonesia. Hal tersebut pernah disampaikan langsung saat kunjungan Presiden World Bank atau Bank Dunia Jim Yong Kim ke sejumlah lokasi di Bali.
"Ini yang namanya dana desa, negara lain mulai meniru kita. Bank Dunia mengatakan banyak negara yang ingin meniru dana desa. Banyak sekali yang ingin melihat caranya seperti apa, transfernya seperti apa, penggunaannya seperti apa," tutur Jokowi.
Bahkan Bank Dunia menurunkan tim khusus ke daerah-daerah untuk mempelajari secara khusus tentang dana desa. Seperti pernah dilakukan Task Team Leader Village Service World Bank yang diketuai Christopher Finch saat melakukan pertemuan dengan Wakil Gubernur Aceh, Nova Iriansyah bersama Jajaran Satuan Kerja Perangkat Aceh untuk membahas pengelolaan dana Desa di Aceh.
Christopher Finch menyampaikan, Pemerintah Indonesia dan Aceh memiliki pengalaman yang lebih baik terhadap pengelolaan dana desa, tetapi banyak permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan dana desa.
“Kami menyadari bahwa dalam pengelolaan dana desa ini terdapat berbagai tantangan yang dihadapi oleh pemerintahaan desa, kecamatan, kabupaten bahkan provinsi,” kata Christopher.
Menurut Christopher, kesuksesan pengelolaan dana desa sangat bergantung pada kapasitas aparatur, keterlibatan masyarakat, insentif terhadap aparatur desa dan aspek kontrol terhadap dana desa yang disalurkan.
Untuk itu, lanjut Christopher, Tim dari World Bank ingin mempelajari bagaimana pengelolaan dana desa selama ini dilakukan di Aceh. Tim tersebut juga ingin membantu agar pengelolaan dana desa sesuai dengan aturan yang berlaku dan memberikan dampak terhadap seluruh aspek kehidupan masyarakat.
Spoiler for Sumber Berita:
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan para kepala desa dan pendamping desa di Banten. Pada kesempatan itu Jokowi meminta agar penggunaan Dana Desa berinovasi untuk pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Jokowi juga menyatakan banyak negara ingin meniru konsep Dana Desa.
Acara yang dihadiri Jokowi tersebut yakni Sosialisasi Prioritas Penggunaan Dana Desa 2019 dan Evaluasi Kebijakan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Banten. Acara berlangsung di Lapangan Froggy, Kawasan Foresta Business, Kabupaten Tangerang, Minggu (4/11/2018). Acara ini dihadiri oleh para kepala desa, pendamping desa, pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), kader posyandu, guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), LPM kabupaten, serta anggota Badan Permusyawaratan Desa.
Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan Program Dana Desa yang telah dijalankan oleh pemerintah selama 4 tahun merupakan bentuk perhatian pemerintah kepada desa. Hingga sudah Rp 187 triliun digelontorkan pemerintah untuk pembangunan desa di seluruh Tanah Air.
"Saat ini dana desa sudah empat tahun kita jalankan. Total Rp 187 triliun. Ditambah lagi tahun depan Rp 70 triliun. Apa artinya? Artinya pemerintah memberi perhatian sangat besar kepada desa," kata Jokowi.
Dengan adanya Dana Desa, kata Jokowi, angka kemiskinan di desa menurun dua kali lipat dibandingkan di kota. Setidaknya 1,2 juta penduduk di desa sudah berhasil dientaskan dari kemiskinan.
"Stunting juga turun dari 37 persen jadi 30 persen. Ini penurunan sangat tajam," katanya.
Jokowi juga memaparkan beberapa penggunaan Dana Desa yang telah berjalan. Dari segi infrastruktur, sekira 95.000 kilometer jalan desa telah dibangun di 74.000 desa yang tersebar di seluruh Tanah Air.
Selain itu, jembatan yang dibangun sebanyak 914. Sejumlah 22.000 KK juga telah mendapat akses air. Selain itu ada juga tambahan perahu kecil sebanyak 2.200 perahu. PAUD yang dibangun 14.000 unit, Polindes sebanyak 4.100 unit, dan pasar desa sebanyak 3.100 unit.
"Kenapa saya katakan ini? Setiap saya ke daerah, saya cek betul progresnya seperti apa," ujarnya.
Untuk itu, Jokowi mengajak semua pihak terutama para pendamping desa untuk terus mendampingi dana desa ini sehingga penggunaannya tepat sasaran dan memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat yang ada di desa.
"Ini yang namanya dana desa, negara lain mulai meniru kita. Bank Dunia mengatakan banyak negara yang ingin meniru dana desa. Banyak sekali yang ingin melihat caranya seperti apa, transfernya seperti apa, penggunaannya seperti apa," tutur dia.
Jokowi juga mengatakan, ke depannya dia ingin agar Dana Desa pemanfaatannya mulai digeser ke pemberdayaan ekonomi rakyat di desa dan inovasi desa. "Kalau bisa untuk pemberdayaan ekonomi Pak Menteri, kerja samalah dengan pabrik-pabrik, industri, dan perusahaan sehingga produksi di desa bisa terserap," ucap dia.
Jokowi berharap desa-desa bisa memunculkan potensi wisata yang dimilikinya. "Hal-hal inovasi seperti ini saya lihat di Banten miliki potensi yang bisa dikembangkan," ujar Jokowi.
Terkait dengan permintaan Jokowi agar Dana Desa berinovasi, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo menegaskan hal itu sedang dilakukan pihaknya. "Pemerintah melakukan inovasi Dana Desa," katanya usai acara.
Dia juga mengatakan, saat ini pihaknya menggalakkan Program Inovasi Desa (PID). Program ini telah menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan angka kemiskinan di desa-desa. Bahkan menurutnya, penurunan kemiskinan di desa lebih tinggi daripada di kota.
"Model PID ternyata sukses menurunkan jumlah angka kemiskinan yang cukup signifikan di Indonesia, terutama di desa. Apalagi, telah mencapai single digit yakni 9,82%. Yang lebih membanggakan, penurunan kemiskinan di desa itu dua kali lipat lebih besar dibandingkan di kota," kata Eko.
(jor/bag)