JANGAN lupakan Kali Sentiong. Peringatan itu dilontarkan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi ketika menggelar rapat bersama Dinas Sumber Daya Air, kemarin.

Dia meminta waring atau ja-ring yang menutupi permukaan kali yang sering disebut Kali Item itu segera dibuka. Berbarengan dengan itu, Pemprov DKI harus melakukan normalisasi di sungai tersebut.

"Saya meminta agar kali tersebut segera dinormalisasi. Bau tidak sedap di Kali Sentiong disebabkan sedimentasi lumpur. Selain bau, saat musim penghujan, kali tidak mampu menampung alir air hujan," tegasnya.

Ia yakin jika sudah dinormalisasi, bau tidak sedap akan hilang.

Selain soal bau di Kali Sentiong, Pras mengeluhkan volume sampah di Kanal Banjir Barat, di depan Mal Season City, Tambora, Jakarta Barat, yang terus meningkat. Sampah-sampah itu berasal dari wilayah selatan menuju utara setelah melintasi 13 sungai yang membelah Ibu Kota.

Di lokasi, sejumlah petugas Badan Air DKI Jakarta sejak pagi hingga siang terus mengangkut timbunan sampah kayu dan plastik dari kali. Volume sampah meningkat saat hujan lebat. Pada hari biasa, volume sampah mencapai 5 truk dan saat hujan meningkat jadi 10 truk.

Di Sungai Cideng, yang mengalir di wilayah Jalan Cideng Barat, Jakarta Barat, aliran sungai lebih sepi dari sampah. Petugas badan air terus menerus menaikkan sampah dari aliran kali.

Namun, seperti diungkapkan Supri, pedagang minuman di lokasi, bau menyengat dari sungai terus tercium sepanjang hari. "Setiap hari, setiap jam, tidak ada yang berubah. Meski tidak ada sampah yang menumpuk di sungai, baunya terus menyebar."

Yanti, pedagang lain, menduga bau itu berasal dari tumpukan lumpur di dasar sungai. "Kami berharap lumpur dikeruk sehingga kali bersih dan tidak bau lagi."

http://m.mediaindonesia.com/read/det...segera-dikeruk

Kerjo nis,ojo kung retorika aja